Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membangun Motivasi Belajar Siswa
21 Agustus 2020 10:12 WIB
Tulisan dari Asep Rudi Nurjaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan belajar-mengajar, seorang guru harus mempersiapkan RPP sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Sebelum mereka masuk kelas, sebagai kelengkapan administrasi guru, maka RPP menjadi pedoman guru dalam mengajar. Banyak komponen yang terdapat dalam sebuah RPP, mulai dari Identitas sekolah, SK dan KD, indikator, Tujuan Pembelajaran, Proses Pembelajaran, Penilaian, Media Pembelajaran dan Sumber Ajar. Akan tetapi, komponen yang memiliki peranan sangat penting di antara sederetan komponen yang harus ada dalam RPP adalah Proses Pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Seorang guru harus benar-benar memahami tahapan-tahapan dalam melakukan pengajaran di kelas, mulai dari pembukaan, penyampaian isi materi, kesimpulan dan penutup. Fenomena yang sering terjadi dalam proses belajar-mengajar di kelas masih banyak ditemukan guru yang menghabiskan waktu hanya sebatas untuk menjelaskan materi dan memberikan tugas tanpa memberi kesempatan siswa untuk berfikir, mengolah informasi dan bertanya tentang materi yang belum dipahami. Entah ini disebabkan oleh guru terlalu pintar atau siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran yang dipelajari sehingga para siswa lebih memilih diam tidak mau aktif bertanya. Padahal jika kita melihat kurikulum KTSP maupun K13, menyatakan proses pembelajaran harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk siswa bertanya, siswa lebih aktif dalam belajar (student’s center).
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, seorang guru harus kembali kepada pedoman yang sudah dikeluarkan pemerintah baik itu peraturan guru dan dosen ataupun kurikulum pengajaran. Sehingga guru benar-benar mampu memberikan pengajaran yang terbaik bagi para peserta didiknya. Siswa tidak akan mudah bosan dalam belajar karena mereka belajar bukan hanya "how to know" tetapi juga mereka belajar "how to understand and how to do". Cara mengajar yang menyenangkan akan menumbuhkan sikap percaya diri terhadap siswa sehingga mucul rasa ingin tahu dari setiap pribadi peserta didik.
Hal tersebut menunjukan pentingnya seorang guru untuk membangun sikap percaya diri siswa. Sehingga dengan sikap percaya diri siswa akan berusaha keras untuk tahu, paham, dan mampu melakukan dari setiap materi yang diajarkan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan sikap percaya diri peserta didik. Antara lain; Pertama, memberikan motivasi di setiap proses pembelajaran. Guru tidak boleh mengatakan kamu tidak bisa/bodoh tetapi katakana kepada peserta didik kita bahwa kamu belum tahu atau belum bisa dan nanti akan bisa.
ADVERTISEMENT
Kedua, jangan menghakimi tetapi memberi solusi. Setiap kesalahan yang dilakukan siswa akan menjadi pengalaman berharga dalam hidupnya. Dengan memberi solusi siswa akan terbangun sikap percaya dirinya dan akan lebih berani mencoba hal-hal yang baru.
Ketiga, mendoakan selalu peserta didik. Sehebat apa pun gurunya itu bukan jaminan bahwa siswa yang diajarinya akan hebat juga. Seorang guru hanya menjadi pembimbing yang mengarahkan siswanya dalam belajar. Selama guru sudah berusaha melaksanakan tugas dengan baik maka untuk hasil itu fatawakal ala allah.
Membangun motivasi dan kepercayaan diri peserta didik sangat dibutuhkan guna meningkatkan minat belajar siswa. Dengan menyukai mata pelajaran yang dipelajari akan menjadi salah satu faktor siswa mudah dalam memahami materi. Biasanya siswa yang menyuka gaya belajar guru tertentu mereka akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Tentunya diharapkan dengan guru memahami cara meningkatkan sikap percaya diri peserta didik, mampu meningkatkan minat belajar peserta didik dan kualitas lulusan semakin hari semakin lebih baik. Semoga.***
ADVERTISEMENT