Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Hipotensi dan Faktor Risikonya
29 Juni 2022 10:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seperti organ vital lainnya, sistem peredaran darah manusia juga dapat terganggu hingga berisiko menimbulkan berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang kerap terjadi di sistem peredaran darah adalah hipotensi. Apa itu hipotensi?
ADVERTISEMENT
Menurut Pangau dalam buku Tekanan Darah & Musik Suara Alam oleh Ns. Lita, dkk, hipotensi atau darah rendah adalah suatu keadaan ketika kondisi tekanan darah lebih rendah dari 90 mmHg pada hasil sistol dan 60 mmHg pada hasil diastol.
Penurunan tekanan darah sistol yang menetap di bawah 80 mmHg atau penurunan tekanan darah sistol lebih dari 30 mmHg ini biasanya diikuti oleh beberapa gejala, seperti mudah lelah, pusing, wajah pucat, sering menguap, dan pandangan kabur menjadi penyebab dari hipotensi.
Apa Itu Hipotensi?
Toto Sudargo turut menjelaskan dalam buku Asuhan Gizi Pada Lanjut Usia, hipotensi (tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan di mana darah lebih rendah dari 90/60 mmHg. Tekanan darah yang cukup rendah dapat menyebabkan gejala-gejela, seperti pusing dan pingsan.
ADVERTISEMENT
Tekanan darah rendah pada orang yang sehat atau tanpa gejala apa pun biasanya tidak perlu dikhawatirkan karena dapat normal dengan sendirinya. Agar dapat mengetahui apakah hipotensi termasuk normal atau tidak, pahami jenis-jenisnya di bawah ini:
1. Hipotensi ortostatik (hipotensi postural)
Hipotensi ortostatik atau hipotensi postural ditandai dengan rasa pening ketika bangkit dari duduk atau posisi berbaring karena penurunan drastis tekanan darah. Kondisi ini dimungkinkan oleh pengerasan baroreseptor pada pembuluh darah besar.
Penyebab lain dari hipotensi ortostatik, yakni dehidrasi, istirahat di tempat tidur jangka panjang, kehamilan, kondisi medis tertentu, dan beberapa obat. Jenis tekanan darah rendah ini umum terjadi pada orang dewasa yang telah memasuki usia lanjut.
2. Hipotensi postprandial
Hipotensi postprandial adalah terjadinya darah rendah setelah makan. Kondisi ini kemungkinan besar dapat terjadi pada orang dewasa yang telah berusia lanjut, terutama mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit sistem saraf otonom seperti penyakit Parkinson.
ADVERTISEMENT
Agar tidak mengalami jenis tekanan darah ini, disarankan untuk mengonsumsi makan dalam porsi kecil dan rendah karbohidrat, minum lebih banyak air, serta menghindari alkohol.
3. Hipotensi yang diperantarai saraf
Tekanan darah ini biasanya terjadi setelah seseorang berdiri dalam waktu lama. Kondisi ini kebanyakan menyerang orang dewasa muda dan anak-anak. Kemungkinan penyebabnya karena hasil dari miskomunikasi antara jantung dan otak.
4. Atrofi sistem multipel dengan hipotensi ortostatik
Kondisi ini bisa juga disebut dengan sindrom Shy-Drager. Jenis tekanan darah ini termasuk kelainan langka pada sistem saraf yang mengontrol fungsi tak sadar, seperti tekanan darah, detak jantung, pernapasan dan pencernaan.
Faktor Penyebab Hipotensi
Walau umumnya tidak berbahaya, faktor risiko hipotensi bisa dialami oleh siapa saja. Mengutip buku Ramuan Herbal ala Thibun Nabawi karya Ibnu Eman al Cidadapi, faktor risiko hipotensi di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Umur
Tekanan darah menjadi drop atau turun ketika seseorang berdiri atau setelah makan terjadi terutama pada orang tua usia 65 tahun ke atas.
2. Obat-obatan
Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat tekanan darah tinggi contohnya alpha blocker, memiliki risiko lebih besar mengalami tekanan darah rendah.
3. Penyakit tertentu
Penyakit Parkinson, diabetes dan beberapa kondisi jantung menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar terkena tekanan darah rendah.
4. Kehamilan
Selama 24 minggu pertama kehamilan, tekanan sistolik biasanya turun 5 sampai 10 mm Hg dan tekanan diastolik sebanyak 10 sampai 15 mm Hg. Hal ini normal, dan tekanan darah biasanya kembali seperti sebelum hamil setelah melahirkan.
5. Penyakit jantung
Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, di antaranya detak jantung yang lambat (bradycardia), masalah katup jantung, serangan jantung dan gagal jantung.
ADVERTISEMENT
6. Masalah endokrin (hormon)
Tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) atau tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Selain itu, kondisi lain, seperti insufisiensi adrenal (penyakit Addison), gula darah rendah (hipoglikemia) dan dalam beberapa kasus, diabetes, dapat memicu tekanan darah rendah.
7. Dehidrasi
Ketika mengalami dehidrasi, tubuh akan kehilangan lebih banyak cairan. Bahkan dehidrasi ringan dapat menyebabkan kelemahan, pusing dan kelelahan.
8. Kehilangan darah
Kehilangan banyak darah akibat cedera besar atau pendarahan internal dapat mengurangi jumlah darah dalam tubuh yang mengarah ke penurunan tekanan darah secara drastis.
(NDA)