Konten dari Pengguna

Cegah Computer Vision Syndrome saat Work From Home dengan Teknik Pomodoro

Arsy Cakra A
An undergraduate student from the University of Indonesia who always seeks anything related to health promotion and marketing strategy.
30 Desember 2020 14:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arsy Cakra A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus positif virus Corona atau COVID-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3) dan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari ke hari. Hingga per tanggal 29 Desember 2020, jumlah total kasus virus corona COVID-19 adalah 727.122, sembuh 596.783, dan meninggal 21.703 (health.detik.com).
ADVERTISEMENT
Dampak yang ditimbulkan dari virus ini tidak hanya dari sisi kesehatan namun sudah lintas sektoral seperti perekonomian, bisnis, sosial kemasyarakatan, lingkungan bahkan seluruh aktivitas kerja di luar rumah -pun ikut terpengaruh dari adanya virus ini. Berbagai macam langkah dan upaya telah dilakukan pemerintah dalam menangani dan menghadapi virus corona atau COVID-19. Beberapa instansi pemerintahan dan perkantoran swasta di Jakarta pun mengeluarkan berbagai himbauhan agar kegiatan perkantoran tetap berjalan. Salah satu himbauan kepada para karyawan dan seluruh masyarakat untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) & work from home. Melansir dari South China Morning Post, Senin (20/4/2020), Hong Kong adalah salah satu kota yang pertama menerapkan kebijakan work from home untuk menekan penyeberan virus corona.
ADVERTISEMENT
Work from home merupakan konsep kerja bagi karyawan dengan melakukan pekerjaan di rumah. Konsep work from home dapat dikatakan bukan hal yang baru dikarenakan work from home sudah tercipta sebelum revolusi industri dan muncul lagi dengan pendekatan lebih canggih, yaitu era revolusi industri 4.0. Era yang menggambarkan mesin dan teknologi canggih dengan konsep otomatisasi sudah diandalkan dalam proses produksi barang serta segala pemenuhan kebutuhan melalui digitalisasi. Namun tidak dapat dipungkiri terdapat dampak positif dan negative dari diberlakukannya WFH ini, terutama yang berkaitan dengan produktivitas dan hasil kerja karyawan. Waktu kerja yang bertambah tentunya membuat durasi melihat layar gadget menjadi lama, sehingga dapat berefek buruk pada pengelihatan, salah satunya Computer Vision Syndrome (CVS).
ADVERTISEMENT
Menurut American Optometric Association (AOA), Computer Vision Syndrome atau Sindrom Visi Komputer (CVS) merupakan masalah yang kompleks dari mata dan visi/penglihatan yang terkait dengan penggunaan komputer. Pada umumnya computer vision syndrome menunjukkan gejala seperti ketegangan mata, sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering, sakit leher dan bahu. Pada awalnya, computer vision syndrome mungkin hanya bersifat sementara, namun jika dibiarkan berlarut-larut akan berefek permanen. Berkurangnya elastisitas otot mata dapat menjadi efek jangka panjang computer vision syndrome. Agar tidak terkena computer vision syndrome, berbagai cara pencegahan bisa dilakukan seperti membuatjarak antara layar dengan mata 40 – 60 cm dan atur kontras pada layar yang sesuai dan nyaman dengan mata. Salah satu tindakan pencegahan lainnya adalah mengistirahatkan mata secara berkala dengan menerapkan teknik pomodoro.
ADVERTISEMENT
cdn.lifehack.org/pomodoro-technique
Pomodoro adalah sebuah teknik dengan fokus pada time management yang diciptakan oleh Francesco Cirillo pada awal 90-an. Pomodoro berasal dari kata Italia yang berarti tomat yang terinspirasi dari alarm dapur milik Francesco Cirillo. Teknik ini dilakukan hanya dengan menggunakan, timer atau jam untuk membagi waktu kerja menjadi interval, yang bernama “jendela kerja” selama 25 menit. Setelah 25 menit, “jendela kerja” ini berakhir dilanjutkan dengan waktu istirahat selama 5 menit. Teknik pomodoro ini sebenarnya hadir sebagai teknik belajar untuk membiasakan otak agar tetap fokus dalam mengerjakan satu hal. Dan disaat istirahat lah, mata juga ikut istirahat agar tidak terkena CVS.
Dengan memberikan ruang di sela waktu kerja akan membuat mata menjadi tidak mudah kering dan lelah. Sebaiknya, saat mata beristirahat dapat diisi dengan melihat area di sekitarnya, terutama yang berwarna hijau karena warna hijau memberi rasa nyaman dan tidak memantulkan cahaya berbahaya seperti ultraviolet. Bisa juga melakukan peregangan mata dengan melihat ke atas, bawah, kiri dan kanan dan juga berkedip. Dengan teknik pomodoro ini, diharapkan mata memiliki jeda waktu untuk beristirahat karena seharian melihat layar dalam jangka waktu yang cukup lama, selain belum ada kepastian kapan wabah COVID-19 ini akan berakhir. Selamat mencoba teknik pomodoro ini!!
ADVERTISEMENT