Konten dari Pengguna

20 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Ibu Hamil

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
25 Desember 2024 23:32 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil. Unsplash.com/Natasha-Kendall
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil. Unsplash.com/Natasha-Kendall
ADVERTISEMENT
Kehamilan adalah fase yang istimewa dalam hidup seorang wanita. Selain menjaga pola makan dan aktivitas, perlu diperhatikan kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Pemilihan produk perawatan kulit atau skincare memang sangat perlu untuk diperhatikan. Beberapa kandungan skincare yang aman untuk orang biasa ternyata bisa berdampak negatif bagi ibu hamil dan janin.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali kandungan-kandungan yang harus dihindari selama masa kehamilan.

Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Ibu Hamil

Ilustrasi kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil. Unsplash.com/Clarissa-Watson
Berikut adalah deretan kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil beserta penjelasannya yang dikutip dari journals.poltekesbph.ac.id, Jurnal Kesehatan Pertiwi.

1. Retinoid (Retinol, Tretinoin, Isotretinoin)

Retinoid adalah turunan vitamin A yang sering ditemukan dalam produk anti-aging atau jerawat. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan retinoid dosis tinggi berisiko menyebabkan cacat lahir pada janin.
Sebagai alternatif, ibu hamil dapat memilih bahan seperti bakuchiol. Bahan ini dikenal lebih aman tetapi tetap efektif.
ADVERTISEMENT

2. Asam Salisilat (Salicylic Acid)

Asam salisilat sering digunakan untuk mengatasi jerawat dan eksfoliasi kulit. Namun, dalam konsentrasi tinggi, bahan ini bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Hindari produk yang mengandung asam salisilat, terutama dalam bentuk oral atau konsentrasi tinggi.

3. Hidrokuinon (Hydroquinone)

Hidrokuinon adalah bahan pencerah kulit yang sering digunakan untuk mengatasi hiperpigmentasi. Kandungan ini dapat terserap ke dalam tubuh hingga 35–45%, yang membuatnya tidak aman bagi ibu hamil.
Pilihlah produk berbahan alami seperti licorice extract sebagai pengganti.

4. Paraben

Paraben adalah pengawet yang sering ditemukan dalam produk kecantikan. Kandungan ini dapat mengganggu sistem hormon tubuh, yang berisiko memengaruhi perkembangan janin.
Pastikan produk yang digunakan bebas paraben dengan label “paraben-free.”

5. Ftalat (Phthalates)

Ftalat adalah bahan kimia yang digunakan untuk menjaga konsistensi produk kecantikan. Penelitian menunjukkan bahwa ftalat dapat mengganggu hormon reproduksi, yang berbahaya bagi janin.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya, ibu hamil memilih produk yang mencantumkan label bebas ftalat.

6. Benzoyl Peroxide

Benzoyl peroxide adalah bahan aktif untuk mengatasi jerawat. Sayangnya, bahan ini memiliki potensi untuk menyebabkan iritasi kulit dan tidak sepenuhnya aman selama kehamilan.
Sebagai alternatif, gunakan sulfur untuk mengatasi jerawat dengan risiko lebih rendah.

7. Formaldehida

Formaldehida adalah bahan pengawet yang ditemukan dalam produk perawatan rambut, cat kuku, dan beberapa produk kecantikan.
Kandungan ini bersifat karsinogenik dan dapat meningkatkan risiko keguguran. Pilih produk berbahan alami tanpa kandungan formaldehida.

8. Oxybenzone

Oxybenzone sering ditemukan dalam tabir surya berbahan kimia. Kandungan ini berpotensi mengganggu hormon dan berbahaya bagi janin.
Sebagai gantinya, ibu hamil bisa menggunakan sunscreen berbahan mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide.

9. Toluene

Toluene sering ditemukan dalam cat kuku. Zat ini dapat menyebabkan keracunan pada janin, terutama jika dihirup dalam jumlah banyak. Pilih cat kuku berbasis air untuk menghindari risiko ini.
ADVERTISEMENT

10. Aluminium Chloride

Aluminium chloride sering digunakan dalam produk antiperspirant. Penggunaan jangka panjang dapat memengaruhi sistem saraf dan fungsi hormon.
Gunakan deodoran berbahan alami untuk keamanan selama kehamilan.

11. Essential Oils (Minyak Atsiri)

Meskipun alami, tidak semua essential oils aman untuk ibu hamil. Beberapa jenis seperti rosemary, peppermint, dan clary sage dapat memicu kontraksi rahim atau gangguan hormonal. Pastikan essential oils yang digunakan aman untuk kehamilan.

12. Kafein (Caffeine)

Kafein tidak hanya ada dalam minuman, tetapi juga dalam beberapa produk perawatan kulit seperti krim mata. Kandungan kafein dapat meningkatkan detak jantung janin jika terserap dalam jumlah besar. Pilih produk bebas kafein untuk menghindari risiko ini.

13. DEA/MEA/TEA (Diethanolamine, Monoethanolamine, Triethanolamine)

Bahan kimia ini sering digunakan sebagai pengemulsi dalam produk kecantikan. DEA, MEA, dan TEA diketahui bersifat karsinogenik dan dapat memengaruhi kesehatan janin. Pastikan membaca label produk dengan cermat.
ADVERTISEMENT

14. Sulfat (Sodium Lauryl Sulfate/Sodium Laureth Sulfate)

Sulfat adalah bahan pembersih yang umum ditemukan dalam sabun, sampo, dan pembersih wajah. Kandungan ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan tidak dianjurkan untuk ibu hamil. Pilih produk dengan label “sulfate-free.”

