Fastabiqul Khairat Si Kaya dan Si Miskin

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
20 September 2021 6:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim ketika perilaku si kaya dan si miskin yang memiliki sifat yang begitu mulia, saling berlomba-lomba dalam setiap kebaikan. Diriwayatkan pada suatu hari, serombongan fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang mengeluh kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala hingga tingkatan yang paling tinggi sekalipun.”
ADVERTISEMENT
Nabi SAW bertanya, "Mengapa engkau berkata demikian?" Lalu, meraka pun berkata, "Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, tapi giliran saat mereka bersedekah, kami tidak kuasa melakukan amalan seperti mereka. Mereka memerdekakan budak sahaya sedangkan kami tidak memiliki kemampuan melakukan itu."
Setelah mendengar keluhan orang fakir tadi, Rasulullah SAW tersenyum lantas berusaha menghibur sang fakir dengan sebuah hadis motivasi. Dengan sabdanya, Rasulullah SAW berusaha membesarkan hati mereka. "Wahai sahabatku, sukakah aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak seorang pun yang lebih utama dari kamu kecuali yang berbuat seperti perbuatanmu?"
Dengan sangat antusias, mereka pun menjawab, "Baiklah, ya Rasulullah." Kemudian, Nabi SAW bersabda, "Bacalah 'subhanallah', 'Allahu akbar', dan 'alhamdulillah' setiap selesai shalat masing-masing 33 kali." Setelah menerima wasiat Rasulullah SAW, mereka pun pulang untuk mengamalkannya.
ADVERTISEMENT
Tak lama berselang, setelah beberapa hari berlalu, para fakir miskin itu kembali menyampaikan keluhannya kepada Rasulullah SAW. "Ya Rasulullah, saudara-saudara kami orang kaya itu mendengar perbuatan kami, lalu mereka serentak berbuat sebagaimana perbuatan kami." Maka, Nabi SAW bersabda, "Itulah karunia Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki." (QS an-Nur [24]: 38).
Bagaimana kita bisa mengambil hikmah kisah si miskin yang tidak mau kalah dalam beramal. Mereka terus selalu mencari solusi untuk bersaing secara sehat untuk mencari keunggulan dalam beribadah, ketika mereka menyadari akan ketidak mampuan ketidakberuntungan materi namun tidak menjadikannya patah arang untuk memberikan pengabdian ibadah terbaik bagi Allah SWT.
Begitupun dengan si kaya, kekayaan tidak menjadikannya lupa daratan namun mereka menyedari untuk lebih bederma karena di dalamnya begitu banyak hak orang lain yang mesti ditunaikan. Semua yang dimilikinya itu hanyalah titipan dari Allah SWT dan harus digunakan di jalan yang semata-mata hanya untuk mencari keridhaan-Nya.Disaat mereka beruntung dengan dikaruniai limpahan rezeki namun tidak menjadikannya bak si Qorun yang takabur dan bakhil.
Ilustrasi Fastabiqul Khairat Seorang muslim sedang Shalat (Pixabay)
Sangat luar biasa begitu besarnya keinginan baik si miskin dan si kaya untuk berbuat kebaikan, mereka sungguh-sungguh berlomba-lomba dalam kebaikan.
ADVERTISEMENT
Berlomba-lomba dalam kebaikan akan membawa seorang Muslim pada ridho Allah SWT. Selain itu, ia juga akan dikumpulkan bersama di hari kiamat dengan orang-orang yang shalih. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 148.
Artinya: Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya (pada hari kiamat). Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
“Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular”
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666