Konten dari Pengguna

Mengenang Jasa Pahlawan dari Musikal Baginda Azizchan oleh Teater Keliling

Astari Ainun nisa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 5
25 November 2021 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Astari Ainun nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto By : Koleksi Pribadi Astari Ainun
zoom-in-whitePerbesar
Foto By : Koleksi Pribadi Astari Ainun

Pementasan Musikal Drama Baginda Azizchan

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Drama musikal bukanlah hal yang asing dikalangan pecinta seni peran, menggabungkan berbagai unsur dialog, akting, lagu, dan tarian, sehingga memberikan apreasiasi lebih terhadap penonton. Telah banyak Teater di Indonesia yang melakukan pementasan Musikal Drama. Seperti halnya Teater Keliling yang telah mengangkat kisah Pahlawan Nasional melalui gaya pertunjukan musikal dengan menggunakan lagu beserta tari modern dan tradisional. Teater keliling kembali menyuguhkan sebuah konsep drama musikal mengangkat tema kepahlawanan yang bertujuan mengenang sejarah seorang pahlawan dari padang yang mungkin masih banyak masyarakat yang belum mengenalnya, maka dari itu dengan adanya musikal drama ini teater keliling ingin menghidupkan sebuah sisi kepedulian masyarakat terhadap yang telah berkontribusi terhadap tanah air Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pengalaman Tetaer keliling dalam dunia seni peran tidak perlu diragukan lagi, pelatihan dan pelaksanaan pementasan teater dan seni peran telah menggebrak dunia seni peran, dengan mengusung konsep “Broadway” pada pementasan Musikal Baginda Azizchan, merupakan proses kreatif dan inovasi yang disesuaikan dengan peminatan generasi millenials. hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan penonton agar nantinya musikal drama ini bisa dinikmati oleh kalangan milenials.
Sebelum menonton musikal Baginda Azizchan, kita perlu mengulas siapa sebenarnya Baginda Azizchan itu? Pada saat 9 November 2005, Lima puluh delapan tahun setelah wafatnya Baginda Azizchan menerima Bintang Mahaputera Adipradana dan Gelar Pahlawan Nasional Indoensia, melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/ 2005, Dianugrahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Di Istana Negara. Kehormatan ini tidak semata-mata diberikan tanpa ada jasa yang di Torehkan Baginda Azizchan.
ADVERTISEMENT
Baginda Azizchan merupakan wali kota padang kedua setelah kemerdekaan, yang dilantik pada tanggal 15 Agustus 1946. Di tengah situasi pasca-kedatangan Sekutu di Padang pada 10 Oktober 1945, Baginda Azizchan menolak tunduk terhadap kekuatan militer Belanda yang berada di belakang tentara Sekutu. Ketika semua telah mengungsi dari Padang pada masa Agresi Militer tahun 1947, selaku Walikota Padang beliau tetap bertahan dan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda.
Saat perjalanan ke Bukittinggi bersama istri Bidan Zaura Oesman. Baginda azizchan dihadang oleh sekutu, sekutu meminta beliau untuk ikut ke lokasi sengketa dengan dalih penyelesaian permasalahan mengenai sengketa kepemilikan lahan, akan tetapi salah prajurit Belanda berkhianat dengan memukul kepala bagian belakang Baginda Azizchan hingga meninggal.
ADVERTISEMENT

Sebuah Apresiasi dan Refleksi seorang Pahlawan

Dengan adanya Musikal Baginda Azizchan, hal yang dapat diteladani dari sifat kepahlawanan Baginda Azizchan tidak hanya berani, akan tetapi sangat menjunjung tinggi mengenai pendidikan. Apalagi pada masa kemerdekaan kini, akses untuk mencari ilmu lebih mudah karna tidak ada lagi gangguan dari penjajah. Akan tetapi perlu disadari oleh generasi kini, bentuk sebuah jajahan tidak lagi berbentuk bedil yang ditembakkan dan dilawan dengan bambu runcing. Penjajahan yang kini menyerang generasi muda adalah rasa malas yang menimbulkan perspektif bahwa semua waktu menjadi hal yang sia-sia, pepatah mengatakan waktu adalah uang artinya semua itu sangat penting.
Untuk mengurangi rasa malas kita sangat perlu untuk manajemen waktu, artinya disiplin akan diri sendiri untuk membentuk karakter lainnya. Baginda Azizchan tidak hanya mencintai Ilmu, akan tetapi juga memiliki kewibawaan, pembawaannya untuk memengaruhi orang disekitarnya menjadikannya pemimpin. Dengan kesigapannya dalam memimpin Baginda Azizchan sangat tegas dalam menyikapi bangsa belanda yang berkhianat. Semboyan terkenal dari pidatonya “Langkahi dulu mayatku, baru kota Padang saya serahkan”. Melihat sifat yang dimiliki Baginda Azizcha harusnya memacu kita untuk lebih daripada dia.
ADVERTISEMENT
Pementasan Baginda Azizchan dapat mengajarkan generasi muda untuk terus berusaha dalam menggapai segala mimpinya. perjuangan seorang pahlawan bukan hanya menjadi sebuah sejarah belaka, tetapi kita dapat mengambil pelajaran dari sebuah sejarah yang kita baca atau kita saksikan dalam sebuah pementasan drama. Pementasan musikal Baginda Azizchan ini oleh Teater Keliling menjadi sebuah apresiasi kepada seorang pahlawan yang rela mengorbankan hidupnya untuk Indonesia.