Konten dari Pengguna

Menakar Peluang Cuan di Trading Dua Arah

Aslamuddin Lasawedy
Pemerhati Masalah Ekonomi, Budaya dan Politik
5 Mei 2025 14:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aslamuddin Lasawedy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh :
Aslamuddin Lasawedy CFP®
Lokasi : BEI Foto : Aslamuddin Lasawedy
ADVERTISEMENT
PAGI itu, saat training dimulai, Anca terlihat begitu antusias. Meski ia sudah meraih gelar sarjana ekonomi, ternyata ilmu yang ia pelajari di bangku kuliah, jauh berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. Itulah sebabnya materi training tentang perdagangan valuta asing itu sungguh mengasyikkan bagi Dadang.
"Disini kita akan mempraktikkan cara transaksi dua arah," papar ibu Vera, trainer dari sebuah perusahaan broker valas ternama.
Ibu Vera menuturkan bahwa ada perbedaan mendasar dalam cara melakukan trading, yang terbagi menjadi dua, berdasarkan cara investor mendapatkan keuntungan. Pertama, perdagangan satu arah dan satunya lagi perdagangan dua arah
Dalam perdagangan Satu Arah atau One-Way Trading, menurut ibu Vera, untuk mendapatkan keuntungan, Investor hanya bisa mengambil posisi beli terlebih dahulu, lalu menjualnya nanti ketika harga naik. Bila harga turun setelah dibeli, investor hanya bisa menunggu atau menjual dengan resiko rugi.
ADVERTISEMENT
Pada perdagangan Dua Arah atau Two-Way Trading atau Short Selling & Long Buying, masih menurut bu Vera, saat investor berusaha mendapatkan keuntungan, bisa mengambil dua posisi berbeda. Membeli (long position) atau menjual terlebih dahulu (short selling). Bilamana investor memprediksi harga valuta asing akan naik, mereka bisa membeli (long) dan menjual nanti dengan harga lebih tinggi. Ketika investor memprediksi harga valas cenderung akan turun. Mereka bisa menjual valas yang belum mereka miliki (short selling) dan membelinya kembali di harga lebih rendah untuk mendapatkan keuntungan.
"Dalam perdagangan satu arah, keuntungan hanya bisa didapat saat harga naik. Sedangkan dalam perdagangan dua arah, keuntungan bisa didapat baik saat harga naik maupun harga turun," ungkap bu Vera sambil menebar senyum manisnya ke sekeliling ruangan.
ADVERTISEMENT
Sore itu, setelah sesi training selesai, Anca bersama peserta training lainnya ngopi di salah satu kafe di areal perkantoran. Mereka sibuk berdiskusi soal materi yang baru saja mereka dapat hari itu.
"Asyik juga ya mengikuti naik turunnya pergerakan harga valas," kata Yandri, salah satu peserta training.
"Yang menarik itu, pergerakan harga nya bisa kita lihat real time di depan komputer," sahut Mila, dengan ekspresi serius.
Sambil menyeruput kopi pahit kesukaannya. Pikiran Anca melayang jauh. Sejumlah pertanyaan berputar-putar di kepalanya. Apa iya ia bisa meraih untung dalam trading dua arah. Entahlah.
Hari berikut nya, Anca bersama peserta training lainnya, belajar sambil praktek trading Valas.
ADVERTISEMENT
"Nah, hari ini kita akan praktek perdagangan valas yang menggunakan cara trading Dua Arah atau Two-Way Trading atau Short Selling & Long Buying," tutur pak Arman, yang jadi trainer hari itu.
Menurut pak Arman, karena sejumlah alasan, tidak semua mata uang diperdagangkan di bursa valas (forex). "Mata uang yang paling banyak diperdagangkan berasal dari negara-negara yang perputaran ekonominya besar dan stabil," papar pak Arman. "Yaitu, negara dengan kebijakan moneter yang transparan. Pun pasar keuangannga terbuka. Sehingga mata uang mereka lebih mudah diperdagangkan. Seperti USD, JPY, EUR, GBP, AUD, CAD, atau CHF."
Negara dengan ekonomi yang kuat dan sistem keuangan yang terpercaya, masih menurut Pak Arman, cenderung memiliki mata uang yang lebih diminati. Contohnya, Dolar AS (USD) yang menjadi mata uang cadangan global, lantaran ekonomi AS dianggap dominan dan stabil.
ADVERTISEMENT
Hari itu, wawasan Anca makin luas. Cakrawala berpikirnya semakin matang. "Luar biasa materinya. Saya benar benar takjub," ungkap Anca, berseri seri.(*)