Self-Diagnosis: Sering Mood Swing Termasuk Bipolar? Simak Penjelasannya!

Asmaul Husna
Mahasiswa psikologi Universitas Syiah Kuala
Konten dari Pengguna
4 Maret 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asmaul Husna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi muda saat ini sering kali melakukan self-diagnosis. Self-diagnosis adalah upaya individu dalam memutuskan bahwa dirinya mengidap suatu penyakit berdasarkan apa yang dia dapatkan. Upaya yang sering kali individu lakukan, yaitu saat ia pertama kali melihat atau membaca berita tentang bipolar disorder dari berbagai macam media sosial, seperti : Tiktok, Instagram, Twitter, dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah ia akan menyamakan ciri-ciri tersebut dengan dirinya, sehingga ia akan beranggapan bahwa dirinya mengidap bipolar disorder. ( Sumber : Eidha Anggraeni dan Efan Yudha Winata. 06 Agustus 2023 ).
ADVERTISEMENT
Hal ini yang menjadi penyebab dari banyaknya individu yang meyakini jika sering mengalami mood swing, maka akan mengidap bipolar disorder. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas apakah sering mengalami mood swing termasuk bipolar disorder?
Ilustrasi seseorang yang mengidap bipolar disorder ( Sumber : Pexels.com )
Mood swing dan bipolar disorder adalah dua hal yang berbeda. Bipolar disorder adalah penyakit yang terjadi di dalam otak yang dapat menyebabkan gangguan pada perasaan (mood), energi, bahkan dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Seseorang yang mengidap bipolar disorder memiliki gejala yang akut dan bisa dikatakan ekstrem, yaitu mereka akan mengalami fase mania dan fase depresi.
Mania adalah fase dimana seseorang memiliki semangat dan kegembiraan yang berlebihan, sementara depresi adalah fase dimana seseorang mengalami keadaan yang sangat sedih dan putus asa. Bipolar disorder dapat berakibat pada rusaknya hubungan sosial, seperti : menurunnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan rumah dan sekolah, bahkan bisa mengakibatkan terjadinya bunuh diri. ( Sumber : Dinarti, S.Kp, MAP dan Anta Samsara ).
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, kemunculan bipolar disorder sulit untuk dikenali dikarenakan pada saat mereka mengalami fase depresi, mereka akan langsung pergi ke psikolog atau psikiater. Kesalahan diagnosa ini tentu saja membuat seseorang yang mengidap bipolar disorder akan semakin tersiksa, karena bipolar disorder ini adalah penyakit seumur hidup yang harus selalu ditangani dan dirawat. Pada umumnya, pengidap bipolar disorder memiliki fase normal di antara fase mania dan fase depresi. Jadi, mereka tidak selamanya mania dan depresi, ada kalanya mereka juga menjadi normal. ( Sumber : BAB II- https://digilib.uns.ac.id )

Lantas, apakah seseorang yang mengalami mood swing menandakan ia mengidap bipolar disorder?

Ilustrasi seseorang yang mengalami mood swing akibat pekerjaan ( Sumber : Pexels.com )
Jawabannya tentu saja tidak. Mengapa demikian? Simak penjelasan berikut ini!
Mood swing adalah perubahan suasana hati yang sering terjadi pada diri seseorang. Mood swing pada umumnya adalah hal yang normal, karena mood swing sering terjadi akibat faktor-faktor seperti : stress akibat pekerjaan, perubahan jadwal yang tiba-tiba, perubahan suhu udara dari dingin ke panas, dan sebagainya. Hal inilah yang membuat seseorang mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan singkat di atas, dapat di simpulkan bahwa seseorang yang mengalami mood swing tidak menandakan ia mengidap bipolar disorder, karena sebagaimana yang sudah di bahas di artikel ini bahwa bipolar disorder memiliki mood swing yang ekstrem, yaitu : mania dan depresi. Fase depresi dapat bertahan dalam kurun waktu 6 bulan dan fase mania dapat bertahan selama 4 bulan tanpa adanya penanganan lebih lanjut.
Sementara mood swing seperti stress yang sering terjadi di waktu-waktu tertentu atau bahkan secara mendadak, itu bukan termasuk bipolar disorder. Mood swing yang seperti itu adalah gejala normal yang memang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini bukan berarti seseorang yang mengalami mood swing tidak mengalami depresi, tentu saja seseorang yang mengalami mood swing juga mengalami depresi, namun dalam kurun waktu yang relatif singkat. Hal ini yang menjadi alasan kuat mengapa seseorang yang sering mengalami mood swing secara mendadak bukan termasuk pengidap bipolar disorder.
ADVERTISEMENT

Lalu jika bukan bipolar disorder, apa yang menjadi penyebab seseorang sering mengalami mood swing?

