Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Keluar Darah Saat Hamil 2 Bulan Tapi Tidak Sakit, Apa Penyebabnya?
27 Mei 2022 11:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus pendarahan selama masa kehamilan awal cukup banyak dialami oleh para ibu hamil. Dalam kedokteran, kondisi ini disebut sebagai pendarahan implantasi.
ADVERTISEMENT
Tanda yang dirasakan ibu hamil saat terjadi pendarahan implantasi biasanya berupa bercak darah, pendarahan ringan, dan pendarahan sedang. Mengutip situs Medicine Net, kondisi ini dapat terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi berimplantasi di lapisan rahim.
Pendarahan selama masa kehamilan awal biasanya tidak berhubungan dengan masalah yang serius. Namun, jika terjadi dalam intensitas waktu yang cukup sering, Anda harus mewaspadainya. Terlebih jika pendarahan tersebut disertai dengan rasa sakit.
Bagaimana jika keluar darah saat hamil 2 bulan tapi tidak sakit? Agar tidak salah memahami, berikut penjelasan lengkap tentang pendarahan selama masa kehamilan yang bisa Anda simak.
Penyebab Keluar Darah Saat Hamil 2 Bulan
Keluar darah saat hamil 2 bulan bisa disebut sebagai keadaan normal. Namun pada sebagian kasus, kondisi ini berpotensi pada keguguran atau kehamilan ektopik (ketika janin berimplantasi di luar rahim, seringkali di tuba fallopi).
Seperti disebutkan sebelumnya, penyebab keluar darah saat hamil 2 bulan yaitu karena terjadi pendarahan implantasi. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi berimplantasi di lapisan rahim.
ADVERTISEMENT
Selain pendarahan implantasi, ada juga kondisi lain yang menyebabkan pendarahan selama masa kehamilan. Dirangkum dari situs About Kids Health, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Perubahan pada serviks
Sel-sel di leher rahim sering berubah selama masa kehamilan yang membuatnya lebih rentan mengalami pendarahan. Hal ini biasanya terjadi setelah ibu hamil berhubungan seks.
Sebenarnya perubahan sel tidak berbahaya, namun Anda tetap harus mewaspadainya. Sebab kondisi ini bisa menjadi pertanda bahwa vagina Anda terkena infeksi.
2. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi serius di mana plasenta mulai terlepas dari bagian dalam dinding rahim. Kondisi ini biasanya menyebabkan sakit perut atau kram yang disertai dengan pendarahan ringan. Jika hal ini terjadi pada Anda, segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisinya.
3. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta menempel di bagian bawah rahim dan menutupi serviks. Ini dapat menghalangi jalan bayi keluar dari tubuh Anda.
Jika plasenta berada di dekat serviks atau menutupinya, bayi tidak dapat melewatinya untuk dilahirkan secara normal, dan operasi caesar akan direkomendasikan. Di beberapa kasus, plasenta previa bisa menyebabkan pendarahan ringan.
ADVERTISEMENT
4. Vasa praevia
Vasa praevia adalah kondisi langka yang terjadi pada 1 dari 3.000 jumlah kelahiran. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah tali pusat mengalir melalui selaput yang menutupi leher rahim.
Biasanya pembuluh darah akan dilindungi di dalam tali pusat. Ketika selaput ketuban dan ketuban pecah, pembuluh darah ini mungkin robek dan menyebabkan pendarahan vagina.
Sangat sulit untuk mendiagnosis vasa praevia, tetapi kadang-kadang dapat terlihat sebelum lahir dengan pemindaian USG. Vasa previa harus dicurigai jika terjadi perdarahan dan denyut jantung bayi berubah secara tiba-tiba setelah ketuban pecah.
(MSD)