Konten dari Pengguna

Pangan Hasil Rekayasa Genetika: Apa Dampaknya bagi Kesehatan?

Asriadi Masnar
Asriadi Masnar, dosen dan peneliti bekerja di Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta, Indonesia. Dia menggeluti bidang keahlian Gizi dan Teknologi Pangan
21 Juni 2024 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asriadi Masnar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memotong buah alpukat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memotong buah alpukat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era modern ini, teknologi rekayasa genetika semakin berkembang, tak terkecuali dalam bidang pertanian dan produksi pangan. Organisme hasil modifikasi genetik (GMO atau genetically modified organisms) kini semakin banyak ditemukan dalam produk pangan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, pertanyaan tentang keamanan dan dampak GMO terhadap kesehatan manusia masih menjadi perdebatan.
ADVERTISEMENT
GMO sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori: hasil pemuliaan konvensional dan hasil rekayasa genetika. Pemuliaan konvensional melibatkan persilangan tanaman dengan karakteristik yang diinginkan untuk mendapatkan varietas baru. Contohnya, buah-buahan tanpa biji yang saat ini banyak diminati. Meskipun terkesan alami, proses ini sebenarnya telah mengubah karakteristik buah dari bentuk aslinya, seperti ukuran yang lebih besar dan kadar gula yang lebih tinggi.
Di sisi lain, GMO hasil rekayasa genetika melibatkan penyisipan gen dari organisme lain ke dalam tanaman. Contoh populernya adalah kedelai Roundup Ready yang tahan terhadap herbisida glyphosate. Hal ini memungkinkan petani untuk menyemprot tanaman dengan herbisida untuk membasmi gulma, tanpa merusak tanaman kedelai itu sendiri. Namun, kekhawatiran muncul tentang residu herbisida yang mungkin terbawa dalam produk pangan hasil tanaman ini.
ADVERTISEMENT
Perdebatan tentang keamanan GMO masih terus berlangsung. Meskipun belum ada bukti konklusif tentang dampak negatif GMO terhadap kesehatan manusia, beberapa penelitian menunjukkan potensi risiko. Salah satu kekhawatiran utama adalah paparan terhadap herbisida seperti glyphosate, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pada petani dan pengguna lainnya.
Selain itu, hilangnya keanekaragaman hayati juga menjadi perhatian. Dengan semakin seragamnya varietas tanaman yang ditanam, kerentanan terhadap hama dan penyakit juga meningkat. Ketergantungan pada benih dan bahan kimia dari perusahaan besar juga dapat merugikan petani kecil dan mengganggu sistem pangan lokal.
Sebagai konsumen, penting untuk menjadi lebih sadar dan kritis tentang asal-usul dan proses produksi makanan yang kita konsumsi. Memilih produk organik atau yang bersumber dari petani lokal dapat menjadi alternatif untuk menghindari GMO. Dukungan terhadap praktik pertanian berkelanjutan juga dapat membantu menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, keputusan ada di tangan kita sebagai konsumen. Dengan memilih secara bijak dan mengedukasi diri tentang isu-isu pangan, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan sistem pangan yang lebih sehat dan adil bagi semua. Mempertanyakan dan menuntut transparansi tentang GMO adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan kita dan generasi mendatang.