Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah : Peran Kader Dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Asep Suryana
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ITB Ahmad Dahlan Jakarta .
Konten dari Pengguna
18 Februari 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Suryana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumentasi : IMM FEB ITB Ahmad Dahlan Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
dokumentasi : IMM FEB ITB Ahmad Dahlan Jakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu di tengah mewahnya fasilitas pendidikan yang ada di perkotaan, terdapat mirisnya fasilitas pendidikan di daerah pelosok. Jangankan kelas berbasis digital dengan penuh ke modern seperti sekolah di Ibu Kota, dinding serta atap yang kokoh pun belum tentu ditemukan di daerah sana. Pendidikan di kota dan di pelosok memang bak langit dan bumi, yang keglamoran antara keduanya sangat bertolak belakang. Pendidikan pelosok masih membutuhkan perhatian dari berbagai pihak dan kalangan. Seperti di daerah Banten Contohnya, di sana masih banyak ditemukan sekolah dengan fasilitas yang kurang memadai. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Pusat Telaah dan Informasi Regional Banten (Pattrio) beberapa tahun lalu yang mengatakan bahwa, tiga dari sepuluh anak bertaruh nyawa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. (detik.com)
ADVERTISEMENT
Amat disayangkan jika kasus ini masih banyak ditemukan di negara kita, padahal jika kita melihat faktor motivasi anak belajar, besar di antaranya karena adanya fasilitas sekolah yang baik. Anak akan senang dan gembira jika belajar di tempat yang dapat memberikan kenyamanan. Sebaliknya, jika tempat yang ia duduki untuk mengemban ilmu terbilang kurang baik, maka anak tersebut cenderung malas dan ogah berangkat ke sekolah. Tentunya kejadian ini tidak bisa dianggap angin lalu yang sewaktu-waktu akan berlalu tanpa menyisakan pilu. Kasus ini harus segera ditangani dengan baik, sebab lemahnya pendidikan bisa mengakibatkan minimnya ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan pemikiran dan paham yang “kolot” atau sulit terbuka. Jika terabaikan, jangan heran jika kualitas generasi bangsa Indonesia nantinya akan dipertanyakan bahkan mungkin ditertawakan oleh dunia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah harus bertindak tegas dan cepat dalam mengatasi masalah tersebut. Jika tidak, generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan anak-anak luar karena minimnya ilmu dan keahlian. Hal ini hanya akan mengakibatkan angka pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Selain pemerintah, mahasiswa yang dikenal sebagai generasi perubahan (agent of change) juga jangan buta dan tuli, apalagi menutup diri. Gerakan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, atau akrab disapa IMM harus bisa membantu permasalahan ini. IMM dengan semboyannya “Fastabiqul khairat” berlomba-lomba dalam kebaikan, seyogyanya harus bisa memberikan kontribusi dalam upaya membangun pendidikan di Indonesia.
IMM bisa melakukan penggalangan donasi demi pendidikan di daerah pelosok dengan cara mengajukan proposal ke berbagai instansi, atau sekedar bermodalkan kardus bertulis “Peduli Pendidikan Indonesia” meminta uluran tangan masyarakat. Selanjutnya, setelah melakukan penggalangan donasi, IMM dapat menyalurkan hasil pemberian donator tersebut, dengan sekaligus melakukan pengabdian di daerah pelosok, sebagai upaya membantu guru di sana dalam mengajar anak-anak. Sebagai kaum yang dikenal akan keintelektualannya, IMM dapat memberikan edukasi keilmuan terhadap anak-anak di pelosok.
ADVERTISEMENT
IMM sebagai gerakan religiositas, jika melihat orang-orang muslim di daerah pelosok Banten, di sana masih terdapat beberapa tradisi atau kebudayaan yang menyimpang dari ajaran agama, seperti masih kentalnya hal-hal mistis. Belum lagi aliran-aliran yang menyimpang seperti aliran Hakekok, aliran yang telah ditetapkan sebagai aliran menyimpang oleh MUI setempat. “Ya memang sudah menyimpang, kami sangat menyayangkan,” kata MUI Pandeglang KH. Tubagus Hamdi Maani. Di sini lah peran IMM sangat dibutuhkan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan yang benar sejalan dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian, IMM dapat mencerahkan sekaligus penghubung dalam merealisasikan tujuan berdirinya organisasi Persyarikatan Muhammadiyah, di mana Muhammadiyah bercita-cita untuk mengembalikan ajaran Islam yang sebenar-benarnya.
IMM sebagai gerakan intelektualitas, penyebab kurangnya ilmu pengetahuan di pelosok, mengakibatkan banyaknya stigma negatif terhadap beberapa hal, salah satunya yaitu adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi. Mereka beranggapan bahwa perempuan nantinya hanya akan menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga, yang berkutat dalam lingkup dapur, sumur, dan Kasur. Melalui bidang IMMawati, IMM bisa memberikan edukasi terkait paham - paham yang salah, kaum IMMawati dapat memberikan pengarahan dalam menyikapi suatu hal, sehingga pernyataan-pernyataan seperti itu dapat memiliki makna yang positif. Sebab, jika tidak diarahkan ke dalam makna yang benar, stigma tersebut akan terus berkembang turun temurun sampai kapanpun.
ADVERTISEMENT
IMM sebagai gerakan humanitas, berdasarkan kutipan dari laman banten.dpd.go.id, mata pencaharian masyarakat pelosok Banten cukup beragam, mulai dari pertanian, peternakan, nelayan, dan lain-lain. Kader merah yang berkaitan dengan bidang tersebut bisa membantu memajukan perekonomian masyarakat di sana. Misalnya kader dengan jurusan kuliah pertanian, dapat membantu masyarakat dalam bidang pertanian. Kader yang berasal dari jurusan peternakan, juga mampu berkontribusi dalam memajukan peternakan masyarakat, begitupun dengan bidang-bidang lainnya. Upaya ini dilakukan demi tercapainya perekonomian yang baik di masyarakat, agar orang tua juga bisa membiayai pendidikan anak-anaknya, sehingga anak-anak di pelosok dapat sekolah dengan baik sampai jenjang yang setinggi-tingginya. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi dapat menyebabkan rendah dan tingginya suatu pendidikan anak.
dokumentasi : IMM FEB ITB Ahmad Dahlan Jakarta
Demikan solusi yang sekiranya harus dilakukan kader merah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai upaya membantu pendidikan di daerah pelosok. IMM harus menjadi matahari yang terus menyinari, melindungi seperti rumah, serta mewarnai ditengah hitam dan abunya kehidupan di bumi pertiwi. IMM harus peduli dengan mengupayakan pendidikan yang layak untuk generasi penerus bangsa yang cerdas. karena masa depan bangsa akan aman ditangan orang-orang yang berpendidikan. Semoga dengan adanya campur tangan IMM pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, dan semoga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah terus maju dalam membantu segala permasalahan - permasalahan umat. IMM JAYA.
ADVERTISEMENT