Konten dari Pengguna

Tahi Lalat Merah: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
30 Mei 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tahi lalat merah. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tahi lalat merah. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Tahi lalat merah (cherry angioma) adalah pertumbuhan kulit jinak yang terdiri dari pembuluh darah kecil. Kondisi ini biasanya ditemukan pada pasien berusia 30 tahun ke atas dengan ciri fisik yang normal.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan tahi lalat merah sebenarnya tidak berbahaya. Namun, jika keluhan disertai dengan pendarahan, perubahan ukuran, bentuk, dan warna, maka Anda perlu mewaspadainya.
Pada beberapa kasus, gejala tahi lalat merah bisa menjadi pertanda penyakit kanker kulit. Ciri-cirinya berupa timbulnya bintik berwarna merah cerah, bentuknya lingkaran atau oval, dan diameternya mencapai seperempat inci.
Mengutip laman Healthline, tahi lalat merah paling sering tumbuh di area lengan, kaki, dan bahu. Bagaimana cara mengatasinya? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.

Apakah Tahi Lalat Merah Bahaya?

Tahi lalat merah sama seperti tahi lalat pada umumnya. Kondisi ini tidak berbahaya sama sekali selama tidak disertai gejala lain seperti perubahan ukuran, warna, bentuk, dan pendarahan.
Ilustrasi tahi lalat merah. Foto: pixabay
Dijelaskan dalam situs Cleveland Clinic, tahi lalat merah termasuk dalam pertumbuhan kulit yang jinak. Untuk memastikan kondisinya berbahaya atau tidak, Anda harus berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penjelasan.
ADVERTISEMENT

Apa Arti dari Tahi Lalat Merah?

Di beberapa negara, tahi lalat merah dikenal dengan istilah bintik Campbell de Morgan dan Senile Angioma. Penyebab dari kondisi ini belum diketahui secara pasti, namun para ilmuwan mengaitkannya dengan masalah genetik.
Tahi lalat merah juga sering dikaitkan dengan masalah kehamilan, paparan bahan kimia, kondisi medis tertentu, dan iklim. Beberapa orang mengalami gejala ini saat menginjak usia 30 tahun ke atas dan jumlahnya akan bertambah seiring pertambahan usia.
Studi di Amerika mencatat bahwa lebih dari 75% orang di atas 75 tahun memilikinya. Umumnya, tahi lalat merah tidak disertai dengan gejala parah seperti peradangan dan rasa sakit. Namun, tahi lalat ini bisa memicu pendarahan jika tergores.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam situs Medical News Today, paparan bromida bisa menjadi penyebab timbulnya tahi lalat merah. Sebagai informasi, brom adalah unsur kimia yang sering digunakan pada bahan kue, obat resep, dan plastik.
Ilustrasi bahan kimia. Foto: pixabay
Jika Anda sering kontak langsung dengan bromida dalam kurun waktu yang lama, disarankan untuk segera menemui dokter. Dokter akan memeriksakan kondisi Anda dan memastikan paparan bromida tersebut tidak meninggalkan efek berbahaya.
Pasalnya, tahi lalat merah yang disebabkan oleh paparan bromida bisa menjadi tanda awal munculnya kanker kulit. Pada kasus ini, tahi lalat akan mengalami pertumbuhan ukuran, bentuk, warna, dan pendarahan.

Apa Tahi Lalat Merah Bisa Hilang?

Tahi lalat merah bisa hilang dengan melakukan beberapa perawatan. Dirangkum dari situs Medical News Today, berikut penjelasan lengkapnya:
ADVERTISEMENT

1. Eksisi

Metode ini melibatkan pemotongan atau pencukuran lesi pada kulit. Dokter biasanya akan memberikan anestesi lokal terlebih dahulu untuk meminimalkan rasa sakit. Pada beberapa kasus, eksisi bisa menyebabkan jaringan parut.

2. Elektrodesikasi

Elektrodesikasi adalah metode yang melibatkan pembakaran pertumbuhan kulit. Dermatologis biasanya menggunakan cara ini untuk mengatasi tumor jinak, kanker kulit yang serius, dan pra-kanker.
Nantinya, dokter akan menyuntikkan anestesi lokal, kemudian menyentuh jaringan abnormal dengan jarum listrik untuk menghancurkan pembuluh darah dan mengikis angioma. Terakhir, luka akan dibalut dengan perban sampai peradangannya sembuh.
Ilustrasi tahi lalat merah. Foto: pixabay

3. Bedah beku

Metode ini dilakukan dengan cara membekukan jaringan. Dokter akan menyemprotkan atau menyeka nitrogen cair pada area tahi lalat merah. Cara ini membuat tahi lalat melepuh dan mengelupas dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT

4. Laser

Metode ini membuat permukaan kulit dan pembuluh darah pada tahi lalat menyerap sinar yang diberikan. Setelah perawatan, tahi lalat akan menghilang atau berubah warna menjadi abu-abu dan sedikit gelap. Bekas ini akan memudar selama 2-4 minggu ke depan.
Hasil tindakan laser bisa berbeda pada tiap orang. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pasien diminta untuk menghindari paparan sinar matahari selama 4 minggu sebelum treatment dan 2 minggu setelahnya.
(MSD)