Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membedah Novel Padang Ilalang di Belakang Rumah Karya Nh Dini
24 Oktober 2022 17:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Assifa Atsna Hanifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Novel Padang Ilalang di Belakang Rumah merupakan seri Cerita Kenangan yang ditulis oleh Nh. Dini. Novel ini diangkat dari kisah penulis dengan berlatarkan zaman Jepang, tepatnya saat penulis masih dalam usia sekolah dasar. Kisah yang diceritakan merupakan kepingan dari ingatan penulis tentang bagaimana ia tumbuh dalam keluarga yang hangat di tengah hiruk-pikuk dunia.
ADVERTISEMENT
Novel Padang Ilalang di Belakang Rumah karya Nh. Dini menceritakan tentang sebuah keluarga harmonis yang hidup pada zaman Jepang. Keluarga tersebut berjuang untuk memenuhi kebutuhan di tengah melonjaknya harga barang. Diceritakan pula keseharian dan hubungan tokoh utama dengan kakak-kakaknya, sepupunya, dan kerabat lainnya.
Dini, tokoh utama novel ini, diceritakan sebagai sosok yang lugu dan polos serta memiliki kebahagiaan dan kedamaaian masa kecil. Namun, kepingan dari kejadian yang mengusik pikirannya tetap menjadi ingatan yang membekas hingga dewasa. Salah satunya ketika terjadi pemberontakan pemuda PETA terhadap pemerintahan Jepang, kebanyakan penduduk memilih untuk mengungsi ke Batan, tetapi tidak bagi keluarga Dini. Ayah Dini, Saljowidjojo, memerintahkan untuk berdiam diri di rumah dengan perbekalan seadanya. Tiap hari perasaan waswas mengisi suasana rumah. Kejadian tersebut masih membekas di ingatan Dini.
ADVERTISEMENT
Dari sekian tokoh yang diceritakan dalam novel ini, ada salah satu tokoh yang menarik perhatian saya. Tokoh Ibu, yakni Kusaminah, digambarkan sebagai wanita yang lekat dengan kungkungan didikan serba kebangsawanan yang diterima dari orang tuanya. Namun, zaman yang berubah berhasil mengubah pandangan Ibu tentang kefeodalan, dirinya mulai berpikir bahwa wanita juga mampu menutupi kebutuhan keluarganya dengan keterampilan yang dimiliki. Sejak saat itu, tokoh Ibu mulai menerima pesanan batik dan makanan kering.
Lebih lanjut, saat Heratih—putri sulungnya, membutuhkan biaya untuk menikah, tokoh Ibu sangat solutif karena mampu menemukan cara untuk menutupi biaya tersebut dengan menitipkan kain batik dan beberapa barang untuk dijual oleh Bu Rus—seorang pedagang perantara yang menjual barang dengan dua kali harga beli bahkan lebih.
ADVERTISEMENT
“Ayah menunjukkan kepada anak-anak lelakinya, betapa Ibu bisa mengambil keputusan dalam menentukan sikap. Dan Ibu kepada anak-anaknya perempuan berkata, bahwa wanita pun sanggup bertanggungjawab dalam hal keuangan untuk keperluan keluarga,” kutipan di Padang Ilalang di Belakang Rumah halaman 59.
Saya menangkap tokoh Ibu sejatinya telah memberikan pemahaman kepada kita bahwa wanita mampu memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan ekonomi keluarga.
Secara keseluruhan, penulis sangat mahir dalam menggambarkan latar dengan bahasa yang lugas sehingga dapat dirasakan dan langsung terbayang di benak pembaca. Salah satunya ketika pemberontakan PETA terhadap Jepang, pembaca mampu terbawa dengan suasana tegang yang digambarkan. Hanya saja ada beberapa bagian yang diceritakan secara bertele-tele oleh penulis, salah satunya saat Dini, kakak-kakaknya, dan sepupunya memperagakan pertunjukan wayang.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, selalu ada amanat dan nilai-nilai yang tersampaikan melalui novel ini berdasarkan sudut pandang masing-masing pembaca.