Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Butterfly Effect dalam Politik: Keputusan Kecil yang Berdampak Perubahan Besar
10 Maret 2025 12:20 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Arya Wahyu pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Butterfly Efect adalah sebuah konsep dalam teori chaos yang menjelaskan bagaimana sebuah perubahan kecil dalam kondisi awal dari suatu peristiwa dapat menyebabkan dampak yang sangat besar dan diluar dugaan. Istilah Butterfly Effect pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan dan meteorolog dari Amerika yang juga pencetus teori chaos, ia adalah Edward Norton Lorenz, dia menggambarkan teori Butterfly Effect sebagai metafora kepakan sayap kupu – kupu Brasil untuk menjelaskan bagaimana sesuatu yang terlihat kecil seperti kupu – kupu Brasil dapat membuat sebuah perubahan yang besar berujung tornado besar di Meksiko.
ADVERTISEMENT
Teori Butterfly Effect ialah sistem dinamis yang kompleks yang menunjukkan sebuah perilaku yang sensitif terhadap kondisi awal. Teori ini sering kali diterapkan dalam berbagai cabang ilmu, dari ilmu pengetahuan sampai filosofi. Konsep ini sering digunakan untuk menjelaskan beberapa fenomena dalam berbagai aspek bidang, termasuk meteorologi, ekonomi, sistem pemerintahan, kebijakan publik, dan beberapa aspek sistem yang kompleks lainnya. Teori Butterfly Effect memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1. Nonlinearitas: Hubungan antara variabel yang ada di dalam suatu sistem tidak selalu linier, sehingga perbuatan kecil dapat mengakibatkan perubahan yang besar.
2. Sensivitas terhadap situasi awal : Konsep ini sangat sensitif terhadap situasi awal yang dapat menyebabkan hasil yang berbeda
3. Ketidakpastian : Dalam sistem yang kompleks, hasil jangka panjang akan sulit diprediksi, maka berhati – hatilah dalam membuat keputusan di awal.
ADVERTISEMENT
4. Keterkaitan : Konsep Butterfly Effect menunjukkan bahwasanya semua elemen dalam sistem saling berkaitan, dan suatu perubahan pada elemen dapat mempengaruhi elemen yang lainnya.
Butterfly Effect dalam politik
Dalam konteks politik, teori Butterfly Effect menunjukkan bagaimana sebuah keputusan kecil dapat memicu beberapa rangkaian peristiwa yang berdampak besar pada hasil akhir. Termasuk dalam konteks pemilihan pejabat. Konsep Butterfly Effect menunjukkan bahwa tindakan yang dianggap sepele sekalipun dapat menyebabkan perubahan yang signifikan dalam struktur pemerintahan dan dinamika politik.
Dalam konteks pemilihan pejabat publik di Indonesia, beberapa contoh Butterfly Effect dapat diambil contoh dalam perjalanan karier politik tokoh – tokoh politik seperti Joko Widodo. Keputusan kecil yang diambil selama masa periode kepemimpinannya sebagai Wali kota Solo, seperti reformasi birokrasi, program sosial, dan kebijakan yang pro akan rakyat, Keputusan kecil itu pun meningkatkan citranya sebagai Wali kota Solo dan mendapatkan Penghargaan Internasional membuka jalan baginya dalam pencalonan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dan ketika terpilih menjadi gubernur, ia dikenal dengan gaya kepemimpinan yang sederhana dan sering blusukan ke beberapa daerah di Jakarta. Joko Widodo berhasil membuat program – program sosial dan transparansi, seperti Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar bagi masyarakat kurang mampu menyebabkan citranya sebagai Gubernur DKI Jakarta semakin positif. Ditambah dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan beberapa partai politik lainnya menjadikannya Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke 7.
