Pengelolaan Fasilitas Umum Daya Tarik Wisata Kawah Ijen, Banyuwangi, Indonesia

arva hamdan
Tourism Student at University Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Konten dari Pengguna
11 Juli 2022 13:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari arva hamdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1 (Source : Arva Rizqullah Hamdan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1 (Source : Arva Rizqullah Hamdan)
ADVERTISEMENT
Salah satu destinasi wisata alam yang terdapat di Indonesia adalah geosite Kawah Ijen. Sebagai destinasi wisata berbasis alam, banyak wisatawan tidak begitu suka destinasi tersebut. Oleh karena itu dalam artikel ini objek wisata alam Kawah Ijen, perlu mengetahui mengenai fasilitas apa saja yang harus dievaluasi untuk menjadi daya tarik wisatanya dan membangun motivasi wisatawan dalam mengunjungi suatu objek wisata yang bisa memenuhi kebutuhan fasilitas wisatawan, khususnya wisata alam seperti Kawah Ijen.
ADVERTISEMENT
Melihat aktivitas pariwisata yang massif kemudian pemerintah menyadari besarnya potensi pariwisata yang dimiliki oleh Banyuwangi khususnya Kawah Ijen, pemerintah Kabupaten Banyuwangi menghimbau agar seluruh masyarakat Banyuwangi dapat mengembangkan wilayahnya dan diharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan Kawah Ijen, yang nantinya akan memiliki pengaruh yang besar bagi perekonomian khususnya di Desa Tamansari. Aktivitas pariwisata kemudian berdampak kepada ekonomi dengan lahan pekerjaan baru yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tamansari, pekerjaan baru tersebut menyesuaikan dengan jasa pariwisata yaitu sebagai tour guide, pedagang, dan homestay.
Pada tahap ini Kawah Ijen mulai dibentuk menjadi representasi ruang oleh pihak-pihak luar Kawah Ijen seperti Bupati dan Dinas Pariwisata Banyuwangi. Kawah Ijen direpresentasikan menjadi kawasan yang bisa dikembangkan menjadi wisata Kawah Ijen karena tagline “MAJESTIC BANYUWANGI” yang muncul pada tahun 2016 lalu. Konsep Majestic Banyuwangi ini mengacu pada konsep branding pariwisata.
Gambar 2 Majestic Banyuwangi (Source: Banyuwangi Bagus)
ADVERTISEMENT
Hal ini yang memicu perubahan dari representasi awal Kawah Ijen sebagai cagar alam menjadi wisata yang dibuka untuk banyak wisatawan. Representasi ruang yang dibuat oleh pemerintahan dibawah naungan Bupati Anas adalah mendorong warga untuk membentuk ruang-ruang baru di sekitar kawasan kawah ijen seperti homestay serta warung-warung untuk berjualan karena dibukanya Kawah Ijen Menjadi tempat wisata.
Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen menyajikan pesona keindahan sumberdaya alam dan memiliki keunikan/kekhasan penambang belerang, kawah dan dukungan alam, api biru dan beraneka ragam flora/fauna yang membuat ketertarikan wisatawan berkunjung. Namun, karakteristik nya sebagai wisata minat khusus bagi para petualang dan pendidikan tidak mampu menyedot banyak wisatawan untuk berkunjung. Ketersediaan faktor pendukung yang kurang baik dalam bentuk fasilitas jalan dan moda transportasi, promosi, infrastruktur, terjadi konflik kepentingan mengakibatkan daya saingnya TWA Kawah Ijen.
ADVERTISEMENT
Gambar 3 (Source : Arva Rizqullah Hamdan)
Aspek manajerial dalam bentuk komunikasi yang dijalin kurang efektif, komitmen yang sulit terbentuk membuat karakteristik TWA Kawah Ijen sebagai wisata minat khusus petualang dan pendidikan (ecotourism) tidak berubah sampai sekarang.
Strategi fokus (low cost dan best value) yang dikonsentrasikan pada strategi ceruk pasar dan marketing mix merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing TWA Kawah Ijen. Disamping itu kemampuan bersaing TWA Kawah Ijen dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya (RBV) yang dimiliki, sedangkan pengelolaan dipersiapkan dan dilakukan berdasarkan konsep Destination Management Organization (DMO).
