Konten dari Pengguna

Memandang Gen-Z dalam Sistem Ideologi Politik: Penerus atau Pemutus ?

ARYA BRAMA AKBAR
Mahasiswa Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya
6 Oktober 2024 9:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ARYA BRAMA AKBAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Z selalu menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat. Ini adalah generasi dari mereka yang lahir pada tahun 1997-2012. Dalam kehidupan, Generasi Z atau sebutan kekinian nya Gen-Z kerap mendominasi baik didalam platofrm media maupun masyarakat sekitarnya. Faktanya, Indonesia sendiri tengah menunggu masa puncak bonus demografi terkhusus dalam memperingati Indonesia Emas pada tahun 2045 yang akan mendatang. Hal ini menandakan bahwa Gen-Z memiliki peran yang signifikan dalam memberikan kontribusi untuk Indonesia.
Memandang Gen-Z dalam Sistem Ideologi Politik: Penerus atau Pemutus? (Image : Arya Brama Akbar, dibuat di Canva)
Istilah “Generation Gap” Dalam Menanggapi Gen-Z
ADVERTISEMENT
Generation Gap sendiri adalah istilah yang dapat diartikan sebagai jarak atau pemisah dari generasi yang berbeda. Cenderung generation gap ini menjadi faktor utama adanya perspektif terhadap generasi dibawah mereka. Hal ini dapat kita lihat dengan mengambil contoh dari dua generasi, yakni Millenials dan Gen-Z.
Ungkapan yang diberikan kepada Gen-Z sayang nya cenderung ke arah yang negatif. Mereka dinilai tidak dapat memberikan kontribusi maksimal dan banyak bermain main dalam menjalankan suatu tugas yang terstruktur dan telah diinstruksikan. Padahal banyak sisi positif yang bisa kita ambil dari bagaimana cara Gen-Z dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
Gen-Z dan Sistem Politik Negara
Sistem politik negara merupakan aspek penting dalam menentukan arah perkembangan suatu negara. Dalam hal ini, Gen-Z, sebagai generasi yang sangat terinformasi, memandang politik dengan cara yang berbeda. Mereka lebih cenderung mendukung keberagaman dan demokrasi, serta mendorong transparansi dalam pengelolaan negara. Namun, apakah mereka memiliki cukup kekuatan untuk mempengaruhi sistem politik negara yang ada?
ADVERTISEMENT
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran politik di kalangan Gen-Z, kita juga melihat banyak di antara mereka yang memilih untuk terlibat dalam aksi sosial dan politik, baik melalui gerakan protes atau bahkan terlibat langsung dalam proses politik formal. Tetapi, sistem politik yang ada di banyak negara, termasuk Indonesia, cenderung masih didominasi oleh elite politik dari generasi sebelumnya. Di sini, Gen-Z harus menghadapi tantangan besar: apakah mereka mampu mengubah sistem ini, atau hanya akan terjebak dalam ketidakmampuan mereka untuk menembus struktur yang sudah mapan?
Di Indonesia, misalnya, meskipun tingkat partisipasi politik Gen-Z dalam pemilu mulai meningkat, tetapi mereka masih harus berhadapan dengan kenyataan bahwa kebanyakan pemimpin negara berasal dari generasi yang lebih tua. Banyak aspek sistem politik yang tampaknya masih terjebak dalam praktik lama, di mana keluarga politik dan relasi patronase memainkan peran yang besar. Dengan demikian, meski Gen-Z memiliki potensi besar untuk memutuskan ikatan dengan sistem yang ada, mereka juga dihadapkan pada hambatan-hambatan struktural yang bisa membuat mereka kesulitan untuk mengubah sistem tersebut.
ADVERTISEMENT
Pandangan Gen-Z dalam Sistem Ideologi Politik
Sebelum kita membahas lebih jauh, penting untuk memahami konsep dasar ideologi, kekuasaan, dan sistem politik yang menjadi landasan dalam menganalisis generasi ini. Ideologi merujuk pada seperangkat gagasan dan nilai yang membentuk pandangan dunia serta memandu tindakan dalam kehidupan sosial dan politik. Kekuasaan, di sisi lain, adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau mengendalikan perilaku orang lain. Sedangkan sistem politik negara merujuk pada struktur pemerintahan dan proses yang mengatur kehidupan sosial dan politik masyarakat.
Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, kita diajak untuk melihatsegalanya melalui sudut pandang yang berbeda dan mempelajari intisari dari munculnya suatu fenomena. Dalam konteks ini, generasi yang sedang berkembang saat ini, yaitu Gen-Z, dihadapkan pada dinamika ideologi yang semakin kompleks, serta kekuasaan yang terdistribusi dalam berbagai sektor, dari politik hingga media sosial. Maka, penting untuk menilai bagaimana Gen-Z menanggapi dan memposisikan diri dalam menghadapi tantangan-tantangan ini.
ADVERTISEMENT
Penerus atau Pemutus?
Terdapat beberapa sudut pandang dalam memutuskan perkara yang satu ini, karena Gen-Z adalah penerus dalam perkembangan ideologi dan bagaimana cara mereka memahami sistem politik. Sedangkan sudut pandang yang berbeda juga dapat menyatakan bahwa mereka adalah generasi yang dapat memutus berbagai macam perkembangan yang dianggap tidak efektif, efisien dan relevan dengan apa yang benar benar dibutuhkan. Mereka adalah generasi yang berpotensi untuk mengguncang status quo, namun mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa untuk melakukan perubahan besar, mereka memerlukan waktu, strategi, dan tentu saja, kekuatan kolektif.
Tidak dapat disimpulkan jawaban pastinya, namun Gen-Z adalah generasi yang tumbuh dalam ketidakpastian dan perubahan, yang belajar untuk menavigasi dunia yang semakin kompleks. Mereka bukan hanya sekadar penerus ideologi dan sistem yang ada, tetapi juga pemutus yang berani untuk memikirkan kembali dan mungkin bahkan merombak struktur yang telah ada. Pada akhirnya hal yang harus kita fokuskan pada perjalanan Gen-Z adalah bagaimana mereka akan membuat perubahan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Generasi Z berada di persimpangan besar antara menjadi penerus dan pemutus. Di satu sisi, mereka berpotensi menjadi penerus yang memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang ada dengan nilai-nilai progresif yang mereka bawa. Di sisi lain, mereka juga bisa menjadi pemutus yang menantang dan bahkan menggantikan paradigma ideologi dan politik yang sudah dianggap usang. Apa pun pilihan mereka, yang jelas Gen-Z akan memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan arah masa depan politik dan masyarakat kita. Dan sebagai masyarakat, kita perlu mendengarkan suara mereka dan memberi ruang bagi mereka untuk mengekspresikan pandangan dan gagasan baru.