Konten dari Pengguna

Plts Terapung Cirata : Mengatasi Keterbatasan Lahan untuk Plts Darat

Arya alfin
Saya adalah mahasiswa prodi Teknik Elektro semester akhir di Universitas Semarang
22 September 2024 9:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arya alfin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Plts Terapung Cirata (Foto: Dok. PLN)
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dimulai dengan penemuan efek fotovoltaik oleh ilmuwan Prancis, Edmond Becquerel pada tahun 1839. saat melakukan eksperimen fotografi di laboratorium ayahnya, Becquerel menemukan bahwa beberapa bahan dapat menghasilkan tegangan dan arus listrik saat terkena cahaya. Di Indonesia sejarah perkembangan PLTS sudah dimulai sejak 1987, pada tahap awal tersebut BPPT dimulai dengan pemasangan 80 unit PLTS atau lebih spesifik lagi SHS (Solar Home System, system pembangkit listrik tenaga surya untuk lampu penerangan rumah) di desa Sukatani Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Plts Terapung: Mengatasi Keterbatasan Lahan untuk Plts Darat
PLTS merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena sumber energi utamanya berupa sinar matahari. Sistem PLTS dianggap cocok untuk Indonesia yang terletak di wilayah tropis karena sinar matahari sangat mudah didapatkan hampir sepanjang tahun. Pemerintah Indonesia terus berupaya memenuhi kebutuhan listrik nasional di satu sisi penggunaan PLTS memerlukan lahan yang cukup luas, upaya yang dilakukan yaitu mengubah waduk menjadi tempat PLTS atau PLTS Terapung. PLTS terapung adalah sebuah model PLTS terpusat yang diletakan terapung di atas air seperti danau,waduk,dan laut.
PLTS Terapung ini memiliki efesiensi yang lebih tinggi dibanding PLTS konvensional yang diletakan di atas atap atau tanah. Peningkatan efisiensi ini didapat dari penurunan temperatur yang dihasilkan dari proses pendinginan air yang berada di bawah sel-sel surya ketika terpapar sinar matahari.
ADVERTISEMENT
PLTS Terapung di Indonesia berada di waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, bahkan PLTS Terapung Cirata menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia. Memiliki kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 Mwp untuk menyuplai listrik bagi 50 ribu rumah, menempati area waduk seluas 200 hektar dan memiliki tarif kompetitif USD 5.8 cent/kWh.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan PLN Nusantara Power dengan Masdar. Proyek ini menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) dan Green RUPTL. PLTS tersebut akan dapat memberikan kontribusi terhadap NZE sebesar 245 Gwh/Tahun Energi Hijau dan 214.000 Ton reduksi CO2/Tahun.
ADVERTISEMENT
Plts Sebagai Energi Alternatif
PLTS merupakan salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. banyak manfaat dari PLTS ini yaitu ramah lingkungan, sumber energi yang tidak habis, mengurangi jejak karbon, dan mengurangi biaya listrik.