Debat (Kusir) Calon Kepala Daerah

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2020 6:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kampanye hitam. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kampanye hitam. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
DEBAT pasangan calon (paslon) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 sedikit banyak akan bermanfaat bagi para calon pemilih. Mereka dapat menilai kualitas para calon pemimpin, kemudian saving pemahaman untuk memilih yang cocok memimpin daerahnya. Debat paslon Pilkada 2020 harus membawa nuansa baru. Paslon diminta tidak hanya memaparkan visi, misi, dan gagasan mereka.
ADVERTISEMENT
Tentu saja debat belum bisa menjadi faktor penentu kemenangan para paslon, selain debat ada banyak faktor X turut menentukan pilihan. Menjadi maklum, karena bagi tiap-tiap pemilih faktor X ini berbeda-beda. Namun, debat harus menjadi bagian dari pendidikan politik. Tujuannya, memberdayakan masyarakat di bidang politik agar memperoleh daya untuk mengambil keputusan.
Model lama, debat menjadi sekadar seperti ceramah yang dilakukan oleh para calon kepala daerah. Senyata debat harus mampu mengelaborasi gagasan, program, dan kapasitas calon secara maksimal. Program untuk penanganan pandemi virus corona (covid-19 ) harus menjadi nilai jual.
Maka debat di masa pandemi harus strategis dan tidak monoton, sebab debat bakal dilihat publik melalui media penyiaran. Oleh karenanya desain debat pun harus progresif, sehingga pemilih ketika menonton debat itu jadi tahu bagaimana kapasitas dan yang ditawarkan oleh calon.
ADVERTISEMENT
Sejatinya debat adalah pertukaran pendapat mengenai suatu topik dengan saling memberi argumentasi, masyarakat berharap debat paslon yang akan digelar nanti terhindar dari debat kusir. Tapi dapat berlangsung hangat dan seru, dan penuh dengan argumentasi yang cemerlang.
Jika menilik latar belakang para kandidat para pasangan calon (paslon), kita percaya pastinya mereka akan melakukan yang terbaik. Boleh saja mengkritik dengan tajam, namun tetap dalam batas-batas etika. Berbeda pendapat itu hak,tetapi alangkah bijak jika disertai dengan alasan yang masuk akal sehat. Berbeda pendapat sah dan wajar saja, namun tetap saling menghargai, mencerahkan, dan tidak menebar permusuhan. Tentunya semoga bisa menjadi tontonan yang menarik pula.
Selanjutnya, skema khusus harus disiapkan guna mengantisipasi akan terjadinya perdebatan tak berisi. Salah satu skemanya adalah bisa dengan cara memberikan kuasa penuh ke moderator dalam mengawal debat, untuk menghindari debat kusir. Sehingga pesan yang disampaikan oleh kedua paslon tersampaikan.
ADVERTISEMENT
Artinya Penyelenggara pemilu diharapkan memperhatikan serta mengakomodasi kebutuhan debat tersebut. Dengan begitu, debat menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih untuk menjatuhkan pilihan kepada paslon yang dianggap mumpuni. Jelas lah menjadi tantangan bagi penyelenggara pemilu kita terkait dengan bagaimana mengoptimalkan desain debat di masa pandemi ini.
Pilkada Serentak 2020, Foto; Doc KPU
Alhasil, debat merupakan sarana efektif bagi publik untuk menilai kualitas program dan karakter calon pemimpin.
Asep Totoh - Dosen Ma'soem Univerisity.