Mengenal Penyakit Rubella (Campak Jerman)

Astriyanti
Mahasiswa Ilmu Keperawatan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Astriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/vaksin-vaksinasi-obat-pencegahan-3741298/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/vaksin-vaksinasi-obat-pencegahan-3741298/
ADVERTISEMENT
Rubella atau campak jerman merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Penyakit menular ini sering menular pada anak yang belum mendapatkan vaksin campak, gondok, dan rubella. Gejala rubella lebih ringan dibandingkan campak, meski tergolong ringan rubella dapat memberikan dampak yang serius bila menular pada ibu hamil terutama pada awal kehamilan atau trimester pertama. Kondisi tersebut bisa menyebabkan keguguran dan kecacatan. Jika kehamilan terus berlangsung bayi dapat terlahir tuli, menderita katarak atau mengalami kelainan jantung.
ADVERTISEMENT
Gejala utama rubella adalah ruam kemerahan pada kulit yang muncul dalam waktu 2-3 minggu sejak terkena virus rubella. Ruam tersebut akan bermula di wajah, lalu akan menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya ruam merah akan menimbulkan rasa gatal yang berlangsung selama 3 hari. Selain ruam, beberapa gejala lain yang dapat terjadi, seperti, demam, batuk, pilek, dan hidung tersumbat, mata merah, sakit tenggorokan, sakit kepala dan nyeri sendi. Gejala yang timbul biasanya tergolong ringan tetapi sulit terdeteksi. Jika orang sudah terinfeksi, maka virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari.
Penyakit rubella atau campak jerman disebabkan oleh virus rubella. Virus ini menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terserang rubella ketika menghirup percikan air liur penderita saat batuk atau bersin. Seseorang yang terinfeksi rubella dapat menularkan virus dalam waktu 1 minggu sebelum ruam kulit muncul, hingga 1 minggu setelah ruam menghilang. Virus rubella dapat menular dari ibu hamil ke bayinya lewat aliran darah.
ADVERTISEMENT
Ruam kemerahan pada rubella mempunyai kemiripan dengan penyakit kulit lainnya. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella
Antibodi rubella tanda bahwa seseorang pernah terinfeksi rubella. Namun, antibodi ini juga bisa menandakan bahwa pasien pernah menerima imunisasi rubella. Maka dari itu, dokter akan melakukan pemeriksaan kultur virus untuk memastikan diagnosis.
Infeksi rubella yang ringan umumnya tidak perlu penanganan yang khusus, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi gejalanya, seperti istirahat yang cukup, meminum air hangat yang dicampur dengan lemon/madu, meminum air putih yang banyak agar tidak dehidrasi, serta mengonsumsi obat penurun demam untuk menurunkan suhu tubuh dan meredakan nyeri sendi.
Rubella termasuk infeksi yang ringan dan biasanya menular satu kali seumur hidup. Rubella juga bisa berdampak serius pada orang yang belum vaksin dan ibu hamil. Pada ibu hamil ini, dapat menyebabkan keguguran dan sindrom rubella kongenital.
ADVERTISEMENT
Sindrom rubella kongenital menyerang lebih dari 80% bayi dari ibu hamil yang terinfeksi rubella di usia kehamilan trimester pertama. Sindrom rubella ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat lahir, seperti tuli, katarak, berat badan rendah, penyakit jantung bawaan, gangguan pertumbuhan, gangguan pada hati dan limfa, serta ruam kulit.
Kasus yang jarang untuk orang yang terkena sindrom rubella kongenital juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti kerusakan otak, glaukoma, gangguan hormon dan radang paru-paru.
Penyakit rubella bisa dicegah dengan vaksin MMR atau MR. Selain untuk mencegah rubella, vaksin rubella juga bisa mencegah campak dan gondongan. Imunisasi MMR dilakukan dua kali, Imunisasi yang pertama dilakukan pada usia 15 bulan dan yang kedua diberikan pada anak saat usia menginjak 5 tahun. Orang yang belum mendapatkan imunisasi MMR vaksin ini juga bisa diberikan kapan saja. Satu dosis vaksin MMR yang diberikan memiliki efektivitas yang sangat tinggi yakni sekitar 97%. Penyakit ini juga bisa dicegah dengan menerapkan beberapa kebiasaan, seperti menjaga kebersihan diri dan menghindari kontak dengan pengidap rubella.
ADVERTISEMENT