Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kisah Kelam Trotoar di Depan UNJ yang Kini Jadi Rumah Pemotor
8 November 2017 17:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Astrid Rahadiani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trotoar di sekitaran kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) , Rawamangun, Jakarta Timur memang terlihat indah dan ramah bagi para pejalan kaki. Sayangnya, masih ada saja pemotor yang menempatkan kendaraan mereka di atas trotoar.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan (kumparan.com), Rabu (8/11), trotoar depan kampus UNJ memang memiliki warna dengan kombinasi merah, abu-abu, dan cokelat. Belum lagi garis kuning yang berguna untuk membantu para pejalan disabilitas. Ukurannya juga ideal dengan memiliki lebar 120 cm, cukup lengkap memfasilitasi para pejalan kaki.
"Kalau sekarang udah engak rusak lagi trotoar nya, lebih lebar jadi kerasa lebih aman enggak takut keserempet. Dulu jalan aja susah, meleng dikit masuk got pasti," ujar salah satu pejalan kaki, Rika saat ditemui di lokasi.
Rika juga melihat kondisi trotoar kini jauh lebih bersih dan bebas dari sampah.
"Lebih bersih dan enggak bau sampah. Dulu sampah dimana-mana, bau, daun-daun kering," lanjutnya.
Sudah aman dan nyaman namun sangat disayangkan masih ada saja pengendara motor khususnya ojek online yang lalu lalang berkeliaran di trotoar. Baru saja keluar dari UNJ, di kiri dan kanan sudah dipenuhi ojek online yang memarkirkan motor mereka di atas trotoar.
ADVERTISEMENT
Ini diperparah dengan pengendara motor lain yang menjadikan trotoar tersebut sebagai jalan mungil nan praktis. Tinggi trotoar memang sekitar 15 cm, tidak terlalu tinggi dan akhirnya motor bisa menerabas naik dan melintas.
"Ojek online nih ganggu, soalnya parkir sampai penuh gitu, udah gitu depan gerbang juga jadi semrawut kalau pulang," keluh Rika.
Nanang, pengendara ojek online, menjelaskan jika pengendara ojek online yang parkir sama sekali tidak mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Justru katanya, mereka mempermudah penumpang yang memesan agar tidak jalan terlalu jauh dan mengurangi kemacetan.
"Ya kalau enggak di sini (trotoar) bikin macet. Lagian kalau saya gak di sini ujung-ujungnya penumpang minta dijemput di sini," kata Nanang sambil tersenyum.
Menanggapi sang pengendara ojek online, Rika hanya bisa berharap bila trotoar ke depan hanya digunakan untuk para pejalan kaki. Tidak ada lagi para pemotor yang kembali menggagahi sang trotoar.
ADVERTISEMENT
"Selalu dikontrol, kalau ada cat yang pudar harus dicat ulang biar tetap menarik. Lebih banyak pohon lagi di sekitar biar enggak gersang. kesadaran masing-masing aja sih biar saling menjaga. Untuk motor khususnya jangan egois dengan parkir seenaknya dan lewatin trotoar seenaknya," tutup Rika.