Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Nilai-nilai Pendidikan dalam Ibadah Salat (1)
27 Juni 2020 10:17 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Asep Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Allah memerintahkan dan menciptakan sesuatu, baik dalam qalamnya ataupun lewat perintah Rasulnya, pasti mengandung hikmah yang sangat berarti untuk kehidupan manusia. Allah memerintahkan membaca Al-Quran, pasti dalam firman Allah itu banyak manfaat dan hikmahnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya , bagaimana kondisi jiwa kita ketika membaca Al-Quran. Firman Allah QS. ar-Ra'du ayat 28, "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Gerhana matahari yang terjadi satu bulan yang lalu, tgl 26 Desember 2019 dan 21 Juni 2020, memiliki nilai- nilai penting bagi kita, sebagaimana Allah jelaskan dalam firmannya QS. Yunus: 5.
Begitupun ketika Allah memerintahkan Salat, maka di dalamnya memiliki banyak nilai-nilai, termasuk nilai-nilai pendidikan. Dalam kontek sosial, nilai adalah sesuatu yang berharga dan menjadi tujuan orang untuk mencapainya.
Sementara pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani yang diberikan kepada anak didik, agar mencapai tujuan tertentu. Lalu apa nilai-nilai pendidikan dalam salat. Banyak kajian tentang salat.
ADVERTISEMENT
Mulai dari jurnal ilmiah, buku-buku dalam berbagai perspektif, kajian online media sosial atau youtube, bahkan sudah ada kajian setingkat Doktoral yang mengkaji tentang salat. Namun, pada kesempatan ini, penulis hanya tiga nilai pendidikan saja yang akan dijelaslan.
Pelajaran Penting
Pertama, salat diawali dengan berwudhu, ini artinya isyarat menjaga kebersihan. Baik kebersihan jasmani ataupun rohani seperti yang diisyaratkan dalam Qs. al-Maidah: 6, dan hadist Rasullah Saw dalam Sahih Bukhori No. 528 dan Sahih Muslim No. 667.
Intinya, bahwa menjadikan kita bersih lahir dan juga bersih batin. Bersih lahir dalam bentuk kebersihan pakaian, tempat salat, dan kulit. Kulit muka, lengan, kepala, dan kaki.
Sementara rohani kita bersih dari dosa, seperti yang disinggung dalam ujung hadis Imam Bukhori di atas bahwa salat lima waktu menghapus dosa-dosa kecil, kecuali dosa besar yang mengharuskan taubat nasuha.
ADVERTISEMENT
Taubat nasuha yaitu kembalinya hamba secara dzohir dan batin secara terus menerus atas kesalahan yang sudah ia kerjakan dan tidak akan mengulang lagi, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh M. Amin al-Kurdi dalam kitabnya Tanwirul QulIntinya umat Islam "diharuskan" menjaga kebersihan.
Dalam kebersihan terdapat keindahan dan menjaga dari sesuatu penyakit yang menempel pada tubuh. Termasuk dosa yang nempel ke dalam ruhani, yang mengakibatkan sakit psikologis, dan lain-lain.
Yang kedua, nilai pendidikan dalam salat adalah disiplin. Disiplin, seperti yang difirmankan oleh Allah dalam QS. an-Nisa ayat 103, bahwa salat ada waktunya. Ini artinya kita harus disiplin dalam shalat.
Disiplin bahwa tidak sah dikerjakan kecuali sudah masuk waktu salat. Seperti yang diisyaratkan oleh Rasul dalam potongan Hadis shahih Bukhori bahwa ketika Rasul ditanya oleh Sahabat, "amal apa yang paling Allah sukai". Jawab Rasul, "salat pada waktunya". Ini pun menunjukan kita "harus" disiplin dalam salat, yaitu mengerjakan sesuai waktunya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan, disiplin sangat penting. Dari sejarah kita bisa belajar, bagaimana pentingnya disiplin dalam perang. Ketika Rasul memerintahkan kepada pasukan panah saat perang uhud, agar tetap di tempat.
Rasul mengatakan apapun yang terjadi kepada Anda sekalian tetaplah di tempat, agar bisa memantau pergerakan lawan dan juga bisa menghujani dengan anak panah dari atas bukit uhud.
Namun, saat kondisi pasukan lawan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Ikrimah bin Abi Jahal dalam kondisi mau mengalami kekalahan dan dilihatnya harta ghonimah melimpah, pasukan panah tergoda turun untuk mengambil harta.
Saat itu, ada pasukan panah yang mencoba mengingatkan untuk tidak turun karena ini perintah Rasul. Namun, perintah itu tak digubris bahkan berujung adu mulut dan debat yang kurang bermanfaat. Sehingga pasukan panah sebagian besar pada turun, yang tersisa tidak lebih dari 10 orang.
ADVERTISEMENT
Khalid bin Walid melihat pasukan panah yang sudah turun ke bawah, dimanfaatkan oleh pasukannya untuk memukul balik dari belakang bukit uhud. Akhirnya, pasukan kaum muslimin kocar kacir. Paman Nabi, Hamzah pun terbunuh.
Bahkan Rasul sendiri giginya tanggal karena terkena lemparan batu. Muka dan bibirnya robek dan mengalami pendaharan yang membuat para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar dan Ali sangat sedih melihat hal itu.
Inilah pentingnya disiplin. Kalau dispilin ini kita aplikasikan dalam dunia kerja. Dalam lalu lintas berkendaraan di jalan raya, mungkin tabrakan dan kecelakaan akan dibisa dikurangi. Yang terakhir nilai-nilai pendidikan dalam salat adalah menjaga persatuan dan kesatuan.
Allah berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 103, "berpegang teguhlah pada tali ajaran Allah...". dan Rasullah menjelaskan dalam hadis sahih bukhori No. 481, 2446, dan 6026, "bahwa mu'min yang satu dengan yang lainnya ibarat bangunan antara satu dan lainnya saling menguatkan".
ADVERTISEMENT
Artinya, siapapun yang salat. Aliran apa pun yang salat. Partai apapun yang salat. Dan organisasi apa pun yang salat, selama ia membaca syahadat yang sama dan salat yang sama, selama itu pula kita harus menjaga persatuan dan kesatuan.
Bungkus boleh beda tapi tujuan harus sama, yaitu mencapai keridhoan Allah lewat salat yang kita kerjakan. Semoga kita senantia Allah memberikan taufik dan hidayah kepada semuah. Aamiin.
Penulis adalah Ketua DPD FDI (Forum Dosen Indonesia) Banten dan Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang.