Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Psychological First Aid dalam Mengatasi Perasaan Traumatis
20 Juni 2022 21:40 WIB
Tulisan dari Asri Nur Ubay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang memiliki letak geografis pada pusat pertemuan lempeng benua, Indonesia memiliki banyak potensi bencana alam. Negara Indonesia juga dikelilingi oleh wilayah cincin api pasifik sehingga sering mengalami gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Tingginya curah hujan serta kurangnya daerah resapan air juga sering menimbulkan bencana banjir.
ADVERTISEMENT
Dampak dari adanya bencana ini, selain menimbulkan kerusakan dan korban jiwa juga dapat berdampak pada psikologis korban bencana. Korban bisa merasa stres dan trauma sebagai akibat dari kehilangan keluarga, orang terdekat maupun kehilangan harta benda. Sehingga, selain penanganan luka fisik dan rekonstruksi, diperlukan penanganan mengenai psikologis korban.
Salah satu penanganan dini yang bisa digunakan adalah Psychological First Aid (PFA). Psychological First Aid (PFA) merupakan suatu pendekatan yang memiliki tujuan untuk membantu orang menghadapi pengalaman dan/atau konsekuensi dari suatu bencana (Dieltjens, 2014).
Tujuan PFA ini diantaranya adalah mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis, menguatkan fungsi adaptif jangka pendek dan jangka panjang penyintas, dan mengakselerasi proses pemulihan penyintas (Dicky, 2020).
Manfaat dari PFA diharapkan dapat memberikan informasi, keterampilan mengenai tahap-tahap memberikan bantuan pada masyarakat dan menjadikan pendamping lebih berkompeten dalam PFA. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa PFA memiliki manfaat bagi korban dan manfaatnya bahkan bisa dirasakan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Psychological First Aid dapat diberikan pada orang-orang yang sedang mengalami stres dan depresi untuk sesegera mungkin saat melakukan kontak pertama kali atau bisa dilakukan saat kejadian tersebut sedang berlangsung.
Namun, ada juga yang melakukannya setelah beberapa hari, bahkan beberapa minggu kemudian. Sebenarnya kapan waktu disediakan Psychological First Aid tergantung kepada individu yang mengalami, seperti tingkat keparahan peristiwa yang dialami san seberapa lama peristiwa itu bisa terjadi.
Psychological First Aid bisa dilakukan dimana saja asalkan penyintas merasa aman dengan kondisi dari lingkungan itu sendiri. Biasanya bantuan PFA dilakukan pada tempat terjadinya peristiwa atau tempat yang mewadahi orang-orang dengan kondisi mental yang kurang baik dan sedang tertekan, misalnya: pusat kesehatan, tempat perlindungan, sekolah, dan tempat-tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
Bantuan Psychological First Aid ini baik ditujukan kepada anak-anak maupun orang dewasa dengan kondisi mental yang sedang tidak baik, seperti sedang stres, depresi, mengalami bencana dan orang yang sedang mengalami kejadian yang kritis.
PFA bisa dilakukan oleh siapa saja secara tulus untuk membantu pihak yang membutuhkan pertolongan, tetapi perlu diberikan bekal dan pelatihan Psychological First Aid. Pelatihan ditujukan untuk penolong yang ingin membantu agar bantuan psikologis yang diberikan sesuai dan tepat dengan kondisi yang sedang dialami oleh penyintas.
Prinsip Dasar PFA (Saptandari et al, 2022):
Look (lihatlah): para pemberi PFA harus melihat apa yang dibutuhkan oleh para penyintas terkait dengan keselamatan, keamanan, dan kebutuhan dasar (sandang, pangan papan).
Listen (dengarkan): para pemberi PFA harus mendengarkan keluhan para penyintas dengan tidak bertanya terlalu dalam/menekan.
ADVERTISEMENT
Comfort (beri rasa nyaman): para pemberi PFA harus memberi rasa nyaman dan membantu penyintas agar lebih tenang.
Protection (lindungi): para pemberi PFA harus melindungi penyintas dari kerugian yang akan didapatkan secara fisik maupun psikologis.
Installing hope (berilah harapan realistis): para pemberi PFA harus menanamkan harapan yang realistis pada penyintas, namun tidak berlebihan dan tidak menjanjikan sesuatu dalam harapan tersebut.
Lalu apa saja yang bisa diberikan oleh seseorang yang melakukan psychological first aid?
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui apa yang bisa dilakukan oleh relawan dalam memberikan PFA, lalu bagaimana langkah-langkah dalam melakukan PFA?
Langkah pertama adalah persiapan. Sebelum terjun langsung ke lapangan untuk membantu penyintas bencana, tentunya relawan harus siap secara mental dan fisik untuk memberikan bantuan. Selain itu, relawan juga dapat mempelajari situasi krisis/bencana yang terjadi, layanan dan dukungan apa saja yang tersedia, serta keselamatan dan keamanan terkait dengan situasi bencana.
Kedua adalah pelaksanaan, yang terdiri dari tiga hal mendasar yaitu melihat, mendengarkan dan menghubungkan. Dalam langkah ini, relawan dapat melihat kondisi keamanan di sekitar situasi bencana.
Setelah itu, mengamati lingkungan tersebut untuk melihat kemungkinan apakah ada orang yang membutuhkan bantuan segera, serta memeriksa orang-orang yang menunjukan reaksi tertekan atau stres–misalnya yang menunjukan gejala fisik, menangis, bersedih, berduka, gelisah, takut, ataupun bingung.
ADVERTISEMENT
Kemudian, relawan dapat mendekati orang-orang yang mungkin membutuhkan bantuan tersebut dan bertanya tentang kekhawatiran serta apa dibutuhkan mereka. Ketika penyintas bercerita tentang perasaannya, relawan dapat mendengarkan secara aktif, yaitu dengan memberikan perhatian yang utuh, sungguh-sungguh, dan menunjukan kepedulian, rasa hormat serta membantu menenangkan mereka.
Walaupun demikian, ketika penyintas enggan untuk bicara, relawan tidak boleh memaksakan mereka untuk bercerita. Selanjutnya, relawan dapat memberikan bantuan berupa informasi, kebutuhan dan layanan mendasar untuk mengatasi permasalahan penyintas. Yang terpenting relawan dapat menghubungkan penyintas dengan orang-orang terdekatnya seperti keluarga ataupun bantuan sosial.
Ketiga adalah mengakhiri bantuan. Kapan dan bagaimana seorang relawan berhenti memberikan bantuan tergantung pada konteks krisis, peran dan situasi relawan, serta kebutuhan penyintas yang diberikan bantuan. Relawan dapat memberikan penilaian terbaik atas situasi dan kebutuhan penyintas, serta menghubungkannya dengan orang yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Oleh:
Arina Amelia Farhien, Asri Nur Ubay, Betada Gladiola Mustika, Dede Tisa Trisnawati, Rizkia Budi Utami, Salma Iftikhori Afro, dan Yaaquta Alya Faatihah.