Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lansia, Penurunan Fungsi Kognitif di Usia Lanjut
16 Oktober 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari ASYIFA AZDKIAH HAQIQI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam buku berjudul psikologi kognitif edisi ke delapan yang ditulis oleh Robert L. Solso Otto H. Maclin M. Kimberly Maclin bahwa psikologi kognitif membahas mengenai presepsi terhadap informasi, pemahaman terhadap informasi, alur pikiran, dan apakah anda mengetahui jawabanya atau tidak. secara singkat bahwa psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia. dan yang perlu kita ketahuai bahwa psikologi kognitif meliputi semua hal yang kita lakukan, sebagai contoh: seorang mahasiswa yang duduk di kelas. bagaiaman mahasiswa tersebut terlibat dalam aktivitas kognitif yang tidak terhitung. mahasiswa atersebut melihat lingkungan disekelilingnya (entah suasana kelas yang tenang atau hiruk pikuk teman teman anda) kemudian anda mencatat semua hal yang penting mengenai materi, mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh dosen, membaca teks ppt di depan layar dan akhirnya akan mempengaruhi keakuratan pemahaman anda terhadap informasi. dengan asumsi bahwa anda mampu berkonsentrasi dan mempersiapakan semua yang anda dapat masuk ke dalam memori. kemudian anda membaca tulisan yang sudah anda tulis, bertanya kepada dosen dan teman di sebelah, pada saat itulah anda mengalami proses kognitif yang besar.
ADVERTISEMENT
Kognisi dan penuaan
apa sih yang akan terjadi jika kita menjadi tua? pada usia berapa kita tidak bisa melakukan sama seperti yang kita lakukan di usia muda? pada usia berapa kita lemah untuk mengurus diri kita sendiri? pertanyaan semacam ini dikaji dalam Gerontologi, yakni ilmu yang mempelajari masalah penuaan, lebih spesifik menganai perubahan sosial, fisik, dan mental pada lansia.
Apa aja Jenis jenis kognitif?
1. Perhatian (Attention): Kemampuan untuk fokus pada satu hal atau beberapa hal sekaligus.
2. Memori (Memory): Kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi.
3. Bahasa (Language): Kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan.
4. Persepsi (Persepsi): Kemampuan untuk menginterpretasikan informasi dari indera.
Perubahan kognitif pada lansia
ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya usia, banyak lansia mengalami
1. perlambatan dalam proses berpikir sehingga kesulitan menyelesaikan daftar belanja yang rumit.
2. Penurunan daya ingat jangka pendek membuat lansia sering lupa di mana meletakkan kunci atau nama orang yang baru dikenal.
3. Tugas-tugas yang memerlukan banyak langkah dan perencanaan seperti merakit furnitur atau barang barang di rumah menjadi lebih menantang bagi lansia.
4. Tidak menemukan kata yang tepat saat berbicara adalah salah satu tanda perubahan bahasa yang sering terjadi pada lansia.
Penyebab
Penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan kondisi yang umum terjadi dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab yang terjadi: (Roring, Pertiwi, & Mahara (2020))
- Usia Lanjut dan Penuaan Otak. Usia adalah faktor risiko utama penurunan kognitif pada lansia. Seiring bertambahnya usia, otak mengalami perubahan struktural dan fungsional, seperti atrofi atau pengecilan volume otak, yang mempengaruhi kemampuan kognitif. Penuaan otak dapat menyebabkan penurunan plastisitas sinaptik, yang berdampak pada proses berpikir, daya ingat, dan pemecahan masalah.
ADVERTISEMENT
- Hipertensi dan Penyakit Kardiovaskular. Hipertensi meningkatkan risiko mild cognitive impairment (MCI) dan demensia. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di otak, mengurangi suplai oksigen, dan mengakibatkan kerusakan jaringan otak. Penyakit kardiovaskular yang terkait dengan hipertensi juga berperan penting dalam mempercepat penurunan kognitif.
- Malnutrisi dan Status Gizi. Gizi yang buruk, terutama kekurangan vitamin B12, asam folat, dan vitamin D, dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif. Malnutrisi dapat mempercepat degenerasi sel otak, memperburuk kerusakan neuron, dan menurunkan efisiensi fungsi otak.
- Kurangnya Aktivitas Sosial. Aktivitas sosial dan kognitif yang rendah dapat mempercepat penurunan kognitif. Lansia yang tidak aktif secara sosial atau tidak terlibat dalam kegiatan yang merangsang otak lebih rentan mengalami gangguan kognitif. Stimulasi sosial yang kurang memperburuk degenerasi kognitif karena otak tidak dilatih untuk tetap aktif.
ADVERTISEMENT
- Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga. Genetik juga menjadi faktor penyebab penurunan kognitif. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kognitif, seperti Alzheimer, lebih rentan mengalami penurunan fungsi kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa varian gen tertentu seperti APOE-ε4 meningkatkan risiko demensia pada lansia.
- Gangguan Metabolik Seperti Diabetes. Diabetes dapat mempercepat penurunan fungsi kognitif karena kadar gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak, serta meningkatkan stres oksidatif dan peradangan yang dapat merusak neuron. (Ratnawati (2017))
kemudian apa Faktor lansia mengalami penurunan kognitif?
