Konten dari Pengguna

Mengenal Hematokrit bagi Ibu Hamil dan Perubahan-Perubahan yang Umum Dialami

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
31 Mei 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hematokrit adalah pengukuran atau perbandingan persentase sel darah merah dengan jumlah plasma dalam tubuh. Biasanya pengukuran ini dapat dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil mengidap anemia atau tidak pada masa awal kehamilan hingga melahirkan.
ADVERTISEMENT
Anemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan gejala 5L yakni lemah, letih, lesu, lunglai dan loyo. Di sisi lain, tanda dari anemia ialah wajah pucat (terutama area kelopak mata), mata berkunang-kunang, serta sering merasakan bumi berputar ketika berjalan.
Selain hematokrit, dokter juga melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam tubuh. Deri Rizki Anggarani dkk menuliskan dalam buku Kupas Tuntas Seputar Kehamilan, bahwa hematokrit normal untuk seorang wanita adalah antara 37-44. Jika hematokrit lebih rendah dari 37 dan kadar hemoglobin di bawah 12, dapat dikatakan anemia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari terjadinya anemia dari awal hingga akhir kehamilan. Sebab, anemia dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin bahkan membahayakan nyawa keduanya.
ADVERTISEMENT
Selain anemia, terdapat perubahan lainnya yang terjadi dalam tubuh pada saat kehamilan. Untuk mengetahuinya, berikut adalah penjelasan mengenai beberapa perubahan tersebut.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay

Perubahan Selama Kehamilan

Glade B. Curtis menuliskan dalam buku Kehamilan, bahwa perubahan yang dapat terjadi pada saat kehamilan antara lain:

1. Bertambahnya Berat Badan

Bertambahnya berat badan pada ibu hamil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memantau kesejahteraan bayi yang sedang berkembang di dalam kandungan. Meskipun kenaikan berat badan hanya sedikit, tetap diartikan bahwa sebagian dari diri sang ibu sedang bertumbuh.
Perubahan tubuh dapat terjadi karena membesarnya ukuran rahim, jaringan payudara, volume darah, serta cairan tubuh yang lainnya. Perubahan inilah yang menyokong kehamilan karena akan menyimpan zat gizi serta meningkatkan volume darah.
ADVERTISEMENT
Bertambahnya berat badan pada saat hamil adalah hal yang wajar dan tergolong baik. Sebab, ibu hamil perlu lemak tambahan untuk mempersiapkan produksi ASI.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay

2. Meningkatnya Volume Darah

Perubahan selanjutnya yang terjadi pada ibu hamil adalah perubahan pada sistem darah (hematologik). Volume darah akan meningkat cukup besar selama kehamilan, yakni sekitar 45-50 persen dari sebelumnya.
Peningkatan volume darah penting untuk memenuhi kebutuhan rahim yang sedang bertumbuh dan membesar. Salah satunya adalah sebagai upaya perlindungan diri pada saat proses persalinan yang akan mengeluarkan banyak darah.
Biasanya, kenaikan volume darah mulai terjadi pada trimester pertama dan kenaikan tertinggi terjadi selama trimester kedua. Volume darah terus meningkat dengan kecepatan yang lebih lambat selama trimester ketiga.

3. Bertambahnya Kandungan Zat Besi dalam Tubuh

Zat besi adalah salah satu kandungan yang paling penting selama kehamilan. Kandungan ini dapat diperoleh melalui makanan seperti bayam dan hati, atau juga melalui vitamin pralahir (tablet zat besi).
ADVERTISEMENT
Dalam bentuk tablet, jumlah zat besi yang biasa diberikan adalah 60 mg per hari. Ibu hamil dengan gejala anemia memerlukan dua kali dari jumlah biasanya atau bahkan lebih.
Pada kondisi tertentu, kekurangan zat besi pada bayi dapat berdampak negatif terhadap kecerdasan, perilaku, dan kemampuan ototnya. Tidak hanya itu, bayi yang kekurangan zat besi lebih rentan terkena infeksi dan kulit akan terlihat pucat.
Mengonsumsi suplemen zat besi dapat dikonsultasikan bersama dengan dokter terkait untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Sebab, pada beberapa kasus zat besi tidak dapat dicerna baik oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan gangguan lambung atau sembelit.
(IMR)