Konten dari Pengguna
Mencuci Pakaian dalam Ingatan Pendidikan (4-End)
5 November 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
Kiriman Pengguna
Mencuci Pakaian dalam Ingatan Pendidikan (4-End)
Mengeringkana baju di mesin cuci dalam kegiatan rumah tangga, tidaklah hampa aka hikmah. Semua itu syarat dengan pelajaran penting untuk manusia.Asep Abdurrohman
Tulisan dari Asep Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada tulisan yang ketiga, penulis sudah menjelaskan hikmah mencuci pakaian ketika memeras dan membilas pakaian. Tulisan yang keempat ini, insya Allah penulis akan menjelaskan hikmah mencuci ketika mengeringkan baju di mesin pengering, yaitu mesin cuci.
ADVERTISEMENT
Baju yang sudah dibilas oleh air bersih dalam suatu tempat, kemudian dimasukkan ke pengering mesin cuci. Memasukkan baju ke dalam pengering, tidak asal memasukkan, tapi diatur dan dikondisikan agar mesin pengeringnya bekerja dengan baik.
Mesin pengering tidak akan bekerja dengan baik, jika menyimpannya tidak teratur dan sembarangan. Akibat tidak teratur ini, mesin pengering akan protes dengan cara tidak bekerja dengan seharusnya. Mesin pengering akan mogok dan tidak merespon, karena baju menumpuk tidak rapi dan teratur.
Dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya mengeringkan baju, kehidupan di rumah tangga dan kehidupan bermasyarakat harus rapi dan teratur. Rumah tangga yang teratur dan rapi, misalnya penataan rumah, akan membawa penghuninya nyaman dan memancarkan ketenangan.
Rumah tangga yang baik, di samping rumahnya rapi, penghuninya pun harus rapi. Baik rapi dalam komunikasi antar anggota keluarga, sikap suami istri rapi, sikap anak rapi dan sikap ketika anggota keluarga berjauhan teratur dengan rapi.
ADVERTISEMENT
Hikmah serba teratur ini, memberi rasa kedamaian kepada anggota keluarga. Misalnya, jika salah satu anggota keluarga datang ke rumah terlambat tanpa ada kabar, maka ketenangan akan terganggu. Bukan hanya ketenangan terganggu, hubungan yang harmonis pun akan terganggu.
Melalui contoh nyata dalam mencuci pakaian ketika sedang mengeringkan baju yang ditata dengan rapi, manusia diberikan pelajaran penting oleh momen tersebut. Rapi dan tertata dalam kehidupan rumah tangga itu membawa hidup menjadi tenang dan tenteram.
Karena, jika hidup rumah tangga terjadi konflik antar suami istri, suasana seperti neraka akan terasa, pada ujungnya akan mengundang suasana tidak nyaman dan tenteram. Dari situasi ini, anak akan terbawa korban. Kerja di kantor pastinya tidak semangat dan khusuk.
ADVERTISEMENT
Bisa jadi bawaannya ingin keluar kantor, karena diselimuti oleh suasana batin yang tidak damai dan tenteram. Akhirnya, kerja berantakan dan berkendara bisa membahayakan. Inilah keadilan Allah, menghadirkan ayat-ayat yang tidak tertulis-Nya kepada manusia untuk dijadikan pelajaran dalam rumah tangga.
Maka, jauh-jauh hari agama mengatakan bahwa hidup itu harus teratur dan rapi. Berkata harus teratur dan rapi. Mengambil tindakan sesuatu harus sesuai dengan pertimbangan matang. Dan segala pekerjaan, hendaknya mempertimbangkan aspek manfaat dan madaratnya.
Setelah baju ditata dengan rapi dan teratur, lalu tombol pengering diputar. Tidak lama kemudian mesin pengering pun jalan sesuai waktu yang sudah disediakan oleh mesin cuci. Air bilasan yang masih bersemayam di baju mengalir ke dalam pipa dan masuk ke got yang ada di depan rumah.
ADVERTISEMENT
Setelah itu diangkat dan di bawa ke ruangan jemuran. Di ruang jemuran, baju ditata dengan rapi dan digantung memakai hanger. Sementara dalaman, seperti: kaos dalam, celana dalam, kaos kaki dan benda kecil lainnya digantung di tempat khusus.
Baju dan celana yang ditata dengan rapi melalui hanger, ini mendidik orang yang menjemurnya tentang pentingnya sikap membendakan benda, atau dalam konteks manusia, memanusiakan manusia. Itulah sikap humanis. Dalam agama, sikap humanis tidak hanya ditujukan kepada manusia, namun kepada makhluk dan tumbuhan pun diperintahkan.
Misalnya, ketika tentara di masa Rasullah SAW akan berangkat ke medan jihad, Rasul berpesan kepada semua pasukannya agar menjaga sikap. Menjaga sikap yang dimaksud adalah sikap tidak mengganggu orang tua, pendeta, anak kecil dan menumbangkan pepohonan tanpa alasan syar’i.
ADVERTISEMENT
Di riwayat lain, ketika orang arab Baduy kencing semabarangan di pojok masjid, Rasullah membiarkan terlebih dahulu menuntaskan buang air kecilnya. Setelah arab baduy selesai buang air kecil, lalu meminta tolong kepada sahabatnya agar disiram.
Sikap ini sungguh teladan dan humanis, membiarkan arab Baduy menikmati proses membuang air kecil. Di pihak sana, ada orang yang tidak bisa buang air kecil. Alat vitalnya harus memakai cateter, baru bisa buang air kecil. Sungguh itu nikmat yang jarang disadari oleh semua manusia. Itulah beberpa pelajaran pelajaran dan hikmah dari mencuci pakaian. Semoga bermanfaat