ADVERTISEMENT
Kemudian Butterfly Effect berlanjut dalam keputusan Mahkamah Konstitusi. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi tentang Syarat Usia Calon Wakil Presiden (No. 90/PUU-XXI/2023). Mahkamah Konstitusi mengubah batas usia minimal calon wakil presiden dari yang awalnya 40 tahun menjadi 35 tahun, membukakan jalan bagi pencalonan anak Presiden ke 7 Gibran Rakabuming Raka pada saat itu usianya 36 tahun sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Dampak utama disebabkan Keputusan Mahkamah Konstitusi adalah :
1. Politik : Keputusan Mahkamah Konstitusi dinilai hanya menguntungkan dinasti politik keluarga Presiden Joko Widodo, memicu kritik dalam konflik kepentingan karena Ketua Mahkamah Konstitusi pada saat itu Anwar Usman adalah paman dari Gibran Rakabuming Raka.
2. Hukum : Keputusan tersebut menimbulkan beberapa keraguan di Masyarakat terhadap independensi Mahkamah Konstitusi, setelah Dewan Kehormatan Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa Anwar Usman melanggar kode etik Mahkamah Konstitusi.
ADVERTISEMENT
3. Sosial : Munculnya stigma di masyarakat yang mendukung keputusan Mahkamah Konstitusi, Masyarakat menganggap Keputusan tersebut sebagai kesempatan bagi generasi muda. Dan yang tidak mendukung keputusan Mahkamah Konstitusi dinilai memanipulasi keputusan hanya sebagai kepentingan kekuasaan. Sehingga terjadinya polemik di masyarakat pada saat kampanye Pilpres 2024.
Teori Butterfly Effect memberikan gambaran jelas dalam suatu sistem yang kompleks, seperti politik, tindakan kecil seperti kepakan sayap kupu – kupu bisa menciptakan angin tornado perubahan yang dahsyat. Kisah Joko Widodo adalah bukti nyata keputusan yang sederhana sebagai Wali kota Solo, seperti program reformasi birokrasi dan beberapa kebijakan pro terhadap rakyat, ternyata tidak hanya mengubah nasib kota Solo, tetapi menghantarkannya menjadi Presiden Indonesia ke 7. Setiap langkah kecil dalam berkarier politik dari Solo, Jakarta, hingga sampai ke Istana Negara menjadi sebuah perubahan besar dalam dinamika politik.
ADVERTISEMENT
Namun, teori Butterfly Effect mengingatkan kita bahwasanya dampak dari keputusan kecil tidak selalu bersifat positif. Seperti Putusan Mahkamah Konstitusi tentang syarat usia calon wakil presiden (No.90/PPU-XXI/2023) menjadi contoh keputusan yang teknis justru bisa menjadi bumerang. Dalam Kepemimpinan Joko Widodo dapat mengubah batas usia calon wakil presiden memicu polemik etika kekuasaan, nepotisme, dinasti politik, dan integritas lembaga peradilan. Dampaknya sangatlah besar tidak hanya mengubah kondisi Pilpres 2024, tetapi juga meninggalkan luka tersendiri masyarakat terhadap independensi lembaga hukum.
Demokrasi Indonesia dengan segala kompleksitasnya, adalah sebuah medan pertempuran sempurna bagi teori ini. Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa di dalam politik, tidak ada Keputusan yang benar – benar remeh. Setiap keputusan, tindakan dan perbuatan yang baik oleh pejabat, partai politik, maupun lembaga negara mempunyai potensi yang menciptakan gelombang perubahan diluar dugaan.
ADVERTISEMENT
Teori Butterfly Effect memberikan Pelajaran bagi kita untuk lebih bijak dalam membuat Keputusan dalam suatu sistem yang terhubung dan pertanggungjawaban moral harus menjadi acuan dalam setiap keputusan. Butterfly Effect bukan hanya sekadar teori chaos ia adalah cermin besar bagi kita semua bahwa dalam politik. Sesuatu yang kecil tidak boleh diabaikan, dan sesuatu yang besar harus diperhatikan. Setiap perbuatan mempunyai konsekuensi.