Bosen Belajar Daring? Kenali Dampak Positif Belajar Daring di Masa Pandemi

Asep Suryana
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ITB Ahmad Dahlan Jakarta .
Konten dari Pengguna
19 Februari 2022 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Suryana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah tidak asing ditelinga masyarakat Indonesia terkait wabah COVID-19 yang masih menggerogoti Indonesia bahkan dunia. Berbicara mengenai COVID-19 berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Mulai dari anjuran karantina, memperketat protokol kesehatan, sampai melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun hingga saat ini wabah COVID-19 belum bisa dikendalikan secara tuntas. Sampai detik ini masih terdapat orang yang terpapar virus COVID-19.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data terakhir yang dikutip langsung dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tanggal 17 Februari 2022, kasus COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 63.956 kasus, pasien sembuh dari COVID-19bertambah 39.072, dan yang dinyatakan meninggal bertambah sebanyak 206 orang.
Beruntung saat ini vaksin sudah ditemukan, setidaknya proses vaksinasi yang sedang berlangsung di Indonesia dapat mengurangi laju penyebaran COVID-19 dan memperkecil rIsiko kematian. Hal tersebut juga pernah disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, ia mengatakan bahwa “Vaksin dapat menurunkan rIsiko kita sakit sebesar 65-95%.” Dengan masyarakat mengikuti vaksinasi, besar kemungkinan wabah virus COVID-19 bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat.
Akibat pandemi ini, sejumlah aktifitas terpaksa harus dilakukan dari rumah secara online dengan menggunakan platfrom yang ada. Salah satu aktifitas yang harus dilakukan dari rumah yaitu sekolah/kuliah. Semula pembelajaran dilakukan secara tatap muka dengan datang langsung ke tempat pembelajaran, semenjak adanya pandemi COVID-19 ke Indonesia, segala aktifitas pembelajaran dilakukan secara online.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarena sekolah bisa menciptakan kerumunan, sehingga dapat menciptakan tempat penyebaran COVID-19 Meskipun demikian, Kebijakan ini tentu mengandung pro dan kontra, seperti adanya keluhan - keluhan dari siswa maupun orang tua siswa. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 11-18 Desember 2020, sebanyak 78% siswa menginginkan pembelajaran tatap muka, alasannya siswa sulit memahami materi pelajaran.
Terlepas dari itu semua, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini dianggap membosankan dan kurang efektif, ternyata memiliki dampak positif yang sadar atau tidak disadari oleh masyarakat umum khususnya siswa. Pasalnya, pada masa pandemi sejumlah kegiatan yang dilakukan secara online membuat anak sering memakai media digital, sehingga anak akan terbiasa menggunakan teknologi. Tentunya hal ini akan berdampak baik terhadap kemajuan teknologi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini Indonesia sedang mendorong generasi bangsanya agar melek teknologi, untuk merealisasikan revolusi 4.0.
ADVERTISEMENT
Manfaat PJJ yang kedua yaitu melatih anak untuk lebih produktif dalam mencari sesuatu. Banyaknya keluhan siswa akan kurang puasnya terhadap pembelajaran yang diberikan guru dalam menyampaikan materi. Membuat siswa inisiatif mencari tahu kembali materi - materi sekolah yang ia pelajari dengan gurunya.
Berbagai media yang mereka gunakan dalam mencari tahu materi pun cukup beragam, mulai dari google, buku, youtube, dan media lainnya. Hal ini membuat anak menjadi terbiasa belajar mandiri, sehingga akan berdampak besar pada pola pikir sang anak. Dalam jangka waktu yang panjang, anak akan lebih cepat merespon hal-hal yang terjadi dalam hidupnya yang harus ia selesaikan tanpa bergantung pada orang lain.
Hal ini dikarenakan nalar kritis mereka sudah terlatih dalam menyelesaikan masalah dan mencari pengetahuan. Selain itu, belajar secara autodidaktik juga dianggap cukup efektif karena adanya kenyamanan dari kebebasan sang anak dalam memilih sesuatu yang akan ia pelajari.
ADVERTISEMENT
Pernahkan teman - teman mendengar pernyataan yang mengatakan “Seseorang akan bisa karena terpaksa?” Rasanya fenomena yang kita bahas kali ini sesuai dengan isi statment tersebut. Hal ini dikarenakan, dampak positif PJJ lainnya yaitu dapat mengasah kreatifitas sang anak dalam berkreasi. pembelajaran daring seperti saat ini, guru lebih banyak memberikan tugas berbentuk online kepada siswa. Seperti membuat video, menciptakan film pendek, membuat vlog, serta tugas - tugas lainnya.
Hal ini membuat siswa dipaksa untuk kreatif dalam bidang digital, sehingga dari keterpaksaan itulah sang anak dapat mengetahui potensi dirinya yang belum ia ketahui selama ini, bahwa ia pun memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi khususnya dalam bidang digital. Sebenarnya masih banyak manfaat - manfaat dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dapat membantu tumbuh kembang anak. Namun opini ini bukan bermaksud untuk mendukung pembelajaran terus dilakukan secara daring. Penulis hanya ingin memberi tahu bahwa PJJ tidak selamanya berdampak negatif. Terlepas dari itu semua, tentunya belajar tatap muka jauh lebih efektif dibandingkan PJJ. Hal ini dikarenakan belajar secara langsung dapat membangun chemistry antara anak dan guru pada saat pembelajaran di kelas, serta proses penyampaian materi akan lebih cepat ditangkap oleh siswa. Saat ini kita semua terus berdoa agar pandemi COVID-19 yang saat ini masih ada dapat teratasi dengan tuntas, baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Sehingga kita dapat kembali melaksanakan pembelajaran seperti biasa tanpa adanya keterbatasan dan ketakutan terhadap virus Corona.
ADVERTISEMENT