Konten dari Pengguna

Sampah Rumah Tangga Berupa Limbah Makanan

arva hamdan
Tourism Student at University Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
17 November 2022 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari arva hamdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source Pic: Arva Rizqullah Hamdan
zoom-in-whitePerbesar
Source Pic: Arva Rizqullah Hamdan
ADVERTISEMENT
Apakah kalian tahu bahwa produksi sampah makanan di Indonesia menjadi yang paling tinggi di Asia Tenggara. Dilihat dari data Program Lingkungan PBB (UNEP), Indonesia menghasilkan 20,93 juta ton sampah makanan setiap tahunnya loh, banyak banget kan. Selain itu ada negara-negara lain seperti Filipina, Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, dan negara lainnya yang juga menghasilkan sampah makanan yang sangat banyak dari 5-10 juta ton yang dihasilkan per tahunnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi Food Loss & Food Waste
Food loss and waste (FLW) menyumbang 8-10 persen dari emisi gas rumah kaca (GRK) global, berkontribusi terhadap iklim yang tidak stabil dan kejadian cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir. Perubahan ini berdampak negatif pada hasil panen, berpotensi menurunkan kualitas nutrisi tanaman dan menyebabkan gangguan rantai pasokan.
FLW didominasi oleh biji-bijian yaitu beras, jagung, gandum dan produk sejenis, sedangkan jenis pangan olahan yang paling tidak efisien adalah sayuran, dimana kehilangannya mencapai 62,8 persen dari total pasokan sayuran dalam negeri di Indonesia. Emisi dari FLW setara dengan 7,29% dari rata-rata Gas Rumah Kaca Indonesia. Hasil kajian ini akan dijadikan landasan bagi pengambil kebijakan untuk mengimplementasikan Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia yang telah menjadi Program Prioritas dalam RPJMN 2020-2024 sekaligus mewujudkan komitmen Indonesia terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, memprioritaskan pengurangan kehilangan dan pemborosan pangan sangat penting untuk transisi ke sistem pertanian pangan berkelanjutan yang meningkatkan penggunaan sumber daya alam secara efisien, mengurangi dampaknya terhadap planet ini, dan memastikan ketahanan pangan dan nutrisi.
Begitu juga dengan air, air yang dibuang sia-sia di Indonesia cukup banyak, padahal beberapa wilayah di Indonesia dan juga negara lain sering sekali membutuhkan air bersih yang dapat diminum. Membutuhkan air sehingga membuang-buang makanan berarti turut membuang-buang air yang diinvestasikan dalam produksi makanan, mulai dari hewan hingga agrikultur untuk bercocok tanam. Membuang 1 kg daging sama saja dengan membuang 50.000 liter air yang digunakan dalam produksi daging.
Dampak Negatif Food Loss & Food Waste
ADVERTISEMENT
Mengatasi masalah kehilangan dan pemborosan pangan merupakan peluang tiga kali lipat – untuk iklim, untuk ketahanan pangan, dan untuk keberlanjutan sistem pertanian pangan kita – dan tidak dapat diabaikan pada saat meningkatnya kelaparan global dan melonjaknya harga pangan, banyak orang yang masih membuang-buang makanan mereka dengan membuang makanan yang tidak dimakan.
Dampak limbah pangan yang terbuang secara kualitas menyebabkan penurunan status gizi manusia, produk yang dihasilkan berkualitas rendah yang mungkin tidak aman untuk dikonsumsi karena berdampak buruk bagi kesehatan, kesejahteraan dan produktivitas konsumen.
Penyelesaian Permasalahan Sampah Rumah Tangga Terutama di Food Waste
Penyediaan TPAS atau tempat pengolahan akhir sampah telah disediakan oleh Pemda, sehingga pemilahan sampah dari rumah tangga harus didorong di seluruh pemukiman, jadi untuk di lingkup pemukiman seperti level RT harus disediakan fasilitas maupun kebijakan untuk pemilahan sampah, agar food waste yang dihasilkan dapat dikelola. RT dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk pengolahan sampah berupa kontainer sampah sesuai jenis sampah untuk memudahkan dilakukan pengelolaan sampah sesuai jenisnya. selanjutnya dapat diawasi secara rutin misalkan ada warga yang bertugas untuk menanyakan bagaimana pemilahan sampah yang dilakukan oleh setiap kepala keluarga, pengawasan dapat menggunakan sistem piket. Selain itu dapat juga diberlakukan pinalti apabila kedapatan warga tidak melakukan pemilahan sampah (contoh: membayar iuran sampah 2 kali lipat).
ADVERTISEMENT
Penerapan audit trash khususnya untuk food waste untuk warga RT. Jadi saat dilakukan pengawasan rutin akan ditanyakan jumlah food waste yang telah dihasilkan per-kepala keluarga. Dapat dihitung dalam jumlah kg, dan untuk warga yang mampu menghasilkan food waste paling sedikit akan diberikan reward (contoh: dibebaskan dari iuran sampah di bulan berikutnya). Dengan catatan setiap keluarga harus mengisi kartu trash audit yang telah disediakan, dan apabila warga mengelola food waste secara mandiri harus dibuktikan dengan dokumentasi atau bukti nyatanya.
Menurut kami sampah makanan yang ada di Indonesia masih sangat kurang untuk pengelolaannya dan masyarakat membutuhkan sosialisasi dan edukasi untuk penanganan limbah makanan. Dari sini, dibutuhkan manajemen pengelolaan limbah sampah makanan dan meminimalisir terjadi kesalahan dalam percobaan yang dilakukan. Manajemen pasokan barang untuk proses produksi juga harus lebih dipertimbangkan agar tidak terjadi pasokan yang terlalu banyak sehingga justru akan menimbulkan food waste.
ADVERTISEMENT
Artikel ini dibuat untuk project 6 kampus merdeka Studi Independen Think Sustainability yang ditulis oleh Amita Putri, Arva Rizqullah Hamdan, Raden Roro Sridewi, dan Taufikur Rahman dari kelompok Pey 2.