Melihat Pertemuan SBY dan Megawati dari Berbagai Perspektif

Asta purbagustia
Warga Depok
Konten dari Pengguna
26 Agustus 2017 15:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asta purbagustia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
SBY, Jokowi, Habibie, dan Megawati (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
Tidak ada pertemuan yang lebih sensasional dari pertemuan Megawati Soekarno Putri dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada upacara hari kemerdekaan beberapa waktu silam. Selain membagikan sepeda dan membubarkan HTI, pertemuan ini dinilai sebagai 'prestasi' yang ditorehkan pemerintahan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Tidak berlebihan memang bila pertemuan ini disambut begitu gegap gempita oleh banyak kalangan. Seperti pertemuan Rangga dan Cinta, pertemuan antara SBY dan Megawati adalah pertemuan yang selalu ditunggu karena sejak lama kedua tokoh nasional tersebut seperti menghindar jika ada pertemuan yang memungkinkan keduanya untuk bertemu.
Sejak Jokowi menjabat sebagai presiden, SBY tidak pernah sekalipun hadir di upacara kemerdekaan di Istana. Tak jelas alasannya. Tapi, spekulasi mengatakan bahwa ketidakhadiraan SBY tersebut berkaitan dengan keberadaan Megawati.
Begitu pun sebaliknya, Megawati juga tidak pernah hadir pada upacara kemerdekaan saat SBY masih menjabat sebagai presiden dalam dua periode.
Bahkan sejak tahun 2009, SBY dan Megawati tercatat hanya pernah bersalaman sebanyak jumlah gelar Liga Champions milik Milan.
ADVERTISEMENT
Konon perang dingin ini berawal dari keputusan SBY untuk mengikuti pemilihan presiden di tahun 2004. Kala itu SBY masih menjabat sebagai menteri dalam pemerintahan Megawati. Namun di saat itulah diam-diam SBY mulai merencanakan untuk terjun di gelanggang politik nasional.
Kemudian pada pemilu 2004 SBY sukses keluar sebagai pemenang dan berhak menyabet gelar sebagai presiden pertama yang dipilih secara demokratis. Kemenangan ini menjadi menarik karena SBY mengalahkan Megawati. Sejak saat itulah hubungan keduanya terlihat renggang.
Pertemuan bersejarah ini memicu munculnya beragam perspektif dari berbagai kalangan dengan displin ilmu dan keahlian masing-masing seperti berikut ini:
Pengamat politik: Pertemuan SBY dan Megawati adalah sebuah langkah politik. Ini merupakan pendekatan jelang pemilu 2019 mendatang. Pertemuan ini adalah sekuel dari pertemuan AHY dengan Gibran Rakabuming beberapa waktu sebelumnya. Bisa jadi ini adalah tanda rencana koalisi di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Budayawan: Setelah lama diisukan memiliki hubungan renggang, pertemuan dua tokoh nasional ini patut diapresiasi. Ini adalah sikap kebangsaan yang ingin mereka tunjukan bahwa tak ada kepentingan yang utama selain kepentingan bangsa.
Pengamat Astronomi: Eureka! Pertemuan ini setara dengan komet Halley yang hanya terlihat 76 tahun sekali. Pertemuan ini belum tentu akan terjadi lagi di tahun-tahun mendatang. Maka ini patut untuk dirayakan!
Pemuka agama: Tali silaturahmi tidak boleh putus. Pertemuan 17817 adalah contoh untuk umat bahwa perdamaian itu baik. Tabik!
Pengamat busana: Mungkin SBY hanya ingin memakai baju adat Sumatera Selatannya yang sudah lama menggantung di lemari pakaian karena ia tidak tahu kapan harus memakainya.