Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Siapkah AKB di Sekolah?
16 Agustus 2020 16:14 WIB
Tulisan dari Asep Rudi Nurjaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
TAHUN Ajaran 2020/2020 merupakan tahun terberat bagi para pengelola pendidikan di tengah situasi Virus Corona atau COVID-19. Sekolah menjadi lembaga yang paling terdampak dengan terus meningkatnya COVID-19. Sudah berbagai cara yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Pusat dalam menekan penyebaran Covid-19 namun Pemerintah masih dipandang gagal dalam mengatasi penyebaran Virus Corona dengan terus meningkatnya kasus Covid-19 kian harinya. Pemerintah telah melaporkan kasus terbaru per tanggal 2 Agustus 2020 pada laman resmi BNPB Nasional sejumlah 2.040 kasus baru sehingga total kasus yang terjadi di Indonesia sebanyak 111.455 pasien positif Virus Corona.
ADVERTISEMENT
Kasus meningkat sangat dirasakan setelah pemeritah Jawa Barat membuka kembali PSBB dan mengizinkan tempat perekonomian seperti pasar dan tempat bublik lainnya untuk melakukan aktivitas dengan syarat mengikuti protokol yang ketat. Pemerintah juga sudah menggulirkan Perda tentang denda bagi pelanggar masker meskipun kebijakan tersebut masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan pemerhati kebijakan.
Sebenarnya jika masyarakat Jawa Barat disiplin maka apa pun kebijakannya dalam menekan penyebaran COVID-19 akan mampu tertangani minimal pasien positif tidak bertambah. Masyarakat Indonesia ternyata masih kurang kedisiplinannya sebagai indikator masih mudah ditemukan masyarakat yang tidak mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah setempat seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Namun apa daya pemerintah dihadapkan pada situasi yang sulit dan tidak mau menanggung resiko yang lebih besar jika aktifitas masyarakat terus dibatasi. Kekhawatiran terhadap lumpuhnya perekonomian masyarakt Pemerintah Jawa Barat dengan terpaksa membuka kembali tempat-tempat perekonomian dengan SOP yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
Pabrik-pabrik mulai beroperasi kembali, pasar, mall dan tempat pariwisata mulai kembali dipenuhi para pengunjung. Dengan dalil SOP dan protokol kesehatan yang ketak, Pemerintah berharap perekonomian masyarakat terus berjalan dan berangsur pulih meskipun dengan kehawatiran terjadinya kluster baru penyebaran Covid-19.
Keseriusan Pemerintah
Belum selesai dengan kebijakan AKB yang digulirkan ternyata di lapangan masih banyak masyarakat yang tidak disiplin terhadap protokol kesehatan di situasi Covid-19 terbukti kian hari kasus terus meningkat. Kini pemerintah diminta keseriusannya dalam menyelamatkan pendidikan Indoensia, para wali murid sudah banyak yang mengeluh karena proses belajar jarak jauh diangap tidak efektif. Dengan tugasnyas sebagai ibu rumah tanngga dan ayah yang bekerja membuat para orang tua wali merasa beban berat harus mendampingi putra-putrinya belajar di rumah. Bukan hanya itu, biaya yang dikeluarkanpun tidak sedikit jika salama belajar tatap muka atau di sekolah para orang tua cukup memberi uang jajan dan ongkos untuk berangkat sekolah saja kini para orang tua harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli kuota karena belajar jarak jauh syarat dengan menggunakan teknologi/HP dan tentunya penggunaan akses internet memerlukan kesedian kuota. Tidak jarang orang tua yang membiarkan saja putra-putrinya tidak mengikuti belajar secara daring karena kterbatasa ekonomi terlebih di tengah wabah virus corona.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mendorong para kepala sekolah untuk menyampaikan aspirasinya kepada Pemerintah setempat untuk segera mengeluarkan izin pembelajarn tatap muka disekolah segera dibuka kembali terutama untuk sekolah-sekolah yang berada di zona hijau.
Masukan tersebut disikapi oleh Pemerintah Daerah melalui Kepada Dinas Pendidikan untuk membuka kembali sekolah dengan syarat berada di Zona hijau, sekolah harus siap melengkapi fasilitas kesehatan di tengah situasi Covid-19 dan harus memiliki surat izin dari orang dinas kesehatan setempat serta surat izin dari orang tua siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, hasil verifikasi persiapan pembukaan kembali sekolah akan selesai dalam dua pekan kedepan sehingga kegiatan belajar tatap muka bisa diselenggarakan Agustus 2020, PR (2/8/202).
ADVERTISEMENT
Konsekuensi AKB di Sekolah
Bagi sekolah yang akan membuka kembali pembelajaran tatap muka bukan tanpa konsekuensi. Salah satunya sekolah harus menyiapkan anggaran untuk menyediakan fasilitas kesehatan selama situasi pandemi belum sirna. Meskipun pemerintah sudah memberikan izin terkait dibolehkannya sekolah menggunakan dana BOS untuk pengadaan alat-alat kesehatan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 namun hal ini bukan berarti mudah dalam mengimplementasikannya. Pembelanjaan sekolah bukan hanya alat kesehatan saja ada yang lebih penting dari itu yakni kesejahteraan para guru terutama sekolah-sekolah swasta yang mayoritas para gurunya berstatus honorer.
Kita merasa miris mendengarnya tentang berita para guru di sekolah tertentu yang mengundurkan diri dari tugasnya mengajar karena sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan hidup dan ketidak jelasan nasib mereka jika harus tetap diam di rumah tanpa ada pemasukan dari sekolah.
ADVERTISEMENT
Pada situasi yang serba sulit ini, masyarakat harus saling menguatkan dan membangun sikap optimis bahwa masyarakt Indonesia akan mampu melewati masa-masa sulit seperti ini. Bersama kita pasti bisa dan tanamkan virus corona akan segera sirna. Mari kita rajut kembali pendidikan di Negara tercinta ini, pasti banyak hikmah dan pelajaran dari musibah wabah yang melanda Negara kita dan Negara-negara lain di dunia.
Asep Rudi Nurjaman_Dosen UPI Kampus Cibiru