Berikut adalah beberapa hal yang dapat membuat seseorang sering mengalami mood swing.
1. Perubahan Cuaca.
Misalkan saat seseorang memiliki rencana untuk keluar rumah. Pada awalnya cuaca cerah sehingga ia memiliki semangat terhadap rencana yang akan ia lakukan. Namun, secara tiba-tiba hujan turun, sehingga ia tidak bisa keluar rumah dan harus membatalkan segala rencananya. Hal ini mungkin akan membuat ia yang awalnya bersemangat untuk keluar rumah, menjadi tidak bersemangat karena hujan yang akan membasahi dirinya.
2. Perubahan hormonal.
Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang sedang mengalami siklus menstruasi atau pada wanita yang sedang hamil. Perubahan mood ini terjadi karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh mereka.
ADVERTISEMENT
3. Merasa sangat sedih atau tertekan yang membuat seseorang tidak sanggup bangun dari kasur atau melakukan aktivitasnya seperti biasa.
4. Merasa ingin menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup.
Bukan hal yang tabu lagi saat seseorang sedang mengalami depresi atau stress, mempunyai pemikiran untuk mengakhiri hidup atau sekedar melakukan self-harm.
5. Banyak mengonsumsi obat-obatan.
kortikosteroid adalah salah satu contoh obat-obatan yang berbahaya, karena efek samping dari obat ini salah satunya adalah mood swing atau perubahan suasana hati secara drastis.
6. Kadar gula darah rendah.
Gula darah yang rendah memungkinkan seseorang menjadi mudah marah, kesal, bahkan ingin menangis. Seseorang yang merasa sedang lapar juga dapat mengalami perubahan mood secara signifikan.
ADVERTISEMENT
7. Kurang tidur
Tubuh tidak memiliki energi yang cukup saat seseorang kekurangan tidur. Hal ini juga yang menyebabkan mood sering berubah, seperti mudah merasa emosi atau mudah marah. Kekurangan tidur juga membuat kesuliatan untuk berfikir, sehingga membuat seseorang menggambil keputusan dengan tidak baik.
Pembahasan yang ada di dalam artikel ini bertujuan agar tidak ada lagi orang yang salah paham terhadap mood swing dan bipolar disorder. Stop melakukan self-diagnosis, karena hal itu hanya akan merugikan diri sendiri. Dengan adanya diagnosa yang asal-asalan, membuat seseorang menjadi overthinking terhadap gejala yang di dapatnya, meskipun sebenarnya ia tidak mengalami gangguan tersebut. Berhentilah melakukan self-diagnosis dengan mengandalkan pengetahuan yang ada pada diri sendiri maupun mengandalkan dari sumber yang tidak bisa dipercaya, seperti : Tiktok, Instagram, Twitter, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Jika sekiranya merasa ada beberapa bagian dari gejala bipolar disorder atau mood swing yang cocok dengan keadaan diri, segeralah pergi ke psikolog atau psikiater. Biarkan mereka yang mendiagnosis dan memberi penaganan pada gangguan mental yang memang sudah pasti ada, bukan dari hasil overthinking akibat self-diagnosis. Jadi, jangan takut untuk pergi ke psikolog atau psikiater ya.
Referensi :
Eidha Anggraeni dan Efan Yudha Winata. 06 Agustus 2023. Perilaku Self Diagnosis Pada Generasi Z Society 5.0
National Institute Of Mental Health, Dinarti, S.Kp, MAP dan Anta Samsara. Mengenal Gangguan Bipolar
https://psikologi.ui.ac.id/2023/04/18/suasana-hati-mudah-berubah-gejala-mood-swing-atau-bipolar-ini-penjelasannya (Ditulis Oleh: Widiya Solihat Eka Riani, S.Psi., Fakultas Psikologi Universitas Indonesia)
https://edukasi.okezone.com/read/2023/04/17/65/2799967/suasana-hati-mudah-berubah-gejala-mood-swing-atau-bipolar-ini-penjelasannya?page=2 ( Ditulis Oleh: Widiya Solihat Eka Riani, S.Psi., Fakultas Psikologi Universitas Indonesia )
ADVERTISEMENT