Konten dari Pengguna

11 Cara Mengatasi Anak GTM dengan Tepat

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
10 Februari 2025 11:32 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Mengatasi Anak GTM, Foto: Unsplash/Kannika Paison.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Mengatasi Anak GTM, Foto: Unsplash/Kannika Paison.
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi anak GTM penting diketahui para ibu, khususnya bagi ibu yang anaknya sedang MPASI. Biasanya, anak yang GTM ditandai dengan menutup mulut, memalingkan muka, atau melepeh makanan ketika disuapi.
ADVERTISEMENT
Anak yang GTM ini jika dibiarkan akan memberikan dampak negatif seperti bisa mengalami kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, cara mengatasi ini bisa dicoba di rumah.

Cara Mengatasi Anak GTM

Ilustrasi Cara Mengatasi Anak GTM, Foto: Unsplash/skynesher.
Dikutip dari buku Parenting Penting karya Vanila Arundina (2018: 91), salah satu masalah yang sering dihadapi ibu adalah anak yang menolak makan atau GTM.
Jika GTM dibiarkan saja dan berlangsung lama, bisa menyebabkan berat badan turun drastis dan menghambat pertumbuhan. Oleh karena itu, penting untuk segera diatasi. Berikut adalah cara mengatasi anak GTM dengan tepat untuk para ibu.

1. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan

Suasana makan yang nyaman dapat meningkatkan minat anak terhadap makanan. Hindari memaksa anak untuk makan, karena dapat membuatnya semakin menolak.
ADVERTISEMENT
Cobalah menggunakan alat makan berwarna cerah, menyajikan makanan dengan tampilan menarik, atau makan bersama keluarga agar anak merasa lebih termotivasi.

2. Variasikan Menu Makanan

Anak mungkin bosan dengan menu yang monoton. Cobalah variasikan jenis makanan dengan berbagai rasa, tekstur, dan warna. Misalnya, jika anak tidak suka sayuran, bisa dicampurkan ke dalam sup, bakwan, atau smoothie.

3. Libatkan Anak dalam Proses Memasak

Mengajak anak dalam proses memasak bisa meningkatkan ketertarikannya terhadap makanan.
Biarkan mereka membantu mencuci sayuran, mengaduk adonan, atau memilih menu makan. Dengan begitu, anak lebih antusias untuk mencoba makanan yang telah ia siapkan.

4. Jangan Berikan Camilan Berlebihan

Memberikan camilan yang berlebihan, terutama yang manis atau tinggi karbohidrat, dapat mengurangi nafsu makan anak pada waktu makan utama. Batasi camilan dan pastikan jeda antara camilan dan makan cukup untuk membuat anak merasa lapar.
ADVERTISEMENT

5. Tetapkan Jadwal Makan yang Teratur

Makan dengan jadwal yang tidak teratur dapat membuat anak sulit membangun kebiasaan makan yang baik. Tetapkan jadwal makan yang konsisten, misalnya tiga kali makan utama dan dua kali camilan sehat. Hal ini membantu anak memahami kapan waktunya makan dan kapan ia harus berhenti makan.

6. Beri Porsi Kecil, tetapi Sering

Jika anak menolak makan dalam porsi besar, coba berikan makanan dalam porsi kecil tetapi lebih sering. Hal ini bisa membantu anak lebih nyaman dalam mengonsumsi makanan tanpa merasa terbebani.

7. Hindari Distraksi saat Makan

Gadget dan televisi bisa membuat anak lebih fokus pada hiburan daripada makanannya. Sebisa mungkin, hindari memberi makan sambil menonton TV atau bermain ponsel. Ajak anak untuk fokus pada makanannya agar lebih menikmati makanan yang diberikan.

8. Berikan Contoh yang Baik

Anak sering meniru perilaku orang tua. Jika mereka melihat orang tua makan dengan lahap dan menikmati makanan sehat, mereka lebih cenderung mengikuti kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, berikan contoh dengan menunjukkan kebiasaan makan yang baik.
ADVERTISEMENT

9. Gunakan Teknik “Food Bridging”

Food bridging adalah cara memperkenalkan makanan baru dengan menghubungkannya ke makanan yang sudah disukai anak.
Misalnya, jika anak suka pisang, coba perkenalkan alpukat dengan mencampurnya dalam smoothie pisang. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah menerima makanan baru tanpa merasa dipaksa.

10. Bersabar dan Jangan Memaksa

Setiap anak memiliki proses adaptasi yang berbeda dalam menerima makanan. Jangan mudah menyerah jika anak menolak makan. Cobalah berulang kali dengan cara yang lebih kreatif dan bersabar hingga anak akhirnya mau mencoba.

11. Kurangi Makanan Manis

Untuk meningkatkan nafsu makan si Kecil terhadap makanan utama, sebaiknya mengurangi camilan yang mengandung terlalu banyak gula dan garam.
Sebagai gantinya, pilih camilan sehat buatan sendiri, seperti puding mangga, es krim dari buah naga, keripik apel, roti pisang, atau potongan apel dengan selai kacang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, batasi konsumsi minuman manis seperti jus buah, minuman dalam kemasan, dan soda, karena dapat mengurangi selera makan si Kecil dan memperburuk kebiasaan ini.

