Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Menikmati Makan Bireng: Lezatnya Serabi Goreng Khas Desa Penyalahan, Kab.Tegal
30 Desember 2024 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ashirothu Afa Waashila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makan bireng, atau serabi goreng khas Desa Penyalahan, Kabupaten Tegal, bukan sekadar hidangan tradisional, melainkan warisan budaya yang kaya akan sejarah. Hidangan sederhana ini menyimpan cerita panjang yang mencerminkan kehidupan masyarakat desa serta kearifan lokal yang terus dilestarikan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Sejarah dan Asal Usul Makan Bireng
Kata "bireng" dalam bahasa lokal berarti "goreng," yang langsung menggambarkan cara pengolahan serabi ini. Berbeda dari serabi pada umumnya yang dimasak dengan dipanggang atau dikukus, makan bireng dimasak dengan cara digoreng dalam minyak panas, memberikan tekstur renyah di luar namun tetap lembut di dalam.
Hidangan ini dipercaya sudah ada sejak masa kolonial, ketika masyarakat setempat mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang tersedia, seperti tepung beras dan santan, untuk menciptakan kudapan yang mengenyangkan. Pada masa itu, makan bireng sering dijadikan bekal bagi para petani yang bekerja di ladang karena praktis dan tahan lama.
Seiring waktu, makan bireng tidak hanya menjadi makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari tradisi adat. Dalam acara-acara tertentu, seperti syukuran panen atau hajatan, hidangan ini selalu hadir sebagai simbol kehangatan dan rasa syukur.
ADVERTISEMENT
Keunikan Rasa yang Berakar pada Tradisi
Makan bireng memiliki keunikan rasa yang berasal dari bahan-bahan alami. Tepung beras yang digunakan sering kali digiling secara tradisional, sementara santan segar diolah langsung dari kelapa lokal. Proses penggorengan dilakukan dengan menggunakan wajan tanah liat, yang diyakini dapat memberikan aroma dan rasa autentik.
Pelengkap seperti gula merah cair atau parutan kelapa sering kali disajikan bersama, menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih yang sempurna. Dengan setiap gigitannya, makan bireng mengingatkan kita pada tradisi kuliner yang dijaga dengan penuh cinta oleh masyarakat Desa Penyalahan.
Daya Tarik Kuliner Lokal yang Patut Dilestarikan
Di tengah gempuran makanan modern, makan bireng tetap menjadi favorit di kalangan masyarakat lokal dan mulai menarik perhatian wisatawan. Hidangan ini tidak hanya menawarkan cita rasa, tetapi juga pengalaman budaya yang autentik.
ADVERTISEMENT
Wisatawan yang berkunjung ke Desa Penyalahan dapat menyaksikan langsung proses pembuatan makan bireng, mulai dari pencampuran adonan hingga proses penggorengan. Aktivitas ini memberikan nuansa nostalgia dan sekaligus menjadi edukasi tentang pentingnya menjaga warisan kuliner tradisional.
Pelestarian dan Tantangan
Sejarah panjang makan bireng mencerminkan nilai budaya yang mendalam. Namun, di era modern ini, keberadaannya menghadapi tantangan. Generasi muda cenderung lebih akrab dengan makanan cepat saji, sehingga upaya untuk memperkenalkan kembali makan bireng menjadi sangat penting.
Pemerintah daerah dan komunitas lokal dapat berperan besar dalam mempromosikan kuliner ini, baik melalui festival kuliner, dokumentasi budaya, maupun menjadikannya ikon wisata kuliner Kabupaten Tegal.
Kesimpulan
Makan bireng bukan hanya sekadar serabi goreng; ia adalah warisan budaya yang mencerminkan kreativitas, semangat gotong-royong, dan rasa syukur masyarakat Desa Penyalahan. Dengan sejarah yang panjang dan cita rasa yang unik, makan bireng layak untuk dilestarikan sebagai simbol keanekaragaman kuliner nusantara. Menikmati hidangan ini bukan hanya soal mencicipi rasa, tetapi juga menghargai tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT