Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Benarkah Screentime Berdampak Pada Toddler? Harus Diketahui Orang Tua!
11 Februari 2025 16:31 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ashrifurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber: DeepAI](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkt5azwhba88mw41emqs4hrc.png)
ADVERTISEMENT
Munculnya revolusi industri keempat memicu eskalasi penting dalam durasi paparan waktu layar/screen time yang dialami oleh bayi hingga anak-anak dalam skala global. Literatur terkini mendefinisikan screentime adalah jumlah waktu yang dihabiskan menggunakan perangkat dengan layar/screen, termasuk ponsel, video game, televisi, komputer, laptop, dan tablet. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa peningkatan waktu menonton layar, terutama untuk anak-anak di bawah usia dua tahun, memiliki efek negatif pada perkembangan bahasa. Sebaliknya, anak-anak diatas umur 2 tahun mungkin merasakan beberapa manfaat. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak di bawah usia dua tahun tidak boleh menonton televisi atau sejenisnya. Hal ini karena anak-anak harus memahami konsep representasi ganda yang mulai berkembang sekitar usia dua tahun dan tidak berkembang sepenuhnya hingga setelah anak berusia dua tahun. Berikut adalah beberapa dampak dari screentime pada toddler.
ADVERTISEMENT
1. Toddler belajar dan meniru dari manusia bukan mesin
Patricia Kuhl adalah salah satu ilmuwan otak terkemuka di dunia dan melakukan eksperimen dengan lebih dari 4.000 bayi setiap tahun. "Yang kami temukan adalah bahwa bayi yang berusia di bawah satu tahun, tidak belajar dari mesin," katanya, sambil menunjuk beberapa hasil pemindaian otak di komputer. "Bahkan jika Anda menunjukkan video yang menarik, perbedaan dalam pembelajarannya sangat luar biasa. Bayi mendapatkan pembelajaran yang jenius dari manusia yang hidup, dan tidak mendapatkan pembelajaran sama sekali dari mesin."
2. Screentime menggangu fokus bayi
Bayi perlu belajar cara berkonsentrasi dan fokus. Kemampuan itu mulai berkembang selama tahun-tahun awal mereka ketika otak mereka lebih peka terhadap lingkungan di sekitar mereka. Agar otak dapat berkembang dan tumbuh, ia membutuhkan rangsangan penting dari dunia luar. Yang lebih penting, mereka membutuhkan waktu untuk memproses rangsangan tersebut. Contohnya ketika membacakan buku cerita akan memberikan anak-anak waktu untuk memproses kata-kata, gambar, dan suara.
ADVERTISEMENT
3. Screentime membatasi kemampuan untuk mengendalikan impuls
Bayi dan anak-anak kecil gampang bosan. Sehingga dengan aktifitas yang melibatkan kognitif dan fisik akan mengajarkan mereka cara mengatasi rasa frustrasi dan mengendalikan dorongan hati. Jika mereka terus-menerus distimulasi oleh layar, mereka lupa cara mengandalkan diri sendiri untuk hiburan. Hal ini menyebabkan rasa frustrasi dan menghambat imajinasi serta motivasi.
4. Screentime menyebabkan keterlambatan berbicara (speech delay)
Bahasa berkembang sejak dini melalui interaksi dengan orang tua dan pengasuh yang menjadi sumber sarana bagi anak untuk mempelajari bentuk dan fitur bahasa. Keterlambatan dalam berbicara salah satunya disebabkan paparan screentime. Chonchaiya dan Pruksananonda menemukan bahwa anak-anak yang mulai menonton televisi pada usia kurang dari 12 bulan dan menonton televisi lebih dari 2 jam per hari, sekitar enam kali lebih mungkin mengalami keterlambatan bahasa. Penelitian lain menunjukkan bahwa 90,3% dari anak-anak atau toddler yang menjadi sampel penelitian mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa terpapar perangkat elektronik (screentime) (Alhosani et al., 2023)
ADVERTISEMENT
5. Screentime mengurangi empati
Penelitian telah menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di depan layar menghambat kemampuan anak-anak untuk membaca situasi dan mempelajari keterampilan sosial, dua faktor utama yang dibutuhkan untuk mengembangkan empati. Interaksi tatap muka adalah satu-satunya cara bayi dan anak-anak belajar memahami isyarat non-verbal dan menafsirkannya. "Sampai bayi mengembangkan bahasa," kata Charles Nelson, seorang ahli saraf Harvard, "semua komunikasi bersifat non-verbal juga bermakna bagi bayi dan anak anak karena mereka sangat bergantung pada hanya melihat wajah dan memperoleh makna dari wajah itu. Apakah orang ini senang dengan saya, atau apakah mereka marah kepada saya?" Interaksi dua arah antara bayi atau anak anak dan orang tua atau pengasuh sangat penting untuk perkembangan otak. Screentime mengurangi kemampuan bayi untuk membaca emosi manusia dan mengendalikan rasa frustrasinya.
ADVERTISEMENT
American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa bayi di bawah usia 18 bulan tidak boleh terpapar perangkat layar selain obrolan video (VidioCall) dengan anggota keluarga. Karena periode ini sangat penting untuk perkembangan dan pembelajaran, sangat penting bagi bayi untuk berinteraksi langsung dengan orang lain. Untuk balita berusia 18-24 bulan, AAP merekomendasikan bahwa jika orang tua ingin menggunakan media layar, mereka harus menonton program berkualitas bersama anak-anak mereka daripada membiarkan mereka sendirian di depan layar. Untuk balita dan anak prasekolah berusia 2-5 tahun, waktu layar tidak boleh melebihi 1 jam per hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pedoman serupa pada tahun 2019, yang merekomendasikan waktu layar nol untuk bayi dan balita di bawah usia 2 tahun dan tidak lebih dari 1 jam untuk balita dan anak prasekolah berusia 2-4 tahun
ADVERTISEMENT
Jika bayi atau toddler sudah kecanduan menonton layar, dianjurkan untuk memilih konten berkualitas dan menontonnya bersama mereka dengan rekomendasi waktu yang dianjurkan. Jadikan itu kegiatan keluarga yang menyenangkan!
DAFTAR PUSTAKA
Al Hosani, S. S., Darwish, E. A., Ayanikalath, S., AlMazroei, R. S., AlMaashari, R. S., & Wedyan, A. T. (2023). Screen time and speech and language delay in children aged 12–48 months in UAE: a case–control study. Middle East Current Psychiatry, 30(1), 47. https://doi.org/10.1186/s43045-023-00318.
Chonchaiya W, Pruksananonda C (2008) Television viewing associates with delayed language development. Acta Paediatr 97(7):977–982
UNICEF. Babies need humans, not screens Find out why, and how, too much screen time can harm your child. https://www.unicef.org/parenting/child-development/babies-screen-time#:~:text=Research%20has%20shown%20that%20screen,verbal%20cues%20and%20interpret%20them.
Karani NF, Sher J, Mophosho M. The influence of screen time on children's language development: A scoping review. S Afr J Commun Disord. 2022 Feb 9;69(1):e1-e7. doi: 10.4102/sajcd.v69i1.825. PMID: 35144436; PMCID: PMC8905397.
ADVERTISEMENT
Perdana, S., Medise, B., & Purwaningsih, E. (2017). Duration of watching TV and child
language development in young children. Pediatr Indones, 57(2), 99–103. https://
doi.org/10.14238/pi57.2.2017.99-103