Konten dari Pengguna

Hipotermia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
22 Juni 2022 10:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hipotermia. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipotermia. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Hipotermia adalah kondisi penurunan suhu tubuh yang mencapai bawah batas normal. Kondisi ini dapat terjadi akibat terus-menerus terpapar suhu dingin, sehingga memengaruhi kemampuan tubuh dalam memproduksi panas.
ADVERTISEMENT
Hipotermia dapat terjadi secara cepat atau lambat. Ada tiga tingkat keparahan yang biasa ditemui, yakni hipotermia ringan (36-36,5°C), hipotermia sedang (32-36°C), dan hipotermia berat (di bawah 32°C).
Mengutip buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kelautan karya Dr. Muhammad Lalu (2018), hipotermia biasanya dipicu oleh suhu dingin yang terlalu ekstrim. Kondisi ini bisa semakin parah ketika penderita tidak memakai pakaian lengkap, terluka, mengenakan pakaian basah, kelelahan, dan kekurangan energi.
Di samping itu, serangan hipotermia juga bisa dipengaruhi oleh beberapa penyakit tertentu. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang hipotermia selengkapnya yang bisa Anda simak.

Gejala Hipotermia Itu Apa?

Gejala hipotermia bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Umumnya, pasien akan merasakan kesemutan, mati rasa, terjadi perubahan warna, dan tekstur kulit.
Ilustrasi hipotermia. Foto: pixabay
Menurut Setiati dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2015), gejala klinis yang sering terjadi berdasarkan kategori hipotermia dapat meliputi:
ADVERTISEMENT
Pada tahap awal, biasanya pasien akan melakukan gerakan aktif atau involunter seperti menggigil. Dalam kondisi ini, kesadaran, pernapasan, dan sirkulasi darah pasien masih sangat normal.
Kemudian, seluruh sistem organ akan mengalami penurunan fungsi sesuai dengan kategori hipotermia. Komplikasi berat seperti fibrilasi atrium akan terjadi apabila suhu inti tubuh kurang dari 32°C.
Risiko henti jantung akan meningkat apabila suhu inti tubuh menurun di bawah 32°C dan semakin parah ketika menyentuh suhu 28°C. Jika belum ada tanda instabilitas jantung, kondisi ini belum memerlukan penanganan khusus.
Ilustrasi hipotermia. Foto: pixabay

Apa Penyebab Terjadinya Hipotermia?

Seperti disebutkan sebelumnya, hipotermia bisa disebabkan oleh paparan udara dingin yang terjadi terus-menerus. Sehingga, tubuh penderitanya tidak mampu memproduksi panas secara alami.
ADVERTISEMENT
Hipotermia akan semakin parah jika pasien tidak berpakaian dengan benar. Misalnya memakai baju yang tipis, memakai jeans yang basah, dan lain-lain.
Namun, setiap orang memiliki kekebalan yang berbeda terhadap pemicu hipotermia. Mengutip Mayoclinic, berikut kondisi khusus yang bisa menyebabkan hipotermia:

Berapa Suhu Tubuh Hipotermia?

Ilustrasi hipotermia. Foto: pixabay
Mengutip situs NHK, suhu tubuh hipotermia berada di bawah 35°C. Angka pastinya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi tubuh pasien. Hipotermia ringan berkisar antara 36-36,5°C, hipotermia sedang 32-36°C, dan hipotermia berat di bawah 32°C.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi terparah, pasien bisa menyentuh angka 25-28°C. Pasien akan mengalami penurunan fungsi organ dan komplikasi berat seperti fibrilasi atrium. Gejalanya meliputi hipotensi, nadi lemah, edema paru, koma, aritmia ventrikel, dan henti jantung.
(MSD)