Penurunan fungsi kognitif pada lansia akan menyebabkan lansia mengalami penurunan daya ingat, penurunan proses berpikir, serta kemampuan untuk berbahasa (Ratnawati, 2017). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan fungsi kognitif yaitu usia, jenis kelamin, status pendidikan, status gizi, tekanan darah, genetik, keadaan ekonomi, dan lingkungan sekitar tempat tinggal lansia, (Ratnawati, 2017). penurunan kognitif pada lansia jika dikaitkan dengan jenis kelamin, berdasarkan penelitian E Van Exel disimpulkan bahwa fungsi kognitif pada perempuan lebih baik dibanding laki-laki karena ada faktor risiko seperti penyakit kardiovaskular yang sering dijumpai pada laki-laki. Jika dikaitkan dengan tekanan darah, hipertensi meningkatkan risiko terjadinya mild cognitive impairment dan demensia. terdapat juga faktor Pekerjaan juga yang menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi penurunan fungsi kognitif pada lansia (Fazriana, 2017). Selain itu, aktivitas sosial dapat menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan fungsi kognitif (Hutasuhut, Anggraini, & Angesti, 2020). faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif umumnya dapat disebabkan juga oleh gangguan pada sistem saraf pusat yang meliputi gangguan suplai oksigen ke otak, degenerasi/penuaan, penyakit alzheimer dan malnutrisi. Dari faktor-faktor tersebut masalah yang sering dihadapi lansia yang mengalami perubahan mental (gangguan kognitif) diantaranya gangguan orientasi waktu, ruang, tempat dan tidak mudah menerima hal/ide baru. (albert & fredman, 2010 dalam Lestari W, 2013).
ADVERTISEMENT
Contoh kongkritnya seperti ini
Contoh konkrit yang dapat diambil yaitu merujuk ke salah satu jurnal penelitian yang dilakukan oleh Roring, Pertiwi&Mahara (2020). Studi ini meneliti fungsi kognitif pada lansia di Desa Sendangan, Remboken, Indonesia, dan menunjukkan tingginya prevalensi penurunan kognitif, dengan 94,9% peserta menunjukkan gangguan pada Montreal Cognitive Assessment (MoCA) versi Indonesia, dan 100% menunjukkan defisit dalam fungsi kognitif Tes Pembuatan Jejak (TMT). Tes Menggambar Jam (CDT) menunjukkan bahwa 49,2% mengalami gangguan kognitif, terutama menyerang mereka yang berusia 60-70 tahun, wanita, dan individu dengan tingkat pendidikan rendah atau memiliki masalah kesehatan seperti hipertensi. Penelitian ini menekankan perlunya penilaian kognitif rutin dan aktivitas untuk merangsang fungsi kognitif pada lansia, di samping pendidikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kognitif.
ADVERTISEMENT
Intervensi (apa yang bisa kita lakukan)
Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat dicegah atau diperlambat melalui berbagai bentuk intervensi. Beberapa intervensi yang efektif
Aktivitas Kognitif dan Sosial. Lansia yang secara teratur terlibat dalam aktivitas yang merangsang kognitif, seperti membaca, bermain teka-teki, atau melakukan hobi yang membutuhkan konsentrasi, menunjukkan penurunan risiko gangguan kognitif. Aktivitas sosial juga memainkan peran penting, seperti berinteraksi dengan teman, keluarga, dan terlibat dalam komunitas. Hal ini terbukti meningkatkan plastisitas otak dan memperlambat degenerasi kognitif. (Hutasuhut, Anggraini, & Angesti (2020),)
Latihan Fisik Teratur
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa latihan fisik, terutama aerobik seperti berjalan, bersepeda, dan berenang, dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang pertumbuhan neuron baru. Olahraga secara teratur membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, yang penting untuk menjaga fungsi kognitif pada lansia. (Fazriana (2017)
ADVERTISEMENT
Pola Makan Seimbang dan Suplemen Nutrisi
Intervensi diet sangat penting dalam mencegah penurunan kognitif. Pola makan yang seimbang, kaya akan antioksidan, asam lemak omega-3, dan vitamin (seperti vitamin B, C, D, dan E), dapat memperbaiki kerusakan sel saraf dan meningkatkan fungsi otak. Diet Mediterania, misalnya, telah terbukti efektif dalam menjaga kognisi lansia. Selain itu, suplemen nutrisi seperti vitamin D dan B12 juga direkomendasikan untuk mencegah penurunan kognitif.(Ratnawati (2017))
Pengendalian Penyakit Metabolik dan Hipertensi
Pengelolaan penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi melalui obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif. Lansia yang berhasil mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah mereka memiliki risiko lebih rendah mengalami demensia atau gangguan kognitif lainnya.
ADVERTISEMENT
Terapi Kognitif
Terapi kognitif merupakan intervensi yang melibatkan latihan untuk melatih otak lansia, misalnya melalui program pelatihan komputerisasi atau permainan yang dirancang untuk melatih ingatan dan kemampuan pemecahan masalah. Studi menunjukkan bahwa terapi ini membantu meningkatkan memori kerja dan kemampuan eksekutif, bahkan pada lansia dengan gangguan kognitif ringan. (Anggraini (2020), "Intervensi Kognitif pada Lansia)
Intervensi Psikososial
Dukungan psikososial, seperti konseling atau terapi kelompok, dapat membantu lansia mengelola stres dan depresi yang dapat memperburuk penurunan kognitif. Lansia yang mendapat dukungan emosional dari lingkungan sosial cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik, yang berdampak positif pada kesehatan kognitif mereka.