Konten dari Pengguna

Belajar dari Negeri Ginseng: Indonesia Jadi Negara Maju 10 Tahun Lagi?

Asep Syamsu Diyar
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Keuangan RI. Saat ini bertugas sebagai Pejabat Pengawas pada Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Prov. Riau
30 Mei 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Syamsu Diyar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi (Foto: Taraf/Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi (Foto: Taraf/Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam waktu 10 tahun, Indonesia diperkirakan akan keluar dari Middle Income Trap (MIT) dan masuk dalam kategori High Income Country dengan pendapatan per kapita di atas USD13.845. Hal ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi tahun 2023, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen dan PDB per kapita mencapai Rp75,0 juta atau USD4.919,7.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai kesempatan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Presiden RI, Joko Widodo, menyampaikan bahwa Indonesia diperkirakan akan menjadi negara maju dan terlepas jebakan kelas menengah alias Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030 dan 2032.
Diperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh tiga kali lipat. Artinya pada tahun 2032, Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 15 persen dan PDB per kapita lebih dari USD14.000. Dengan begitu, Indonesia siap menuju negara maju berpenghasilan tinggi.
Pertanyaannya adalah, akankah Indonesia menuju negara maju berpenghasilan tinggi dalam waktu 10 tahun? Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita belajar dari Negeri Ginseng, Korea Selatan.
Korea Selatan merupakan negara kecil yang luas wilayahnya lebih kecil dari Pulau Jawa. Merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945, tidak jauh berbeda dengan Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada tahun 1996, 51 tahun setelah merdeka, Korea Selatan bergabung dengan Organisasi untuk Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Bergabungnya Korea Selatan dengan OECD ini menandakan Korea Selatan telah masuk dalam kategori negara maju.
Sebelum menjadi negara maju, pada tahun 1950-an, awalnya Korea Selatan merupakan salah satu negara termiskin di dunia, dengan ekonomi yang hancur dan infrastruktur yang rusak parah. Pada waktu itu terjadi perang antara Korea Selatan dengan Korea Utara, yang menyebabkan tewasnya 2 juta warganya dan membuat Korea Selatan dan Korea Utara jatuh miskin dan hancur.
Mengakibatkan Korea Selatan menjadi salah satu negara termiskin di Asia karena keterbatasan sumber daya alam dan manusia. Tidak hanya itu, Korea Selatan memiliki masalah korupsi akut dan masalah ketergantungan terhadap bantuan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Korea Selatan bertransformasi menjadi negara maju?
Pendidikan-Prof. Young-Hoon AHN, PhD, President of the Korea Local Government Municipal Police Institute mengatakan, Korea Selatan menjadi negara maju karena pendidikan, ini merupakan konsekuensi pertumbuhan ekonomi dari sumber daya manusia yang didampingi dengan investasi terhadap penelitian dan pengembangan, serta pemanfaatan sistem digital (Warta Fiskal Kemenkeu, Edisi I/2023).
Dikatakan, Korea Selatan fokus dalam pengembangan human capital agar menjadi leader Information and Communication Technology (ICT) Global. Pemerintah Korea Selatan melakukan investasi yang besar pada kualitas sumber daya manusia. Pemerintah Korea Selatan percaya bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang kuat.
Cinta Produk Dalam Negeri-Dalam beberapa adegan drama pada film Korea Selatan, terlihat produk dalam negeri Korea Selatan. Misalnya, penggunaan telepon seluler bermerk Samsung atau LG dan kendaraan roda empat bermerk KIA, Daewoo, dan Hyundai. Hal ini menunjukkan kecintaan dan kebanggaan rakyat Korea Selatan terhadap produk dalam negerinya.
ADVERTISEMENT
Gerakan Saemaul Undong-Dikenal sebagai Gerakan Desa Baru yang merupakan program pembangunan berbasis komunitas di Republik Korea pada tahun 1970an. Gerakan ini berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan komunitas pedesaan melalui produksi pertanian, pendapatan rumah tangga, kehidupan desa, pemberdayaan dan regenerasi komunal, dan partisipasi perempuan (Asian Development Bank, 2012).
Gerakan Saemaul Undong ini merupakan upaya mengurangi ketimpangan antara pedesaan dengan perkotaan dan sekaligus sebagai pilar bagi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan menjadi negara maju.
Teknologi dan Inovasi-Berawal diluncurkannya program industrialisasi pada tahun 1960an, di mana keilmuan sains dan teknologi masih buruk, Korea Selatan berinvestasi untuk penelitian dan pengembangan. Dalam perjalanannya, Korea Selatan berhasil menjadi salah satu negara dengan perekonomian paling dinamis di dunia.
ADVERTISEMENT
Samsung dan LG merupakan salah satu icon teknologi dan inovasi Korea Selatan. Kedua perusahaan besar tersebut sangat serius dalam pengembangan dan riset sebagai fokus utama dalam strategi bisnisnya. Didukung oleh Pemerintah Korea Selatan yang sangat mendorong inovasi dan menghasilkan penemuan-penemuan baru.
Kerja sama antara industri, universitas, dan lembaga riset sangat didukung oleh Pemerintah Korea Selatan dengan mendirikan pusat-pusat riset. Di antaranya Namyang R&D Center, yang terletak di Hwaseong, Gyeonggi-do. Pusat riset ini berada dekat dengan fasilitas manufaktur Hyundai di Ulsan, salah satu kota industri terbesar di Korea Selatan. Namyang R&D Center telah menjadi lokasi kunci bagi Hyundai dan KIA dalam melakukan berbagai riset dan pengembangan untuk melahirkan inovasi-inovasi penting.
Pemberantasan Korupsi-Untuk menekan perilaku koruptif, Korea Selatan menerapkan e-Government sejak tahun 1998. Transparansi dalam pelayanan publik menjadi kunci untuk meminimalisasi korupsi. Masyarakat dapat mengawasi pelaksanaan layanan dan dapat mengajukan pertanyaan apabila terjadi penyimpangan.
ADVERTISEMENT
Selain penerapan sistem e-Government, Korea Selatan melakukan penguatan institusi pemberantasan korupsi. Institusi ini fokus pada cara pemberantasan korupsi dengan metode mencegah korupsi sebelum terjadi, mendeteksi, dan menghukum korupsi setelah terjadi. Setidaknya ada 5 mantan presiden Korea Selatan terbukti terlibat dalam kasus korupsi dan di antaranya telah dihukum dan menjalani hukuman penjara.