Artificial Intelligence, Membantu atau Menggantikan Manusia?

Arsyi Farinia
kumparan Buddies - Binus University
Konten dari Pengguna
27 Desember 2022 18:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arsyi Farinia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
AI R&D Center di Kampus Anggrek, BINUS University. Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
AI R&D Center di Kampus Anggrek, BINUS University. Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Belakangan ini fenomena tren foto menggunakan teknologi artificial intelligence ramai menjadi perbincangan orang-orang di jagat sosial media. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan viralnya postingan orang-orang yang mengedit foto mereka dengan teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagi yang masih merasa asing dengan teknologi ini, artificial intelligence atau biasa disingkat AI, merupakan pengembangan dalam sistem komputer sehingga membuatnya dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, misalnya seperti pengenalan suara, pengambilan keputusan, penerjemah bahasa, dan yang akan dibahas lebih jauh di sini yaitu persepsi visual. Oleh karena itu, AI biasa disebut juga sebagai kecerdasan buatan.
Bagi mahasiswa jurusan teknik informatika atau jurusan komputer lainnya, mungkin artificial intelligence ini sudah tidak asing bagi kami. Di beberapa mata kuliah, kami sudah jauh mempelajari ilmu ini sebelum teknologi ini viral seperti saat ini. Pada mata kuliah ini, kami belajar untuk mengembangkan sistem kecerdasan, robotic, computer vision, hingga bioninformatika.
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Yang menariknya, BINUS University sangat mendukung mahasiswanya untuk semakin mendalami teknologi tersebut dengan mendirikan pusat artificial intelligence yang berlokasi di kampus Anggrek, Kemanggisan. Tidak hanya itu, BINUS juga berkolaborasi dengan NVIDIA dan Kinetica untuk memperkuat pengetahuan tentang kecerdasan buatan.
ADVERTISEMENT
Dengan kemampuan NVIDIA dalam menguatkan program edukasi dan penelitian, diharapkan mampu menampilkan potensi kualitas ilmiah tertinggi, nilai, dan standar etika dalam aktivitasnya. “AI R&D CENTER ini dilengkapi dengan fasilitas teknologi mutakhir dan lingkungan kerja yang kondusif untuk melakukan riset”, ujar Raymond, selaku Vice President Marketing Regional Asia Pasifik NVIDIA.
Kembali ke topik awal, lalu bagaimana teknologi AI ini akhirnya digandrungi oleh warganet dan menjadi tren? Ternyata hal ini dikarenakan naiknya aplikasi Lensa AI yang dapat mengubah foto kita menjadi lukisan dengan berbagai gaya atau avatar. Sebenarnya aplikasi ini sudah diluncurkan pada tahun 2018, namun baru mengeluarkan fitur baru bernama ‘Magic Avatars’ yang dapat mengubah foto pengguna menggunakan AI, pada akhir tahun ini.
Artis yang menggunakan teknologi AI untuk foto mereka. Foto: instagram @refalhady @ayutingting92 @keanuagl @lucintaluna_manjalita (dari kiri ke kanan)
Dengan aplikasi ini pengguna dapat mengubah foto mereka menjadi ala-ala dongeng, vintage, bahkan bergaya pop. Para influencer serta artis yang akhirnya mencoba fitur ini dan mendapati hasil foto mereka yang lucu dan unik, membuat mereka tertarik untuk mem-posting foto tersebut di Instagram mereka, sehingga mengundang berbagai komentar dari warganet yang akhirnya juga tertarik mencoba fitur tersebut. Dengan begitu akhirnya foto menggunakan teknologi AI ini bisa viral seperti sekarang.
ADVERTISEMENT
Padahal teknologi artificial intelligence sudah cukup lama digunakan dan dampaknya terhadap kehidupan sudah dirasakan di berbagai bidang. Sebut saja pencarian google menggunakan suara, teks deskriptif di keyboard smartphone, terjemahan online, adalah contoh dari penggunaan teknologi AI sederhana yang sudah biasa kita gunakan sehari-hari. Sangat membantu memudahkan pekerjaan kita, bukan?
Namun pertanyaan yang ada dalam pikiran orang-orang sekarang, apakah artificial intelligence di masa depan akan menggantikan keberadaan manusia? Menurut saya, tentu saja tidak. Mungkin ada beberapa orang yang berkhayal teknologi AI ini di masa depan dapat menciptakan robot yang memiliki pikirannya sendiri lalu berbalik menyerang manusia sebagai penciptanya, seperti di beberapa film superhero Marvel.
Tetapi sebenarnya tidak akan terjadi seperti itu, karena AI hanya akan bekerja sesuai dengan pemprogramannya. Jadi ini merupakan tugas dari seorang computer scientist untuk memastikan teknologi artificial intelligence akan terus dikembangkan ke depannya, guna membantu kehidupan manusia dan memudahkan pekerjaan mereka.
ADVERTISEMENT