Konten dari Pengguna

Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial dalam Konteks Kejahatan

Hilal Arasy Alpapa
Mahasiswa Universitas Pamulang
23 November 2024 22:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilal Arasy Alpapa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
src: https://www.shutterstock.com/image-vector/warning-against-malware-viruses-phishing-other-2487323153
zoom-in-whitePerbesar
src: https://www.shutterstock.com/image-vector/warning-against-malware-viruses-phishing-other-2487323153
ADVERTISEMENT
Dahulu, seperti yang kemudian disampaikan secara lisan oleh Darwo, media sosial merupakan fasilitas publik yang sudah melekat dalam kehidupan modern. Aplikasi kelas kakap semacam Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok mendekatkan masyarakat dari segala penjuru dunia dengan berbagai cara: informasi dan komunikasi bisa berlangsung lebih cepat. Namun, di antara dampak positifnya, ada pula dampak negatif dari penggunaan media sosial, terutama dalam konteks kejahatan. Kejahatan mulai dari hal yang paling sederhana, penipuan, hingga pelecehan lebih mudah dilakukan dengan media ini dan memberikan dampak yang tidak baik bagi keamanan dan kesejahteraan warga. Artikel ini akan mengulas dampak negatif penggunaan media sosial dalam konteks kejahatan, jenis kejahatan yang umum terjadi faktor-faktornya dan cara pencegahannya.
ADVERTISEMENT
Media sosial membuka banyak peluang baru, bahkan bagi para pelaku kejahatan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, media sosial semakin menjadi medium yang digunakan dalam berbagai modus kejahatan. Media sosial tidak hanya digunakan sebagai ajang bagi warga untuk membagikan informasi, tetapi juga digunakan oleh pelaku kejahatan untuk merencanakan, merekrut, atau bahkan eksekusi dari berbagai aksi kriminal.
Media sosial memberikan akses pada berbagai informasi personal yang bisa dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab. Pengguna seringkali membagikan data pribadi seperti lokasi, status hubungan, pekerjaan, hingga kebiasaan sehari-hari, dalam kesadaran yang tidak disadari memberikan peluang pada pelaku kriminal untuk menyusun strategi. Media sosial juga memfasilitasi interaksi antara kriminal dengan korban secara virtual tanpa perlu tatap muka, yang kemudian memudahkan kriminal melakukan aksi terlarang mereka seperti penipuan, pemerasan, maupun penyebaran berita palsu.
ADVERTISEMENT
Penipuan merupakan salah satu dari jenis kejahatan yang sering dilakukan melalui media sosial. Dengan kemudahan dan keterjangkauan media sosial saat ini, kejahatan satu ini lebih mudah untuk dilakukan. Modusnya sangat bervariasi, mulai dari tawaran investasi palsu, undian berhadiah, hingga toko online fiktif yang menjual produk murah. Penipuan ini biasanya memanfaatkan sifat impulsif atau kurangnya informasi dari pengguna untuk meraup keuntungan.
Anonimitas yang ditawarkan oleh media sosial membuat seseorang dapat menyembunyikan identitasnya secara asli. Masa Budaya kriminal pun terfasilitasi karena kelakuan kriminal dapat lebih aman dan sulit untuk dilacak. Sifat pseudonimitas atau penggunaan identitas palsu memudahkan pelaku kejahatan tanpa takut ketahuan atau tertangkap. Di sisi lain, pada media sosial, kurangnya regulasi dan verifikasi dalam membuat akun membuat media ini menjadi sarang kejahatan.
ADVERTISEMENT
Kejahatan melalui media sosial tidak hanya memberikan kerugian secara materi, tetapi memengaruhi kondisi psikologis dan sosial terhadap korban. Tahapan dampak ini sangat serius dan kadang butuh waktu yang tidak sebentar untuk proses recovery.
Pada umumnya, korban kejahatan di media sosial sering mengalami tekanan mental, stres, dan trauma. Dalam kasus penipuan atau penyebaran informasi palsu, korban mungkin merasa malu dan kehilangan rasa percaya diri. Bahkan pada beberapa kasus yang lebih parah, korban mengalami depresi atau gangguan kecemasan yang karenanya membutuhkan bantuan profesional. Dampak psikologis ini dapat mempengaruhi kualitas hidup korban pada jangka panjang.
Pemerintah memiliki peran penting melindungi masyarakat dari dampak negatif media sosial melalui regulasi dan hukum yang ketat. Regulasi yang tepat, seperti verifikasi identitas pengguna, pemantauan konten ilegal, dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan bisa membantu mengurangi risiko kejahatan di media sosial. Di samping itu, edukasi kepada masyarakat tentang risiko dan bahaya media sosial perlu digalakkan agar mereka lebih waspada dalam berinteraksi di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Karena adanya media sosial, timbul beberapa masalah baru yang berkaitan dengan keamanan dan kriminalitas. Melalui media ini, tindakan kriminal lebih mudah dilakukan dan berdampak sangat merugikan. Oleh karena itu, media sosial sering digunakan sebagai ajang kejahatan karena anonymity dan kemudahan dalam mengakses data pribadi. Untuk itu, diperlukan peran aktif pemerintah, pihak berwenang, dan kesadaran pengguna dalam melawan kejahatan di dunia maya. Meningkatnya regulasi-edukasi masyarakat, implementasi teknologi keamanan siber yang lebih baik diharapkan mampu mengurangi dampak negatif pengguna media sosial. Akan tetapi media sosial ini bisa pula bermanfaat bagi penggunanya jika tau cara menggunakan media sosial dengan bijak.