Patah Tulang: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
2 Juni 2022 17:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi patah tulang. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patah tulang. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Patah tulang atau fractura adalah jenis cedera berat yang disebabkan oleh pengalaman trauma dan benturan keras. Dalam beberapa kasus, cedera ini juga bisa disebabkan oleh penyakit metabolik seperti osteoporosis dan keletihan fisik (fatigue).
ADVERTISEMENT
Gejala patah tulang ditandai dengan munculnya rasa nyeri, hilangnya fungsi deformitas, pemendekan ekstremitas, diimobilisasi, pembengkakan lokal, dan perubahan warna kulit. Gejala tersebut bisa berbeda tergantung pada tingkat keparahannya.
Untuk memberikan pertolongan pertama pada pasien patah tulang, seseorang perlu berhati-hati. Mengutip buku Pertolongan Pertama karya Kartono Mohammad, pertolongan yang salah dapat melukai pembuluh darah di sekitarnya dan justru mengakibatkan pendarahan baru.
Hal ini dapat menimbulkan masalah serius dan membahayakan nyawa pasien. Agar tidak salah dalam penanganannya, berikut penjelasan tentang patah tulang selengkapnya yang bisa Anda simak.

Berapa Lama Tulang yang Patah Bisa Menyambung Kembali?

Proses penyembuhan patah tulang sampai bisa menyambung kembali membutuhkan waktu yang cukup lama. Saat cedera terjadi, akan timbul inflamasi karena gangguan aliran darah ke tulang pasien.
Ilustrasi patah tulang. Foto: pixabay
Mengutip situs Medical News Today, tahap inflamasi ini biasanya berlangsung selama satu minggu. Kemudian, proses penyambungan tulangnya berkisar antara 2-3 minggu. Pada cedera parah, proses penyembuhan bisa membutuhkan waktu yang lebih lama, yakni sekitar 6-10 minggu.
ADVERTISEMENT
Proses pemulihan terjadi ketika jaringan membentuk kerah lembut di ujung tulang yang patah, kemudian tumbuh sampai kedua ujungnya bertemu. Pertumbuhan ini bertujuan untuk menstabilkan posisi fraktur.

Berapa lama penyembuhan patah tulang tanpa operasi?

Normalnya, proses penyembuhan patah tulang tanpa operasi berlangsung selama 6-8 minggu. Tapi ini sangat bergantung pada tingkat keparahan dan upaya penanganan yang dilakukan pasien.
Proses penyembuhan untuk patah tulang dibagi menjadi tiga fase. Mengutip situs Northern Arizona Orthopaedics, berikut penjelasannya:
1. Fase inflamasi
Dimulai saat cedera dan berlangsung selama 1-2 minggu. Pada fase ini, perdarahan di sekitar fraktur berorganisasi menjadi hematoma fraktur atau bekuan pada ujung tulang.
Sementara kerusakan jaringannya mengakibatkan kematian sel yang dibersihkan oleh respon inflamasi. Bekuan darah diatur menjadi jaring protein di mana tulang mulai merajut dan membentuk jaringan kembali.
Ilustrasi patah tulang. Foto: pixabay
2. Fase perbaikan
ADVERTISEMENT
Berlangsung selama 2-3 minggu setelah fase inflamasi. Pada tahapan ini, akan muncul sel-sel baru yang hidup dari tulang rawan dan jaringan fibrosa di lokasi fraktur.
Kondisi ini mengarah pada pembentukan jaringan karet yang disebut fraktur kalus. Dalam prosesnya, kalsium akan disimpan ke dalam kalus dan dapat dilihat pada x-ray, setelah 2-3 minggu.
3. Re-modeling
Fase ini terjadi saat kalus fraktur diganti dengan tulang yang kuat dan terorganisir. Renovasi berlangsung selama berbulan-bulan setelah patah tulang tidak lagi terasa sakit. Proses penyembuhan pasien bisa semakin cepat jika dibantu dengan terapi sinar-x.

Apakah Patah Tulang Bisa Sembuh Sendiri?

Patah tulang ringan bisa sembuh sendiri tanpa pemberian obat-obatan. Namun, tulang harus diposisikan terlebih dahulu pada letak anatomisnya. Kemudian, dilakukan tindakan immobilisasi (tidak boleh bergerak) sampai tulang menyatu kembali.
ADVERTISEMENT
Proses pembentukan tulang pada anak-anak biasanya membutuhkan waktu lebih cepat daripada orang dewasa. Mengutip buku Ramuan Tradisional untuk Keadaan Darurat di Rumah karya Dra. Suharmiati (2005), pasien yang mengalami patah tulang tidak boleh ditangani secara sembarangan.
Ilustrasi patah tulang. Foto: pixabay
Penanganan yang salah dapat mengakibatkan gangguan gerakan sendi atau bentuk tulang menjadi bengkok. Sebaiknya, pasien patah tulang ditangani secara langsung oleh tenaga medis yang profesional di bidangnya.
Anggota keluarga hanya bisa memberikan pertolongan pertama dengan memberi bidai pada daerah tulang yang patah. Ini dilakukan supaya tidak terjadi pergerakan bagian tubuh yang mengalami trauma.
Pemberian bidai juga berfungsi untuk menghindari kerusakan yang semakin parah, mengurangi nyeri, dan menghindari pingsan karena menahan nyeri hebat. Pertolongan ini bisa memudahkan tenaga medis untuk memberikan penanganan lanjutan.
ADVERTISEMENT

Apakah patah tulang bisa sembuh dengan diurut?

Urut dapat menyembuhkan cedera patah tulang asal dilakukan dengan teknik yang benar. Terapi ini bisa melemaskan otot, meningkatkan gerakan tulang, mengurangi tingkat rasa sakit, dan meminimalkan ketegangan otot serta edema.
Mengutip situs Dynamic Physiotherapy, urut yang dilakukan dengan memulihkan integritas jaringan berperan penting dalam proses pemulihan pasien. Namun, Anda perlu berhati-hati memilih tukang urut.
Jika salah dalam memilih, urutan yang diberikan justru bisa mengakibatkan cedera parah. Agar terhindar dari risiko tersebut, sebaiknya Anda langsung membawa pasien ke rumah sakit untuk diperiksakan keadaannya.
(MSD)