Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lebih Dekat Mengenal Montenegro: Eksklusif Orasi Ilmiah PM Montenegro
17 Agustus 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Arya Alifa Mukti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak dari kita yang masih cukup asing dengan Montenegro, kalau dalam bahasa Turki disebut sebagai Karadağ. Montenegro, sebuah negara kecil pecahan Yugoslavia yang berlokasi di semenanjung Balkan, di mana populasinya tidak sampai 700.000 jiwa.
ADVERTISEMENT
Ibukota dari Montenegro adalah Podgorica, yang letaknya dekat dengan Albania serta danau Skhodra. Secara geografi, lokasinya berbatasan dengan negara-negara bekas Yugoslavia lainnya, seperti Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Serbia, Kosovo dan Albania. Sistem pemerintahan yang diterapkan di Montenegro adalah parlementer, serta dipimpin oleh seorang Perdana Menteri (PM).
Pada kesempatan kali ini, penulis berkesempatan bersua dengan PM Montenegro, Dritan Abazovic, dalam rangka penganugerahan Honoris Causa yang diberikan oleh İstanbul Medeniyet Üniversitesi (İMÜ) kepada PM Montenegro tersebut.
Selain itu, acara ini merupakan bentuk dari kerja sama İMÜ dengan ICYF-OIC (Islamic Cooperation Youth Forum – Organisation of Islamic Cooperation) dengan nama kegiatan ICYF Future Leaders Executive Program (FLEP).
Dalam orasi ilmiahnya, terdapat beberapa poin yang disampaikan oleh PM Montenegro:
ADVERTISEMENT
Tercatat terdapat 8 etnis mendiami Montenegro, yaitu Montenegrin, Serb, Croat, Bosniak, Albania, Romani dan Macedonia. Abazovic menyampaikan bahwa Montenegro adalah salah satu negara yang paling damai di dunia Balkan.
Selain itu, tidak ada diskriminasi kepada etnis tertentu, semuanya bisa menjadi seseorang tambah Abazovic. Hal tersebut dibuktikan oleh PM Montenegro itu sendiri, di mana Dritan Abazovic merupakan seseorang yang datang dari salah satu etnis minoritas di Montenegro, yaitu Albanian.
Selain internal-nya yang adem-ayem, Montenegro juga berusaha untuk memainkan perannya sebagai penjaga perdamaian di Balkan Barat.
Abazovic menyampaikan bahwa Montenegro berkomitmen untuk mengedepankan diplomasi ketimbang hard power apabila terdapat sengketa dengan atau yang terjadi di antara negara-negara tetangganya, meskipun Montenegro pada saat ini dan seterusnya tidak akan memiliki masalah dengan bordering country, tambah Abazovic.
ADVERTISEMENT
Misi menjadi Ecological State
Merujuk kepada penjelasan Jesse Rodenbiker, seorang peneliti ecology state dari Princeton University, Ecological State berarti bagaimana sebuah kampanye perlindungan lingkungan berbasis ilmiah mampu mengubah alam dan masyarakat.
Abazovic menyampaikan bahwa Montenegro berkomitmen untuk menjadi negara yang menerapkan ecological state paling sukses di masa yamg akan datang. Sebenarnya, ide ini bukanlah hal yang baru bagi Montenegro, karena tercatat semenjak 1991 Montenegro mendeklarasikan dirinya sebagai negara pertama yang menerapkan konsep ecological state di dunia.
Hal tersebut didukung dengan gelontoran €1.35 miliar Euro pada tahun 2016 guna memaksimalisasi sistem pengolahan air. Abazovic menambahkan, pemerintah dan rakyatnya saling bahu-membahu guna menjadikan Montenegro menjadi negara Green Destination di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Imigran Imbas Konflik Rusia-Ukraina
Seperti yang kita ketahui bahwasanya eskalasi konflik Rusia-Ukraina mulai terjadi semenjak februari 2014 di mana terjadinya sebuah kerusuhan di Kiev oleh pengunjuk rasa Euromaidan yang lebih dikenal sebagai Revolution of Dignity.