15. Triclosan

Triclosan adalah bahan antibakteri yang sering ditemukan dalam sabun, pasta gigi, dan deodoran. Penelitian menunjukkan bahwa triclosan dapat mengganggu hormon dan memengaruhi perkembangan janin. Sebaiknya hindari produk dengan bahan ini selama kehamilan.

16. Beta Hydroxy Acid (BHA)

BHA adalah bahan aktif yang sering ditemukan dalam produk eksfoliasi dan perawatan jerawat. Mirip dengan asam salisilat, BHA dapat terserap ke dalam kulit dan berisiko mengganggu perkembangan janin jika digunakan dalam konsentrasi tinggi.
Hindari produk dengan kandungan BHA, terutama dalam bentuk peel atau masker.
Alternatifnya, ibu hamil bisa menggunakan AHA (Alpha Hydroxy Acid) dengan konsentrasi rendah, seperti asam laktat atau asam mandelat, yang lebih aman untuk ibu hamil.
ADVERTISEMENT

17. Kojic Acid

Kojic acid adalah bahan pencerah kulit yang sering digunakan untuk mengatasi flek hitam dan hiperpigmentasi.
Namun, bahan ini dianggap kurang aman bagi ibu hamil karena potensi efek sampingnya, seperti iritasi kulit dan risiko penyerapan berlebih.
Pilih bahan alami seperti niacinamide atau ekstrak licorice untuk mencerahkan kulit dengan cara yang aman.

18. Arbutin

Arbutin adalah turunan hidrokuinon yang digunakan untuk mencerahkan kulit. Meskipun memiliki potensi risiko lebih rendah dibanding hidrokuinon, arbutin tetap tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat terurai menjadi hidrokuinon di dalam tubuh.
Alternatifnya, ibu hamil sebaiknya menggunakan vitamin C (ascorbic acid) yang lebih aman dan efektif dalam mengatasi hiperpigmentasi.

19. Thioglycolic Acid

Thioglycolic acid sering ditemukan dalam produk penghilang bulu seperti krim depilatori. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan belum ada bukti keamanan yang memadai untuk ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya hindari produk dengan kandungan ini selama kehamilan. Pilih metode penghilangan bulu yang lebih alami, seperti waxing dengan bahan alami atau mencukur dengan alat yang bersih.

20. Resorcinol

Resorcinol adalah bahan yang sering digunakan dalam produk pewarna rambut dan beberapa produk jerawat. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan memiliki potensi untuk memengaruhi hormon tubuh, sehingga tidak aman untuk ibu hamil.
Gunakan pewarna rambut berbahan alami seperti henna atau produk bebas resorcinol yang aman untuk kehamilan.
Dalam memilih produk skincare selama kehamilan, ibu hamil harus lebih cermat dan teliti. Pilihan bahan alami dan konsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik untuk memastikan keamanan.
Pastikan untuk menghindari bahan-bahan seperti BHA, kojic acid, arbutin, thioglycolic acid, dan resorcinol, yang dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan janin.
ADVERTISEMENT

Tips Memilih Skincare Aman untuk Ibu Hamil

Ilustrasi kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil. Unsplash.com/ONNE-Beauty
Setelah mengetahui deretan kandungan skincare yang tidak boleh dipakai untuk ibu hamil di atas, berikut ini ada beberapa tips memilih skincare ibu hamil.

1. Cari Label “Aman untuk Kehamilan”

Pilih produk yang secara khusus mencantumkan aman untuk ibu hamil. Biasanya, produk ini sudah diformulasikan tanpa kandungan berbahaya.

2. Konsultasikan dengan Dokter

Sebelum mencoba produk baru, selalu konsultasikan dengan dokter atau dermatologis untuk memastikan keamanan bahan-bahannya.

3. Gunakan Produk Alami

Beralihlah ke produk berbahan dasar alami yang lebih aman dan minim risiko untuk janin. Pada umumnya produk bahan alami sudah diuji secara klinis untuk memastikan tidak adanya kandungan yang berbahaya.

4. Hindari Produk dengan Aroma yang Kuat

Wewangian sintetis sering kali mengandung bahan kimia yang tidak aman untuk kehamilan. Sehingga bahan tambahan harus dihindari oleh ibu hamil untuk memastikan kesehatan kulit sekaligus melindungi janin.
ADVERTISEMENT
Pemilihan skincare yang tepat selama kehamilan sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Dengan menghindari kandungan skincare di atas dan beralih ke produk yang aman, ibu hamil dapat tetap merawat kulit tanpa khawatir akan risiko yang berbahaya.
Jangan lupa untuk selalu membaca label produk dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk baru.
Dengan menjaga kesehatan kulit menggunakan produk yang tepat, ibu hamil tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga memberikan perlindungan terbaik bagi bayi yang sedang tumbuh di dalam kandungan.
Kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil sangat perlu untuk diperhatikan. Sehingga, bagi sang ibu penting untuk selalu mempelajari informasi penting seputar kehamilan. (Win)
ADVERTISEMENT