Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Negeri Gemar Salam
13 Maret 2021 8:12 WIB
Tulisan dari Aryadi Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa reaksi anda ketika ada orang yang tidak anda kenal menyapa anda? curiga? takut? atau malah sebaliknya, senang dan bahagia. Senang dan bahagia adalah reaksi saya jika anda berada di negara Aljazair.
“Assalamu’alaikum, la bas khouya / Assalamu'alaikum wusraklakum”
ADVERTISEMENT
(Assalamu'alaikum, apa kabar Saudara?) - Bahasa Arab Aljazair
“Assalamu’alaikum Ca va”.
(Assalamu'alaikum apa kabar?) - Bahasa Perancis
Ya, kata-kata di ataslah yang kerap terucap oleh masyarakat Aljazair ketika mereka bertemu, menyapa (via telepon) siapa pun dan di mana pun. Tidak peduli status sosial anda, pejabat ataupun peminta-minta, muslim ataupun non-muslim, mereka saling menegur hanya untuk mendoakan dan menanyakan kabar saudaranya. Kebiasaan "salam" tidak hanya dilakukan oleh kalangan orang tua tapi juga para remaja bahkan anak-anak sekalipun. Luar biasa bukan?
Dalam kehidupan sehari-hari, selain gemar menyapa dan menanyakan kabar, ada hal unik lainnya di masyarakat Aljazair yaitu mereka suka bersilaturahmi singkat meskipun tengah berada di jalanan. Mereka yang kebetulan bertemu saat menyetir kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, setelah lama tidak berjumpa akan menghentikan kendaraannya di tengah jalan dan keluar dari mobil untuk memberikan salam serta berpelukan ala Timur Tengah (cipika-cipiki).
ADVERTISEMENT
Meskipun kebiasaan unik ini sudah jarang terlihat, namun hal ini menunjukkan keunikan kebudayaan bagaimana masyarakat Aljazair sangat mengedepankan silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari dan hal ini telah dimaklumi oleh pengemudi lainnya yang kebetulan berada di belakang mereka, dengan catatan mereka tidak berhenti dengan waktu yang lama atau hanya sekadarnya dan tidak di jam sibuk (jam pergi dan pulang kantor).
Bagi kalian yang belum mengenal Aljazair, Aljazair adalah negara Islam yang terletak paling utara di benua Afrika dan memiliki 4 musim, sehingga bagi kalian yang ingin bermain salju dapat langsung berkunjung ke negara ini pada puncak musim dingin (Desember-Februari).
Aljazair terkenal akan kurma jenis Deglet Nour dan minyak Zaitun, namun sayangnya kurma Aljazair belum banyak beredar di pasar Indonesia padahal kualitasnya setara dengan kurma premium dengan harga lebih murah yang ada di Indonesia.
Sebagai negara bekas jajahan Perancis yang merdeka pada tahun 1962, masyarakat Aljazair memiliki akulturasi ras Timur-Tengah, Afrika dan Eropa. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aljazair terbiasa bertutur dalam Bahasa Perancis meskipun Bahasa resmi Aljazair yang ditetapkan adalah Bahasa Arab dan Bahasa Berber. Bagi generasi muda Aljazair, selain cakap dalam Bahasa Perancis dan Arab, mereka juga mulai cakap bertutur dalam Bahasa Inggris. Namun untuk generasi tuanya kalian harus berbicara dalam Bahasa Perancis gaes.
Bagi orang Aljazair, Indonesia adalah sahabat dekat mereka. Indonesia memiliki posisi tersendiri dan sangat diistimewakan sekali. Mereka seakan tidak pernah lupa peran Indonesia menyuarakan kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah di Konferensi Asia Afrika pertama tahun 1955 di Bandung. Tidak heran, setiap kali saya bertemu dengan orang Aljazair dan menyebutkan asal dari Indonesia, kita langsung dianggap seperti saudara tua mereka yang langsung dipuji dan dipeluk dengan hangat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengabadikan kedekatan Aljazair dengan Indonesia, pada tahun 2019 telah dibangun patung Presiden Soekarno yang terletak di jantung ibu kota Aljazair, Alger.
Dimata orang Aljazair, Warga negara Indonesia terkenal akan keramahannya, kebaikannya, dan ketertibannya. Setidaknya tiga hal itu yang selalu terdengar saat bertemu dengan orang Aljazair.
Jadi bagi kalian yang kebetulan mau berkunjung ke Aljazair baik untuk liburan atau ditugaskan oleh kantor, so kalian tidak perlu khawatir karena masyarakat Aljazair ramah gaess.