Kendalikan Amarahmu

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
12 Februari 2021 6:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi marah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi marah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
KEADAAN setiap manusia pasti satu waktu akan mengalami dan merasakan kesenangan, kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan. Namun, ada saatnya juga merasa kecewa, sedih bahkan marah.
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi COVID-19 memposisikan manusia pada suatu keadaan yang serba tidak menentu, terlebih akibat dampak ekonomi dan ketahanan kesehatan. Tidak aneh, masyarakat dengan ragam masalah yang muncul telah memicu sensitivitas mudah marah atau gampang emosional.
Memang ketika kita mengalami kondisi marah, munculnya amarah biasanya dipicu kejadian yang dianggap tidak mengenakkan, menjengkelkan, menyebalkan. Amarah itu adalah emosi alamiah manusia, namun amarah berlebih bisa jadi itu adalah salah satu bisikan setan yang ingin menghancurkan manusia dan salah satu yang paling berbahaya ialah merusak iman.
Rasulullah SAW bersabda, “Hai Mu’awiyah awaslah daripada marah, karena marah itu dapat merusak iman, sebagaimana jadam merusak madu,” (HR. Al-Baihaqi, Ibn Asaakir).
Sebagai manusia, perasaan marah yang muncul memang wajar terjadi, akan tetapi orang yang tidak dapat mengendalikan amarah akan sangat berdampak pada fisik dan mental kita.
ADVERTISEMENT
Disarikan dari beberapa tulisan dan pendapat ahli untuk urgensi larangan marah, ketika seseorang sedang mengalami kemarahan itu diakibatkan ketegangan jiwa yang muncul karena penolakan terhadap apa yang tidak diinginkan, atau bersikukuh dengan pendapat tertentu tanpa melihat kesalahan atau kebenarannya.
Ilustrasi Gampang Marah, Foto: Shutterstock
Menurut kajian secara psikologis dan medis, kemarahan itu sebagai suatu sikap emosional yang akan berdampak negatif pada jantung. Ketika marah, akan terjadi perubahan fisiologis seperti meningkatnya hormon adrenalin yang akan memengaruhi kecepatan detak jantung dan menambah penggunaan oksigen.
Maka di saat kemarahan tersebut akan memaksa jantung memompakan darah lebih banyak sehingga bisa mengakibatkan tingginya tekanan darah. Akibatnya bisa fatal bila pemarah tersebut memiliki penyakit darah tinggi atau jantung.
Menurut hasil penelitian modern menyimpulkan bahwa kemarahan berulang-ulang bisa memperpendek umur karena diserang berbagai penyakit kejiwaan dan penyakit jasmani.
ADVERTISEMENT
Maka hidup ini akan lebih indah dan menyenangkan bila kita dapat membuang amarah dalam hati dan mengendalikan diri saat hendak terpancing dengan kemarahan. Sebuah keyakinan, jika kebaikan dan keburukan semua datang dari Allah dan kita harus selalu ridha dengan ketentuan-Nya.
Dalam suatu hadis, Rasulullah bersabda: "Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, Tirmidzi)
Jelaslah keutamaan menjaga emosi yaitu disenangi banyak orang, mudah dalam bergaul sesuai ajaran Islam, tidak mudah dipengaruhi atau dihasut, serta fisik dan mental menjadi lebih sehat. Ketika seseorang dapat mengingat keutamaan-keutamaan tersebut maka ia akan lebih bisa mengontrol emosinya.
ADVERTISEMENT
Biasanya ketika sedang marah, hal yang paling sulit untuk dikendalikan adalah perkataan. Oleh karena itu, apabila merasa emosi atau marah, sebaiknya lekaslah diam agar perkataan yang keluar dari mulut ketika sedang emosi tidak melukai hati orang lain. Dari Ibnu Abbas Ra, Rasulullah Saw bersabda: "Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad).
Maka mampukan kita untuk menjadi pribadi pemaaf, harus diakui kita akan mudah marah dengan seseorang karena dikecewakan, disakiti dan lain sebagainya. Ternyata cara yang paling ampuh untuk mengurangi rasa marah tersebut yaitu dengan belajar memaafkan kesalahan orang lain yang dapat memicu emosi.
Dan lakukanlah introspeksi diri dengan merenungkan setiap perbuatan dan perkataan yang telah dilakukan. Selain dengan intropeksi diri, selalu berpikir positif dalam menghadapi persoalan dan masalah bisa menjadikan pikiran menjadi tenang.
ADVERTISEMENT
Tentunya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa menahan amarah kita, sebagaimana kita sebagai seorang muslim. Oleh karena itu sebagai muslim yang taat hendaknya kita dapat menahan amarah. Dalam Islam sendiri banyak hadist yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberi nasehat agar manusia tidak mudah marah dan sebaiknya menahan amarah, bahkan Allah swt menjanjikan surga-nya untuk orang-orang yang dapat menahan amarah.
Semoga kita dihilangkan dari sifat dan perilaku pemarah..Aamiin
** Asep Totoh-DosenMa'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666.