Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Pengertian Halusinasi beserta Gejala, Penyebab, dan Cara Mengontrolnya
25 Mei 2022 14:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Buku Sakti Psikiatri karya dr. Martina Wiwie, ada tiga jenis halusinasi yang biasa dijumpai, yakni auditorik, visual, dan taktil. Halusinasi auditorik adalah gangguan persepsi yang muncul ketika pasien merasa ada suara-suara yang membicarakan tentang dirinya.
Halusinasi visual muncul ketika seseorang melihat ilusi palsu tentang sebuah objek yang sebenarnya tidak ada. Sedangkan halusinasi taktil adalah persepsi palsu terhadap sentuhan ataupun perasaan yang ada di dalam tubuh.
Ketiga jenis halusinasi tersebut memiliki tingkat keparahannya masing-masing. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang halusinasi beserta cara mengontrolnya yang bisa Anda simak.
Apa yang Dimaksud dengan Halusinasi?
Seperti disebutkan sebelumnya, halusinasi adalah gangguan persepsi yang muncul ketika pasien menganggap sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Biasanya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi organis, fungsional, psikotik, dan historik yang dialami seseorang.
Halusinasi membuat seseorang merubah orientasi realitasnya. Biasanya, seseorang yang mengalami halusinasi akan merasakan gangguan dalam bentuk suara, penglihatan, ataupun sentuhan dan rasa.
ADVERTISEMENT
Setiap orang yang mengidap halusinasi memiliki cara tersendiri dalam merespons realitas. Mengutip buku Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi karya Trimelia (2011), berikut jenis respons halusinasi selengkapnya berdasarkan tingkat keparahan:
1. Respons adaptif
2. Respons psikososial
3. Respons maladatif
Apa Penyebab Halusinasi?
Penyebab halusinasi terdiri dari dua faktor utama, yakni presdisposisi dan presipitasi. Keduanya dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung. Dirangkum dari Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing karya Yosep (2014), berikut penjelasannya:
1. Faktor presdiposisi
ADVERTISEMENT
2. Faktor presipitasi
Apa Contoh Halusinasi?
Menukil buku Psikologi Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan Jiwa karya I Wayan Mustika (2017), berikut beberapa contoh halusinasi selengkapnya yang bisa Anda simak:
ADVERTISEMENT
Apa saja tahapan halusinasi?
Halusinasi terdiri dari tiga tahapan utama sebelum mengarah pada skizofrenia. Dirangkum dari Medical News Today, berikut penjelasannya:
Tahapan pertama
Pasien mulai cemas, kesepian, dan merasa bersalah. Gangguan ini membuat mereka ingin mencari kebahagiaan di dunia khayal. Pasien pada tahapan ini menyadari bahwa pikirannya kacau dan mereka dapat mengendalikannya.
Tahapan kedua
Pada tahapan ini, pasien mengalami kecemasan berlebih dan sengaja larut dalam halusinasinya. Mereka menyadari bahwa halusinasi itu tidak nyata, namun mulai sulit untuk mengendalikannya. Pasien biasanya merasa takut, khawatir, dan cemas ketika suara-suara atau bayangan halusinasi muncul.
Tahapan ketiga
Pasien mulai mengalami kecemasan berlebih yang berakibat pada kepanikan. Suara yang mereka dengar mulai membuat perintah dan menjadi ancaman jika tidak diikuti. Pasien halusinasi tahap tiga berisiko untuk melakukan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
(MSD)