Nifas Lebih dari 40 Hari Apakah Normal? Ini Penjelasan Secara Medis

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
18 Mei 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibu Hamil. Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil. Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Nifas merupakan keadaan yang dialami oleh seorang ibu yang baru melakukan proses persalinan. Lamanya durasi masa nifas biasanya berbeda-beda, tergantung dari keadaan masing-masing orang.
ADVERTISEMENT
Perbedaan lama masa nifas ini terkadang menjadi hal yang dipertanyakan ibu muda. Apalagi jika nifas tersebut berlangsung hingga lebih dari 40 hari. Sebagian dari mereka menganggap masa nifas lebih dari 40 hari tidak normal.
Faktanya, nifas lebih dari 40 hari merupakan keadaan yang biasa terjadi dan bukan merupakan gangguan kesehatan. Nifas lebih dari 40 hari kerap dialami karena kelelahan dan gangguan hormon pada perempuan.
Merujuk buku Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas (2021), masa nifas biasanya berlangsung selama 6-8 minggu. Namun secara keseluruhan, baik secara fisiologis dan psikologis, akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Pulihnya keadaan fisiologis ditandai dengan kembalinya bentuk tubuh seperti semula (sebelum hamil). Sedangkan secara psikologis dapat dilihat dari ketenangan emosional individunya.
Ilustrasi Ibu Hamil. Foto: pixabay.com

Perubahan Psikologis Masa Nifas

Perubahan hormon yang terjadi pada masa nifas biasanya akan menyebabkan perubahan psikologis pada ibu yang baru melahirkan. Berikut perubahan psikologis masa nifas yang dikutip dari buku Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui (2021).
ADVERTISEMENT

1. Post partum blues

Data menunjukkan bahwa 80% ibu nifas akan mengalami post partum blues, keadaan ini terjadi antara hari ke-3 hingga ke-10 setelah melahirkan.
Gejala yang dialami oleh ibu nifas yang mengalami post partum blues adalah adanya reaksi depresi, cemas, mudah tersinggung, labilitas perasaan, sering menangis, cenderung menyalahkan diri sendiri, mudah lelah, mudah sedih, mood mudah berubah, gangguan tidur dan nafsu makan, sangat pelupa, serta cepat marah. Post partum blues disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi:
Ilustrasi Bayi. Foto: pixabay.com

2. Depresi post partum

Depresi post partum adalah gangguan mood yang terjadi setelah melahirkan, biasanya sekitar 2-6 minggu pasca persalinan. Ada beberapa gejala yang menandai depresi post partum.
ADVERTISEMENT
Mulai dari mood yang tertekan, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, hilangnya ketertarikan untuk beraktifitas, kelambatan psikomotor, lemah, merasa tidak berguna, sulit konsentrasi, hingga adanya keinginan untuk bunuh diri.
Faktor yang menyebabkan depresi post partum adalah sebagai berikut:

3. Post partum psikosis

Post partum psikosis adalah bentuk depresi post partum yang lebih parah. Gejala ibu nifas yang mengalami post partum psikosis adalah perubahan mood, gangguan tidur dan pola makan, halusinasi, serta berpikir untuk menyakiti diri atau mencoba membahayakan bayinya.
Faktor yang menyebabkan post partum psikosis adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
(DND)