Kemudian secara berkala konflik ini terus berlanjut hingga puncaknya pada februari 2023 Rusia melancarkan invasi secara penuh kepada Ukraina. Pusat invasi penuh Rusia ini berfokus kepada beberapa tempat, seperti Kyiv, Kharkiv, Odessa dan Donbas.
Beberapa pengamat mencoba menaksir kerugian jiwa, di mana hampir 10.000 warga sipil tewas dan setidaknya lebih dari 500.000 jiwa kehilangan tempat tinggalnya serta terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ketegangan konflik Rusia-Ukraina masih memanas hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Tercatat setidaknya terdapat 8.000 pengungsi Ukraina mengajukan perlindungan sementara dan 7.500 nya telah berhasil diterima. Abazovic menyampaikan belasungkawanya atas semua korban jiwa dari perang tersebut dan menyatakan bahwa Montenegro terbuka bagi para pengungsi yang mencari perlindungan sementara.
Abazovic menambahkan bahwa semua pengungsi diperlakukan sangat baik tanpa adanya diskriminasi apa pun. Montenegro juga menyerukan perdamaian bagi kedua negara dengan solusi yang saling menguntungkan satu sama lain.
Abazovic menyatakan bahwa “education is like a light”, pendidikan adalah sebuah cahaya terang yang menerangi kegelapan. Ia sadar bahwasanya misi besarnya ini tak bisa diraih tanpa pendidikan.
Dengan angka literasi Montenegro yang nyaris sempurna, yaitu 98.9%, hal tersebut memberikan dampak positif bagi negaranya. Abazovic mengklaim bahwa di bawah kepemimpinannya, Montenegro mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan, di mana pada tahun 2021 GDP per kapita Montenegro €8.000 dan meningkat menjadi €9.850 pada 2022.
ADVERTISEMENT
Montenegro juga telah menerapkan Bologna Process dalam sistem pendidikannya. Bologna Process adalah sebuah standarisasi pendidikan tingkat tinggi yang dikontrol secara khusus oleh pertemuan para kementerian di bawah pengawasan Uni Eropa. Selain itu, Bologna Process menjadi standar pendidikan tingkat tinggi bagi negara-negara di Eropa.
Situasi Pasca COVID-19 di Montenegro
Abazovic menyatakan Montenegro sedang dalam upaya melakukan normalisasi pasca COVID 19. Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Montenegro pasca COVID mengalami pertumbuhan yang mengesankan, di mana terdapat pertumbuhan pada GDP Montenegro sebesar 11%.
Selain itu, sektor pariwisata yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama Montenegro sudah berangsur-angsur membaik, kutip Abazovic. Mengutip laporan kinerja KBRI Beograd, tercatat lonjakan wisatawan asing mencapai 93% di mana didominasi oleh wisatawan asal Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, Ia mengatakan bahwa Montenegro telah berhasil melalui fase-fase sulit COVID-19 dan kini memanggil para pelancong yang ingin menikmati green destination untuk datang dan mengunjungi Montenegro.
Bagaimana Hubungan antara Montenegro dengan Indonesia?
Setelah selesainya acara, penulis sempat bertemu untuk sekadar bersua dan berjabatan tangan dengan PM Montenegro tersebut, serta menanyakan pertanyaan tentang bagaimana Montenegro menjalin hubungan dengan Indonesia.
Abazovic menjawab pertanyaan saya dengan senyum ramah, di mana ia menegaskan bahwa hubungan Indonesia dengan Montengero berjalan dengan sangat baik. Indonesia sudah mengakui kemerdekaan Montenegro semenjak 24 Juli 2006 serta memulai hubungan diplomasi pada 21 September 2006.
Diaspora Indonesia di Montenegro sangat sedikit. Merujuk kepada laporan dari KBRI Beograd, terdapat 10 orang WNI yang menetap di Montenegro. Secara demografis, WNI tersebut meliputi mahasiswa/pelajar, ibu rumah tangga, dan pengusaha/pekerja.
ADVERTISEMENT
Dalam aspek ekonomi, hubungan dagang antara Montenegro dan Indonesia menghasilkan €4.8 juta Euro dari impor. Sebagai penutup dari pertanyaan saya, Abazovic memiliki harapan besar dari hubungan kedua negara tersebut akan lebih kuat lagi ke depannya.