Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Apakah Autis Bisa Sembuh? Ini Penjelasan yang Bisa Dipahami
21 Juni 2022 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengenali gejala autis dapat dilihat melalui beberapa aspek. Menurut Healthline, karakteristik anak autis meliputi gangguan dalam bidang interaksi sosial, komunikasi (bahasa dan bicara), perilaku sosial-emosi, pola bermain, gangguan sensoris, dan perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala-gejala tersebut terlihat sejak lahir atau saat masih kecil, biasanya sebelum anak berusia 3 tahun. Anak dengan gejala autis dapat tampak normal pada tahun pertama maupun tahun kedua.
Autis yang dialami oleh seorang anak dapat muncul pada kondisi yang paling ringan hingga paling berat. Ringan atau beratnya kondisi autis ini dikaitkan dengan keberfungsian kognitif.
Penyebab Autis pada Anak
Mengutip Bina Aktivitas Anak Autis di Rumah Panduan Bagi Orang Tua oleh Suprajitno, dkk. (2021: 3-5), penyebab autis pada anak bermacam-macam, di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Faktor Genetika
Sebuah penelitian yang dilakukan National Institute of Health menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki satu anak penderita autis berpeluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang autis juga. Selain itu, anak kembar memiliki kemungkinan lebih besar mengalami gangguan autis.
2. Gangguan pada Sistem Saraf
Banyak penelitian yang melaporkan bahwa anak autis memiliki kelainan pada hampir semua struktur otak. Namun, kelainan yang paling konsisten adalah pada otak kecil.
Pengidap autis mengalami kekurangan sel purkinye di otak kecil. Kondisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan otak yang abnormal. Otak kecil berfungsi mengontrol fungsi motorik serta sebagai sirkuit untuk mengatur perhatian dan pengindraan. Jika sirkuit ini rusak, maka akan mengganggu fungsi bagian lain dari sistem saraf pusat.
ADVERTISEMENT
3. Ketidakseimbangan Kimiawi
Beberapa penelitian menunjukkan gejala auttis berhubunagn dengan makanan atau kekuranganproses kimiawi di tubuh. Alergi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan autis.
Selain itu, penyebab autis juga dihubungkan dengan ketidakseimbangan hormonal dan peningkatan kadar dari bahan kimiawi tertentu di otak, seperti opioid yang menurunkan persepsi nyeri dan motivasi.
4. Infeksi Virus
Infeksi yang terjadi sebelum dan setelah kelahiran dapat merusak otak, seperti virus rubella yang terjadi selama kehamilan yang dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf.
Apakah Autis Bisa Sembuh?
Seperti yang telah disebutkan, gejala autis bisa jadi tidak terlihat jelas saat anak berusia 1-2 tahun. Sebab itu, tidak sedikit para orang tua yang mengalami keterlambatan dalam mendiagnosis kondisi anak mereka.
ADVERTISEMENT
Jika sudah begitu, apakah autis bisa sembuh? Autis merupakan gangguan neurobiologis yang menetap. Mengutip Smart Parents oleh Ayu Bulan Febry K. D., dkk. (2010: 82), gangguan neurobiologis tidak bisa diobati, tapi gejala-gejalanya bisa dihilangkan atau dikurangi sampai orang awam tidak bisa lagi membedakan mana anak penderita autis dan non-autis.
Semakin dini diagnosis dan penanganan autis pada anak, maka semakin besar kesempatan anak untuk menjalani kehidupan normal. Dalam artian, tidak ada cara untuk menyembuhkan autis secara menyeluruh.
Mayo Clinic menjelaskan bahwa tidak ada obat ataupun metode yang dapat menyembuhkan autis, tetapi terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu mengurangi hingga menghilangkan gejala yang berkaitan dengan kondisi ini.
Ketika gejala-gejala yang terkait dengan autis berhasil diidentifikasi dan ditangani, efek negatifnya pada fungsi kognitif dan emosional anak akan berkurang. Dengan kata lain, masih sangat memungkinkan bagi pengidap autis untuk memiliki hidup yang lebih baik dan mandiri.
ADVERTISEMENT
(SFR)