Konten dari Pengguna

Menciptakan Generasi Kritis Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Ashfia Ni'ma Novitasari Arifin
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
10 Oktober 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ashfia Ni'ma Novitasari Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/premium-vector/critical-thinking-concept-search-ideas-vector-illustration_21707639.htm
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/premium-vector/critical-thinking-concept-search-ideas-vector-illustration_21707639.htm
ADVERTISEMENT
Oleh: Ashfia Ni'ma Novitasari Arifin
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik
ADVERTISEMENT
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam pendidikan formal untuk membina sikap moral peserta didik agar memiliki karakter dan berkepribadian yang positif sesuai dengan nilai- nilai pancasila.
PKn sebagai wahana pembinaan perilaku dimaksudkan untuk membekali kita dengan budi pekerti, pengetahuan, dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
Kini kita berada di era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan luar biasa di bidang teknologi internet. Kemampuan berpikir kritis menjadi keterampilan esensial yang harus dimiliki oleh setiap individu agar tidak mudah terjebak dalam berita hoaks, propaganda, atau informasi yang menyesatkan.
Melalui PKn, kita diajarkan untuk memahami nilai-nilai dasar seperti demokrasi, keadilan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
ADVERTISEMENT
PKn mampu membentuk generasi yang berani mempertanyakan kebijakan yang tidak adil, terlibat dalam diskusi publik, serta mampu menilai suatu peristiwa dengan sudut pandang yang objektif dan kritis. Dengan PKn kita menjadi berpikir kritis dan berani untuk bersuara.
Sayangnya, masih banyak yang menganggap jika PKn hanya sebatas menghafal pasal-pasal dan sejarah. Padahal,  PKn bisa menjadi wadah bagi kita untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Misalnya melalui diskusi interaktif, studi kasus, atau simulasi debat mengenai isu-isu sosial yang relevan, seperti kesetaraan gender, hak minoritas, dan kebijakan publik.
Selain itu, PKn juga akan memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia. Generasi yang kritis tidak hanya akan menjadi penonton, tetapi juga aktor aktif dalam menjaga dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi. Kita akan lebih peka terhadap ketidakadilan, lebih bijak dalam menggunakan hak suara, dan lebih siap untuk terlibat dalam gerakan sosial yang mendukung perubahan positif di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan pembenahan yang tepat, PKn dapat menjadi instrumen yang kuat dalam membentuk generasi yang kritis, cerdas, dan berintegritas. Generasi inilah yang kelak akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, di mana setiap warga negara memiliki kesadaran penuh akan perannya dalam menjaga dan memperkuat tatanan sosial yang adil dan demokratis.