Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Recovery Pasar Properti Komersil Perkantoran di Jakarta Belum Terlihat Hilalnya
22 Agustus 2021 13:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari M Asad Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi covid-19 telah mewabah di Indonesia selama lebih dari 1,5 tahun. Selama kurun waktu tersebut, Pandemi Covid-19 telah melemahkan berbagai sektor baik dari sektor ekonomi, pariwisata, sosial, juga sektor properti yang tak lepas dari ganasnya dampak wabah tersebut. Data BPS mencatatkan, selama tahun 2020 perekonomian indonesia minus 2,07 persen sekaligus merupakan yang terburuk sejak krisis 1998.
ADVERTISEMENT
Berbagai strategi pemulihan ekonomi telah dilakukan pemerintah. Hasilnya, pada Triwulan II Tahun 2021 sebagaimana dijelaskan oleh Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto dalam Siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tanggal 05 Agustus 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,07 persen (yoy). Menurutnya, hal ini merupakan bentuk pemulihan ekonomi dan tingginya angka kepercayaan masyarakat maupun investor terhadap penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang dilakukan pemerintah. Positifnya perekonomian di Triwulan II Tahun 2021 ini ternyata tidak berbanding lurus dengan positifnya pasar properti Perkantoran yang ada di DKI Jakarta, baik di wilayah CBD ataupun di luar CBD.
Tarif Sewa
Sebagai contoh untuk pasar properti komersial perkantoran di DKI Jakarta, data Cooliers Indonesia menggambarkan pada Triwulan II Tahun 2021 ini, rata-rata harga sewa office space di DKI Jakarta mengalami penurunan hingga Rp226.986 per m2, dan bahkan di proyeksikan hingga akhir tahun harga sewa akan turun hingga 215.157 per m2. Untuk lingkup ruang perkantoran yang berada di wilayah CBD, tarif sewa terus mengalami penurunan mencapai 249.000 per m2 dan hingga akhir tahun 2021 akan terus terkoreksi hingga mengalami penurunan mencapai 4 persen. Sedangkan rata-rata service charge dalam 18 bulan terakhir ini cenderung relatif stabil, di CBD service charge tercatat sebesar 82.000 per m2 dan sebesar 62.000 per m2 untuk gedung perkantoran yang berada di luar CBD.
ADVERTISEMENT
Tingkat Kekosongan Hunian
Tingkat vacancy (kekosongan) office space di DKI jakarta pada Triwulan II 2021 mencapai 21,1 persen untuk wilayah CBD atau turun 1,1 persen dari tahun 2020. Ini merupakan kali pertama tingkat hunian rata-rata gedung perkantoran di CBD berada di bawah 80 persen. Menurut proyeksi Colliers Indonesia, di wilayah CBD penurunan tingkat hunian akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2022. Penurunan penyewa hunian perkantoran ini didominasi oleh perusahan skala besar yang bergerak di sektor asuransi, teknologi, travel dan ritel.
Mencari Titik Keseimbangan Baru Pasar Properti Perkantoran
Pasar properti komersial khususnya perkantoran di DKI Jakarta saat ini menurut penulis akan menuju pada titik keseimbangan baru, sejalan dengan pandemi covid yang membuat perubahan perilaku masyarakat secara luas. Kebijakan pemerintah dengan memberlakukan pembatasan pergerakan masyarakat dan social distancing membuat perusahaan mengubah budaya kerja kantor dengan membatasi jumlah pegawai yang masuk ke kantor (WFO). Demi efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, tentu saja perusahaan akan mengurangi luas ruang yang mereka sewa sesuai dengan jumlah pegawai yang melaksanakan pekerjaannya di kantor. Sementara itu, para owner ataupun pengembang gedung perkantoran setidaknya dapat mempertimbangkan untuk menjadwalkan ulang pembangunan gedung, untuk menghindari ledakan pasokan (excess supply) ruang gedung perkantoran di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
(M. As'ad Firdaus-penulis adalah aparatur sipil negara sebagai penilai pemerintah pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara)