Konten dari Pengguna

Mahasiswa dan Bahasa Inggris: Ciri Intelektual atau Ajang Pamer

Arzha Ali Rahmat
Mahasiswa sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang. Asal Wonosobo. Suka menonton film, seorang ilustrator, dan penggiat ular dan reptil.
10 Juni 2022 13:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arzha Ali Rahmat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bahasa Inggris. Sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Bahasa Inggris. Sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
Bahasa merupakan alat komunikasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Mulai dari komunikasi secara lisan sampai secara tulis.
ADVERTISEMENT
Karena selalu digunakan, setiap daerah tentunya memiliki bahasa tersendiri. Yang unik, khas, dan digunakan oleh masyarakatnya.
Bahasa-bahasa tersebut akhirnya menjadi ciri khas dan identitas suatu daerah. Walau penggunaan suatu bahasa awalnya hanya terbatas pada satu daerah. Namun terdapat beberapa bahasa yang sangat dikenal dan dipakai di daerah-daerah lain.
Salah satunya adalah bahasa Inggris. Bahasa yang merupakan bahasa internasional sejak sekitar abad ke-18 dan ke-19. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyaknya koloni milik kerajaan Inggris di seluruh dunia.
Dengan menjadi bahasa internasional, pengaruh bahasa Inggris sangat besar.
Bahasa Inggris hampir digunakan di seluruh dunia. Semua kegiatan komunikasi internasional menggunakan bahasa Inggris, bahasa Inggris diajarkan sebagai mata pelajaran di berbagai negara, dan pengaruh-pengaruh lain.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga berlaku di Indonesia. Bahasa Inggris sangat penting dan hadir hampir di seluruh aspek kehidupan. Kegiatan hiburan, percakapan sehari-hari, politik, pendidikan, dan lain-lain.
Pada pendidikan, khususnya pendidikan formal bahasa Inggris sudah diajarkan sejak Sekolah Dasar (SD). Tidak berhenti di SD, sampai bangku perkuliahan pun bahasa Inggris masih diajarkan sebagai mata kuliah wajib atau pilihan.
Walaupun sudah diajarkan pada hampir semua jenjang pendidikan, bukan berarti semua pelajar fasih dalam berbahasa Inggris. Dan bagi mereka yang fasih, bahasa Inggris akan sering digunakan pada kehidupan sehari-hari.
Penggunaan bahasa Inggris sangat terlihat pada mahasiswa. Sebagai tingkatan pelajar paling tinggi, mahasiswa memiliki reputasi sebagai pelajar dengan tingkat intelektualisme tertinggi.
Mahasiswa biasa menggunakan bahasa Inggris dalam banyak aspek dan variasi kebahasaan. Campur kode, alih kode, jargon berbahasa Inggris, sampai slank berbahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah penggunaan bahasa Inggris oleh mahasiswa adalah ciri dari intelektualisme?
Jawabannya adalah iya dan tidak.
Penggunaan bahasa Inggris dapat dijadikan ciri intelektualisme pada mahasiswa jika digunakan secara tepat dan tidak berlebihan.
Contohnya saat lomba debat bahasa Inggris, penulisan esai bahasa Inggris, pada saat mata kuliah bahasa Inggris, menyebut istilah yang tidak memiliki padanan di bahasa Indonesia, atau pada saat berbicara dengan seseorang yang hanya mengerti bahasa Inggris.
Namun, jika digunakan secara sembarangan akan berbeda. Penggunaan bahasa Inggris hanya akan menjadi ciri dari kesombongan dan menjadi ajang pamer.
Ego yang besar, perasaan ingin menonjolkan diri, dan perasaan superior. Hal-hal tersebut mendorong mahasiswa menggunakan bahasa Inggris secara sembarangan.
Jika bahasa Inggris hanya digunakan karena ingin menonjolkan diri, maka lebih baik tidak usah digunakan. Karena pada dasarnya bahasa adalah alat komunikasi.
ADVERTISEMENT
Kemampuan berbahasa Inggris bukanlah sesuatu yang harus dipamerkan. Gunakanlah secara tepat.
Ditambah lagi tidak sedikit mahasiswa yang menggunakan bahasa Inggris sebenarnya tidak paham dengan apa yang mereka ucapkan atau tuliskan.
Demi mengejar gengsi dan dipandang hebat mereka menggunakan bahasa Inggris secara tidak tepat, di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja.
Seringkali bahasa Inggris yang digunakan juga salah. Penggunaan tenses yang tidak tepat, pembentukan kalimat yang salah, atau pemilihan kata yang tidak relevan.
Dalam belajar memang kesalahan pasti terjadi. Namun, jika belajar hanya demi ego semata, maka ilmu yang didapat tidak akan maksimal. Inilah yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang menggunakan bahasa Inggris dengan tidak semestinya.
Bahasa Inggris memang penting dalam era ini. Mahasiswa yang merupakan cendekiawan memang sudah seharusnya memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun, kemampuan tersebut seharusnya tidak disalahgunakan. Bahasa Inggris harus digunakan sebagaimana mestinya, yaitu untuk berkomunikasi.
Jangan jadikan bahasa Inggris sebagai ajang pamer atau ajang untuk menonjolkan diri. Bahkan sampai merendahkan orang lain hanya karena diri kita memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
Mahasiswa tidak hanya dilihat dari ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Tapi juga dilihat dari akhlak, sopan santun, dan moral yang mereka miliki.
Memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi seperti menguasai bahasa Inggris memang bagus. Namun, menempatkan bahasa Inggris dan menempatkan diri sebagai pengguna bahasa Inggris juga harus diperhatikan.
Mahasiswa harus memiliki pemahaman kapan, di mana, kepada siapa, dan bagaimana bahasa Inggris harus digunakan. Dengan memahami hal-hal tersebut, maka seorang mahasiswa bisa dibilang cerdas.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga memiliki kepribadian yang baik.