Wisata Kawah Ijen sekarang memberikan suasana yang berbeda dari wisata yang lain, suasana perjalanan yang cukup menantang dan juga melelahkan menjadi ketertarikan sendiri bagi para pengunjung di Kawah Ijen, karena setelah sampai di area kawah kita akan mendapatkan kepuasan tersendiri karena telah mencapai tujuan di daya tarik wisata tersebut.
ADVERTISEMENT
Gambar 4 Ojek Kawah Ijen (Source : Hargatiket.com)
Dalam mengelola kawasan Kawah Ijen membuat ruang-ruang baru di sekitar Kawah Ijen seperti pedagang makanan. Ruang mutlak (Kawah Ijen pada awal sebagai Cagar Alam) dibentuk menjadi ruang abstrak (Kawah Ijen dengan politisasi dan birokrasi didalamnya). Politisasi dan Birokrasi dalam Kawah Ijen ketika dikelola oleh BKSDA di bawah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah dengan adanya penetapan pembayaran biaya stand berjualan di sekitar kawah ijen serta penetapan harga tiket masuk Kawah Ijen, untuk harga tiket satuan nusantara biasa Kawah Ijen hanya Rp 5.000, nusantara libur Rp 7.500, dan berkemah hanya Rp 5.000.
Fasilitas ojek yang ada di Kawah Ijen sudah sangat membantu wisatawan yang kesulitan untuk menempuh perjalanan menuju titik puncak Kawah Ijen agar bisa melihat blue fire, tetapi harga yang sangat terjangkau membuat wisatawan haru mengeluarkan uang dari 300rb-500rb. Harga dari ojek tersebut tergantung dari titik mana wisatawan pergi, jika wisatawan di tengah-tengah area pendakian maka harga ojek tersebut lebih murah dibanding titik awal pendakian begitu juga sebaliknya untuk biaya turun lebih murah dibanding biaya ojek untuk ke area atas Kawah Ijen
ADVERTISEMENT
Untuk mendaki ke kawah dimulai pada pukul 02.00 pagi dan ditutup di sore hari. Wisatawan lokal maupun internasional mendaki dini hari untuk melihat Api Biru yang hanya dapat dilihat sampai pukul 05.00. Mendekati puncak, wisatawan disarankan memakai dan membawa perlengkapan seperti masker dan air minum karena asap belerang yang cukup menyengat.
Gambar 5 View Kawah Ijen (Source : Arva Rizqullah Hamdan)
Destinasi ecotourism ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo, Jawa Timur. Bagian utara berbatasan dengan hutan lindung Gunung Remuk dan sisi Barat dengan jalan Banyuwangi-Bondowoso. Sementara batas selatan yaitu Sungai Banyu Linu dan timur lereng Gunung Merapi.
Untuk mencapai lokasi Kawah Ijen, dapat ditempuh melalui dua jalur. Jalur utara melalui Situbondo-Bondowoso-Wonosari-Desa Sempol Paltuding dengan jarak 93 km. Kedua, jalur selatan melalui Banyuwangi-Desa Licin-Paltuding dengan jarak tempuh 40 km.
ADVERTISEMENT
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan fasilitas umum yang terjadi di Kawah Ijen masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya perhatian dari para Stakeholder terkait untuk menyediakan dan mengelola fasilitas umum yang layak untuk para wisatawan di kawasan Kawah Ijen, khususnya di area pendakian. Tentunya para Stakeholder terkait juga harus memperhatikan aspek-aspek pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan tersebut. Pada akhirnya pengelolaan yang bagus akan memiliki dampak positif bagi berbagai pihak.
Mahasiswa Pariwisata UPN ‘Veteran’ Jawa Timur, dibawah bimbingan Dosen Mata Kuliah Pariwisata Internasional dan Ekonomi Kreatif, Resa Rasyidah, S.Hub. Int, M.Hub, Int. dan Praja Firdaus Nuryanda, S.Hub. Int, M.Hub. Int.