news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dejan Lovren, Lelucon yang Tidak Lucu Lagi?

Asta purbagustia
Warga Depok
Konten dari Pengguna
15 Juli 2018 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asta purbagustia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Bagi negara berpenduduk empat juta orang, merupakan keajaiban untuk dapat masuk ke final Piala Dunia," ucap Aleksander Ceferin, bos UEFA.
ADVERTISEMENT
Ya, melajunya Kroasia ke babak final adalah pencapaian luar biasa dalam sejarah sepakbola Kroasia. Bukan hanya karena dapat melampaui pencapaian di piala dunia 1998, tapi juga karena Kroasia melakukannya dengan Lovren berada di lini pertahanan.
Ya, Lovren. Dejan Lovren.
Tentu kita mengenal baik siapa Lovren, terutama para pendukung Liverpool. Bahkan kita pun sampai tahu satu hal yang disukainya. Ya apalagi kalau bukan doyan bikin blunder.
Mari kita tengok sedikit aksi Lovren melakukan blunder.
Salah satu penampilan terburuk Dejan Lovren adalah kala Liverpool melawan Tottenham Hotspurs di Wembley musim lalu. Ia melakukan dua kesalahan memalukan yang menyebabkan The Reds kemasukan dua gol dengan cara yang mudah.
Blunder pertama datang di menit awal babak pertama. Bola yang seharusnya bisa dihalau dengan mudah justru ia biarkan lewat begitu saja sehingga Harry Kane tanpa kesulitan bisa membobol gawang Liverpool. Selang delapan menit, Lovren bikin blunder lagi. Ia gagal memotong umpan yang seharusnya mudah untuk dihadang dengan kepala. Kesalahan tersebut berbuah gol kedua untuk Spurs.
ADVERTISEMENT
Akibat dua blunder fatal tersebut, Lovren ditarik keluar dan diganti Oxlade Chamberlain di menit ke-30.
Seusai pertandingan, Juergen Klopp pun menyindir penampilan Lovren yang kelewat buruk itu. “Jika saya yang berada dalam situasi itu [Lovren vs Kane] di lapangan, maka Harry tidak bisa mendapat bola. Itu tidak akan terjadi jika saya berada di lapangan,” ungkap Klopp seusai laga Tottenham vs Liverpool.
Itu bukan pertama kalinya ia membuat para pendukung Liverpool geleng-geleng kepala. Beberapa musim sebelumnya, Lovren pernah membuat satu kesalahan fatal kala Liverpool menghadapi West Ham di Anfield. Usai laga tersebut, Lovren sangat menyesali kesalahan yang telah dilakukannya yang menyebabkan Liverpool kalah.
"Pada menit pertama setelah gol kedua saya ingin pergi ke bawah meja, ke mana pun! Apa yang bisa saya lakukan?" ungkap Lovren.
ADVERTISEMENT
"Dalam momen seperti itu Anda harus menegakkan kepala dan memainkan sisa pertandingan. Saya telah mengupayakan segalanya tapi apa yang bisa saya katakan? Itu memang keputusan parah dan kesalahan-kesalahan biasa terjadi."
Lovren punya rekam jejak soal  blunder yang begitu panjang sehingga banyak orang menganggapnya seperti lelucon.
Bertahun-tahun hidup dalam reputasi yang buruk, Lovren punya kesempatan untuk memperbaikinya. Piala dunia 2018 adalah waktu yang tepat baginya. Trofi piala dunia adalah satu-satu hal yang akan membuat Lovren membungkam semua pengkritiknya
Lovren menatap final piala dunia 2018 dengan penuh percaya diri. Saking percaya dirinya, ia pun tanpa tedeng aling-aling mengklaim sebagai salah satu bek terbaik di dunia.
"Ini adalah sesuatu yang spesial untukku. Dari sudut pandangku, orang-orang mengatakan bahwa aku menjalani sebuah musim yang sulit, tapi aku tidak sepakat," cetus Lovren usai Kroasia mengalahkan Inggris di semifinal.
ADVERTISEMENT
"Aku mengantar Liverpool ke final Liga Champions. Sekarang dengan tim nasionalku, kami maju ke final."
"Kupikir orang-orang mestinya mengakui bahwa aku juga salah satu bek terbaik di dunia, dan tidak hanya bicara omong kosong," tambahnya.
Dengan reputasi yang selama ini melekat dalam dirinya, memang sulit untuk menerima pernyataannya tersebut. Namun apa yang ditunjukkannya selama piala dunia 2018 mungkin bisa membuat kita berkompromi dengan pernyataan tersebut.
Seakan ingin membersihkan reputasi yang kadung buruk, Lovren tampil lumayan baik di sepanjang piala dunia 2018. Bersama Vida, ia menjadi pemain tak tergantikan di sektor belakang Kroasia. Memang performanya masih jauh dari kata sempurna, tapi bagaimana ia mengawal jantung pertahanan Kroasia sampai detik ini rasanya patut diapresiasi.
ADVERTISEMENT
Mendengar pernyataan Lovren tadi, Juergen Klopp menanggapinya dengan positif.
“Akan lebih baik jika orang lain mengatakan itu dan bukan Dejan, tetapi sebenarnya dia benar,” kata Klopp.
“Satu-satunya masalah adalah tidak ada yang benar-benar memikirkan hal itu, tetapi jika Anda membahas detailnya, itu bukan kejutan besar. Kroasia tidak punya bek kanan dan bek kiri kelas dunia, tetapi mereka seperti tidak merasakan itu. Di tengah ada Rakitic dan Modric ofensif, jadi seseorang harus memperbaiki semua itu dan dia adalah bagian besar dari itu.”
“Dia bersama kami di final Liga Champions dan dua tahun lalu di final Liga Europa. Oke, kami tidak menang, tetapi itu berarti 11 pemain yang lebih baik dari kami dan bukan hanya dua bek tengah. Saya tidak melihat dua bek tengah yang lebih baik di Liga Champions (final) – hanya saja mereka lebih kejam.” ungkap pelatih Liverpool itu.
ADVERTISEMENT
Suka tidak suka, Lovren memang bukan lelucon lagi. Ya, setidaknya untuk saat ini.