Konten dari Pengguna

Laki-Laki Juga Korban Patriarki

Ashadiatullah Syahwalani
Mahasiswa Sosiologi, Universitas Airlangga
31 Mei 2023 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ashadiatullah Syahwalani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi laki-laki minum minuman manis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laki-laki minum minuman manis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Patriarki menjadi salah satu pembahasan yang menarik sebab banyak yang menganggap bahwa patriarki telah membawa dampak buruk bagi masyarakat khususnya pada perempuan. Secara sederhana, patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan secara hierarki laki-laki pada tingkatan atas dan perempuan berada di bawahnya.
ADVERTISEMENT
Posisi ini jelas menyebabkan ketimpangan jika dilihat dari beberapa aspek, sehingga biasanya posisi ini akan merugikan perempuan. Namun pada kenyataannya, laki-laki pun juga dapat menjadi korban dari sistem ini dan tentunya akan berdampak pada kehidupan sosial laki-laki.

Pandangan yang Keliru tentang Patriarki

Permasalahan mengenai isu patriarki adalah tentang pandangan masyarakat yang salah mengenai masalah ini. Anggapan bahwa sistem patriarki hanya menyerang perempuan merupakan kesalahan generalisasi karena isu ini juga memiliki konsekuensi negatif bagi laki-laki.
Seperti pada kehidupan sosial, seringkali laki-laki dituntut untuk terus berperilaku mempertahankan dominasinya dengan melakukan cara yang cenderung salah, seperti melakukan kekerasan pada orang lain atau diri sendiri, juga melakukan perbuatan meremehkan dan merendahkan perempuan. Hal tersebut lah yang menyusun narasi bahwa seorang laki-laki harus selalu terlihat “kuat” sehingga muncullah sebuah standar yang menjadi tolak ukur maskulinitas laki-laki.
ADVERTISEMENT

Mengenal Toxic Masculinity

Sistem patriarki telah menempatkan tekanan yang berlebihan pada laki-laki untuk memenuhi harapan sosial dan gender yang ditetapkan. Laki-laki yang berada dalam tekanan tersebut akan merasa dirinya ditekan oleh stereotip-stereotip tentang “laki-laki sejati”. Hal ini yang kemudian disebut sebagai toxic masculinity.
Toxic masculinity merupakan sebuah standardisasi atas sebuah sikap atau sifat seorang laki-laki secara berlebihan. Jika standar yang terbentuk tidak dapat dipenuhi oleh seorang laki-laki, maka ia akan dianggap kurang jantan. Anggapan bahwa menjadi seorang laki-laki harus selalu kuat, tegas, tidak menunjukkan kelemahan apalagi emosi, menjadi tekanan sosial sendiri bagi laki-laki karena adanya standar tersebut. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan laki-laki itu sendiri, karena mereka mungkin menghadapi konflik internal yang besar, perasaan terisolasi, hingga kesulitan untuk berekspresi sebagai bentuk membangun hubungan interpersonal yang sehat.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa patriarki bukan merupakan sistem yang hanya merugikan perempuan saja. Dalam mencapai kesetaraan gender yang adil, penting juga untuk melibatkan laki-laki dan menyadari bahwa sistem ini juga dapat mempengaruhi mereka. Sehingga dengan memahami dampak dari patriarki bagi laki-laki, dapat menjadi langkah penting untuk membangun masyarakat yang inklusif dan adil bagi setiap individunya.