Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Relevansi Halal Bihalal dengan Tesis
9 April 2025 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Asep Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah lebih seminggu kaum muslim di Indonesia telah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh lamanya. Setelah lebaran pada umumnya banyak masyarakat muslim yang melaksanakan halal bihalal. Ibaratnya, bulan Ramadhan dan halal bihalal kakak beradik.
ADVERTISEMENT
Di mana ada kakak, pasti di situ ada adiknya. Meski tidak selamanya demikian. Paling tidak bisa menggambarkan, betapa hubungan keduanya erat dan tidak dapat dipisahkan. lain hal antara halal bihalal dengan dunia tesis.

Apakah ada hubungannya? Untuk menjawab hal itu kita memerlukan pendalaman. Tidak bisa serta merta mengatakan terdapat hubungan. Atau sebaliknya, tidak serta merta mengatakan tidak terdapat hubungan.
Untuk membuktikannya, kita perlu menganalisis terlebih dahulu. Untuk menganalisnya, sudah barang tentu memerlukan waktu untuk mengurainya. Halal bihalal sudah sering terdengar di telinga kita. Atau bahkan sering lihat di berbagai flayer yang masuk ke group whatshApp.
Apa sih sebenarnya halal bihalal itu? Halal bihalal; paling tidak terdapat tiga poin pokok yang harus dijelaskan atau salah satu dari ketiga poin itu. Mulai dari “halal”, “bi” dan “halal”. Salah satu poin itu harus dijelaskan terlebih dahulu agar bisa menemukan relevansinya dengan dunia tesis.
ADVERTISEMENT
Menurut M Quraish Shihab halal bihalal berasal dari kata halla atau halala. Makna tersebut bisa berarti menyelesaikan problem, menyelesaikan kesulitan, meluruskan benang kusut, mencairkan yang membeku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu.
Sedangkan dunia tesis adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa di Program Pascasarjana. Pada umumnya, tesis terdiri dari lima bab. Mulai dari bab 1 pendahuluan, bab 2 kajian teori atau perdebatan teori, bab 3 metode penelitian, bab 4 hasil penelitian, dan 5 kesimpulan.
Halal bihalal yang salah satu maknanya adalah meluruskan benang kusut, bermaksud agar manusia yang mempunyai kesalahan kepada sesama manusia mencari kembali ujung pangkalnya di mana.
Ujung pangkal ini , tidak lain dan tidak bukan untuk mengurai segala kesalahan agar bisa ditarik kembali dari ujung ke ujung. Jika sudah ketemu ujung pangkalnya, maka secara perlahan ibarat benang kusut, jika sudah ditemukan salah satu ujungnya akan segera bisa diurai.
ADVERTISEMENT
Mengurainya, sudah pasti memerlukan waktu dan sikap kesabaran. Setelah ditarik-tarik, diamati, dan ditelisik di mana letak semberawutnya benang kusut itu, pada akhirnya bisa ditemukan antara ujung benang yang satu dengan ujung benang yang kedua.
Akhirnya, permintaan maaf antara sesama dapat berjalan lancar tanpa halangan yang berarti. Lalu di mana relevansi antara Halal bihalal dengan tesis? Seperti yang sudah dijelaskan sekilas di atas, tesis paling tidak ada lima bab.
Nah, pada bab 4 apabila mahasiswa sudah berhasil dinyatakan lulus ujian proposal kemudian diarahkan oleh dosen pembimbingnya untuk lanjut penelitian lapangan, maka mahasiswa akan ketemu dengan bab 4.
Setelah mahasiswa sekian lama penelitian lapangan atau kepustakaan, pada akhirnya mahasiswa akan masuk ke dalam bab 4. Di dalam bab 4 itu, mahasiswa akan menghamparkan data-data primer yang sudah berhasil ditemukan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Setelah dihamparkan data primer, mahasiswa akan mulai menjelaskan dan mendiskusikan dengan data sekunder. Tentunya data sekunder yang relevan dengan data primer. Ketika mendiskusikan data primer dengan data sekunder, secara otomatis akan saling mengurai antara data yang satu dengan data yang lain.
Jika sudah diurai sesuai dengan arah rumusan masalah, maka mahasiswa bisa lanjut ke dalam bab 5. Bab ini ibaratnya jawaban singkat dari seseorang yang akan menjawab dimaafin atau tidak.