Penyebab Anak GTM

Ilustrasi Cara Mengatasi Anak GTM, Foto: Unsplash/filadendron.
Gerakan Tutup Mulut (GTM) adalah kondisi di mana anak menolak makan, baik sebagian maupun sepenuhnya. Hal ini sering kali menjadi tantangan bagi para ibu karena dapat berdampak pada tumbuh kembang anak.
Mengetahui penyebab GTM sangat penting agar dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa penyebab umum anak mengalami GTM

1. Bosan dengan Menu Makanan

Anak-anak mudah bosan dengan makanan yang disajikan secara berulang. Jika mereka terus-menerus diberikan menu yang sama, mereka mungkin kehilangan minat dan menolak makan.
Selain itu, anak juga cenderung memilih makanan tertentu yang mereka sukai dan menolak makanan lain yang tidak familiar.
ADVERTISEMENT

2. Sedang Tumbuh Gigi

Saat bayi dan balita sedang tumbuh gigi, gusi mereka bisa terasa nyeri dan sensitif. Hal ini membuat mereka enggan untuk makan, terutama makanan dengan tekstur yang keras.
Proses pertumbuhan gigi juga bisa menyebabkan demam ringan dan rasa tidak nyaman yang mengurangi nafsu makan anak.

3. Tidak Lapar

Memberikan makanan ketika anak belum merasa lapar bisa menyebabkan mereka menolak makanan.
Frekuensi pemberian camilan yang terlalu sering juga bisa menjadi penyebab anak tidak ingin makan. Perut yang sudah terasa penuh membuat mereka tidak tertarik untuk menyantap makanan utama.

4. Sedang Sakit atau Tidak Nyaman

Anak yang sedang sakit, seperti demam, batuk, flu, atau mengalami gangguan pencernaan, cenderung kehilangan nafsu makan.
Selain itu, gangguan seperti sariawan atau sakit tenggorokan juga bisa menyebabkan GTM. Kondisi kesehatan yang kurang baik membuat mereka merasa lelah dan tidak bersemangat untuk makan.
ADVERTISEMENT

5. Terpengaruh Faktor Psikologis

Perasaan stres, cemas, atau tekanan dari lingkungan sekitar bisa membuat anak enggan makan. Misalnya, jika orang tua terlalu memaksa anak untuk makan atau suasana makan tidak menyenangkan, anak bisa menolak makanan sebagai bentuk protes.
Anak yang merasa tertekan cenderung menunjukkan perilaku GTM sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak nyaman.

6. Sedang Menjelajahi Kemampuan Makan Sendiri

Anak yang sedang belajar makan sendiri mungkin menolak disuapi. Mereka ingin mencoba makan dengan tangannya sendiri, dan jika dipaksa makan dengan cara yang tidak mereka sukai, mereka bisa melakukan GTM.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk makan secara mandiri dapat membantu mereka lebih tertarik pada makanan.

7. Terlalu Banyak Konsumsi Susu atau Minuman Manis

Konsumsi susu atau minuman manis yang berlebihan dapat mengurangi nafsu makan anak.
Susu yang diminum dalam jumlah besar dapat membuat perut terasa penuh, sehingga anak tidak tertarik untuk makan makanan padat. Kebiasaan ini juga bisa berdampak pada pola makan anak yang tidak seimbang.
ADVERTISEMENT

8. Sensitivitas terhadap Tekstur Makanan

Beberapa anak memiliki sensitivitas terhadap tekstur makanan tertentu. Jika mereka tidak menyukai tekstur tertentu, mereka mungkin akan menolak makanan yang diberikan. Misalnya, anak yang tidak terbiasa dengan makanan yang berserat kasar mungkin menolak sayuran tertentu.

9. Gangguan Sensorik atau Kesehatan

Gangguan sensorik atau kondisi medis tertentu seperti refluks asam, alergi makanan, atau gangguan pencernaan dapat membuat anak menolak makan.
Jika GTM berlangsung lama dan disertai gejala lain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Beberapa anak mungkin memiliki kondisi medis yang memerlukan perhatian khusus dalam pemberian makanan.

10. Perubahan Lingkungan atau Rutinitas

Perubahan besar dalam lingkungan anak, seperti pindah rumah, masuk ke sekolah baru, atau kehadiran anggota keluarga baru, bisa mempengaruhi nafsu makan mereka.
Anak-anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan dan mungkin menunjukkan GTM sebagai bentuk penyesuaian diri.
ADVERTISEMENT

11. Pengaruh Gadget dan Distraksi

Jika anak terlalu fokus pada gadget atau aktivitas lain saat makan, mereka mungkin kehilangan minat terhadap makanan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan pola makan yang buruk dan mengurangi kesadaran anak terhadap rasa lapar dan kenyang.
GTM adalah tantangan umum yang dihadapi para ibu, tetapi bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat. Dengan memahami penyebabnya, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, serta memberikan variasi makanan yang menarik, anak dapat kembali menikmati waktu makan.
Jika GTM berlangsung lama dan berdampak pada kesehatan anak, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis agar tumbuh kembang anak tetap optimal.
Itulah cara mengatasi anak GTM dengan tepat. Dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan, memberikan variasi makanan, serta menghindari distraksi, anak bisa lebih termotivasi untuk makan. (Umi)
ADVERTISEMENT