Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Perhatian dan Penalaran Abstrak Multitasking: Benarkah Perempuan Lebih Unggul?
18 Maret 2025 20:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Arya Bimantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, multitasking sering dianggap sebagai keterampilan yang lebih dominan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Anggapan ini muncul dari pengalaman umum bahwa perempuan lebih mampu mengelola banyak tugas sekaligus, seperti mengasuh anak sambil bekerja atau memasak sambil berbincang. Namun, apakah perbedaan ini benar-benar didukung oleh sains? Kajian neuropsikologi, yang mempelajari hubungan antara fungsi otak dan perilaku, dapat memberikan penjelasan mengenai bagaimana perhatian dan penalaran abstrak berperan dalam multitasking.
ADVERTISEMENT
Multitasking dan Fungsi Kognitif dalam Perspektif Neuropsikologi
Multitasking mengacu pada kemampuan seseorang untuk melakukan beberapa tugas secara bersamaan atau berpindah cepat antar tugas. Dua komponen utama yang berperan dalam multitasking adalah perhatian (attention) dan penalaran abstrak (abstract reasoning). Di mana perhatian berfungsi sebagai filter yang menentukan informasi mana yang diproses lebih dulu. Dalam multitasking, perhatian terbagi dan berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan cepat. Bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi ini adalah korteks prefrontal dan lobus parietal, yang mengelola fokus serta mengalihkan perhatian antar tugas. Sedangkan penalaran abstrak membantu individu memahami hubungan antar konsep dan memecahkan masalah kompleks saat mengelola berbagai tugas. Area yang berperan dalam fungsi ini adalah lobus frontal, yang mendukung pengambilan keputusan dan pemrosesan informasi secara fleksibel.
ADVERTISEMENT
Apakah Perempuan Lebih Baik dalam Multitasking?
Beberapa studi neuropsikologi menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih unggul dalam tugas multitasking dibandingkan laki-laki. Salah satu alasannya adalah perbedaan konektivitas otak. Studi pencitraan otak menunjukkan bahwa perempuan memiliki lebih banyak koneksi antara hemisfer kiri dan kanan, yang memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber dengan lebih efisien. Sebaliknya, otak laki-laki cenderung memiliki koneksi yang lebih kuat dalam satu hemisfer, membuat mereka lebih fokus pada satu tugas dalam satu waktu.
Namun, penelitian lain menemukan bahwa perbedaan ini tidak selalu signifikan. Dalam tugas multitasking kompleks yang membutuhkan logika tinggi, laki-laki dan perempuan memiliki performa yang hampir sama. Ini menunjukkan bahwa efektivitas multitasking lebih dipengaruhi oleh jenis tugas, pengalaman individu, serta strategi kognitif yang digunakan, daripada sekadar faktor biologis.
ADVERTISEMENT
Dampak Multitasking terhadap Produktivitas
Meskipun multitasking sering dianggap sebagai keterampilan yang menguntungkan, penelitian dalam bidang neuropsikologi kognitif justru menunjukkan bahwa multitasking dapat menurunkan produktivitas dan meningkatkan tingkat kesalahan. Pada korteks prefrontal yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan manajemen perhatian memiliki kapasitas terbatas. Jika seseorang terlalu sering berpindah tugas, korteks prefrontal akan mengalami mental overload, yang menyebabkan peningkatan stres dan penurunan efisiensi kerja. Selain itu, multitasking berlebihan juga dapat mengganggu working memory, yaitu kapasitas otak dalam menyimpan dan memproses informasi dalam jangka pendek.
Strategi Neuropsikologis untuk Meningkatkan Efektivitas Multitasking
Agar multitasking tetap produktif, ada beberapa strategi berbasis neuropsikologi yang bisa diterapkan:
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Multitasking melibatkan perhatian dan penalaran abstrak, tetapi efektivitasnya bergantung pada banyak faktor, termasuk jenis tugas dan strategi yang digunakan. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih unggul dalam multitasking karena perbedaan konektivitas otak, faktor ini bukan satu-satunya penentu. Baik laki-laki maupun perempuan dapat meningkatkan kemampuan multitasking mereka dengan strategi kognitif yang tepat. Namun, dari sudut pandang neuropsikologi, multitasking yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan efisiensi otak, peningkatan stres, dan penurunan daya ingat. Oleh karena itu, alih-alih mengandalkan multitasking, lebih baik menerapkan monotasking untuk tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi agar hasilnya lebih optimal.
ADVERTISEMENT
Penulis : Arizkylia Yoka Putri, Arya Bimantara